Langsung ke konten utama

Postingan

Terima Kasih 2023

Terima kasih 2023 Atas semua apapun yang aku terima. Semua memang tak berisi tawa, tetapi semua tentang menjadi dewasa. Terima kasih untuk semua rasa yang ada: sedih, bahagia, kecewa, marah, bangga, atau lainnya. Terima kasih pula untuk semua orang yang kutemui; yang tetap tinggal atau pergi, yang percaya atau menuding, yang mau mendengar atau tak peduli, yang menemani tertawa atau membuat menangis, yang memberi harapan atau mematahkan semangat, yang menghargai atau malah merendahkan. Terima kasih juga tuk semua hal yang datang ataupun lepas, yang kurang dan lebih yang kudapatkan. Aku tidak mungkin bisa membuat semua hal seperti mauku. Aku juga tidak mungkin menolak apapun yang menjadi takdirku. Tetapi aku bisa membuat diriku berdamai dengan semuanya 2024, harapku... Aku bisa lebih menyayangi diriku sendiri  Kamu hebat Kamu kuat Love yourself more 🤍🩷🖤 Welcome 2024, Akan kujalani hari 365 berikutnya dengan semangatku yang baru Bismillah........................
Postingan terbaru

Nikmat yang Tak Kau Syukuri

Hei you...... Apa kabar semuanya? sehat kan? Sekian lama mencari momen dan mood untuk bisa menulis lagi. Entah rasa malas selalu menggelayuti. Tangan selalu berat untuk menari di atas keyboard. Menyapa dunia, menuangkan ide dan perasaan. Yah, semua menjadi berat. Tapi kali ini, ada sesuatu yang ingin kutuliskan. Sesuatu yang kujadikan sebagai pelajaran hidup tuk hari ini. Semoga hari-hari berikutnya semangat kembali menghampiri ............................................................................................................................................................. Hari ini, aku pulang dengan suasana yang tidak baik-baik saja. Dengan suasana yang belum sepenuhnya kembali seperti sebelumnya ternyata menyadarkan bahwa tak ada hal yang akan kembali sama kalau sebelumnya pernah tak baik-baik saja. Apalagi dengan watakku yang keras dan idealis, banyak yang tidak bisa berkompromi dan banyak yang tidak bisa kukompromi. Satu hal yang hari ini membuat tidak baik-baik saja, yai

Hello, 2023

Teruntuk siapapun "you" yang melihat postingan ini: Semoga 2023 bisa menjadi lebih baik dalam artian perbuatan, bukan lagi kata-kata yang berujung sesal di penghujung halaman 365 bahwa hari terlewati begitu banyak dan begitu saja dengan alasan nanti. Padahal apa yang dianggap nanti belum tentu akan punya kesempatan nanti. Setiap detik berlalu adalah momen dan kesempatan yang unik. Tidak ada yang pernah sama persis. Jadi lebih baik sekarang atau tidak sama sekali!. Mencari dunia boleh saja, tetapi ingat akhiratlah yang abadi. Pontang-panting bekerja dan mencari rejeki tidak salah, namun ingat mengumpulkan bekal untuk dibawa mati jauh lebih utama. Peduli dengan orang lain itu penting, tetapi peduli dengan dirimu sendiri tidak kalah pentingnya. Peduli dengan apa yang diri butuhkan, peduli dengan lelahnya, peduli dengan keadaannya, dan terpenting peduli dengan kewarasannya. Jangan sampai mengejar ridho manusia membuat lupa untuk menengok diri yang lusuh berkejaran kesana-kemari.

Terima Kasih 2022

Kupikir, 2022 akan menjadi tahun penuh bahagia. Tak lagi diselimuti duka. Tak lagi menangis. Tak lagi mengeluh. Nyatanya, tetap saja sama. Meski telah berusaha semampuku berbuat yang terbaik, memperbaiki yang salah. Menjadi lebih bijak dan dewasa. Jalan yang kulalui tetap saja sama seperti biasanya. Dari sini, kusimpulkan beginilah hidup. Entah seberapa keras kita telah berusaha baik-baik saja dan bahagia, toh jalan sepanjang tahun tetap saja dalam cerita aneka rasa. Entah itu bahagia, tertawa, tersenyum, sumringah, sedih, kecewa, sakit, penuh keluh, terasa berat. Semuanya tetap saja hadir silih berganti. Apakah bahagia itu? Mestikah saat kita tertawa sepanjang tahun? Haruskah bahagia setiap hari? Rasanya mustahil. Maka bahagia itu bukan ketika kita selalu bahagia, tetapi saat semua rasa yang ada bisa kita hadapi dan kita peluk dengan sebaik-baiknya . Menerima segala apapun yang menghampiri. Bahkan rela memeluk luka seberapa pun dalamnya. Tak mungkin kita selalu akan baik-baik saja den

Dia Diambil Pemiliknya

Namanya Fernando. Nama yang awalnya hanya iseng dinamai. Allah menitipkannya kurang lebih setahun. Dari kucing yang entah dari mana, menjadi kucing yang selalu lengket. Manjanya minta ampun. Tetapi, dengannya setahun punya warna tersendiri. Beberapa hari lalu, dia sakit. 2 hari tidak kemana-mana. Entah juga sakitnya sakit apa. Suaranya pelan terdengar. Setelah agak baikan, dia pun pergi lagi seperti biasa. Pulang di pagi hari, namun kembali suaranya melemah. Sempat makan, tetapi 2 hari dia sama sekali tidak mau makan. Hingga kuputuskan minta ke adek untuk bertanya di dokter hewan. Disarankanlah vitamin dan juga agar dibawa periksa. Ada niat tuk periksa, tp berharap dengan diberikan vitamin sudah agak baikan. Sampai kemarin ke minimarket mencari makanan kucing yang mungkin akan dia makan. Maghrib dia pun dipaksa makan dan minum obat. Berharap akan baik2 saja. Sampai tengah malam, dia tidak tenang berpindah tempat dan posisi tidur. Tapi kelihatan makin lemah. Nafasnya pun mulai berat. Ku

Belum Sukses

Apa indikator dari sukses?. Adakah parameter yang jelas? atau siapakah yang berhak melabeli kesuksesan?. Hingga saat ini, sukses masih menjadi term yang penuh dengan tanda tanya. Semua tergantung sudut pandang seseorang. Ada yang sudah bekerja, tetapi karena bukan PNS atau bukan pekerjaan yang WOW kelihatan, pada akhirnya dicap tidak sukses. Ada pula yang pekerjaannya sudah lumayan baik, dengan gaji yang diatas rata-rata, namun karena belum menikah, dicap jugalah belum sukses. Ada juga yang sudah bekerja, sudah menikah, tetapi belum punya anak, juga tidak ketinggalan dari cap belum sukses. Ada juga yang bekerja di tempat yang keren kata sebahagia orang, tetapi posisi masih begitu-begitu saja, akhirnya tetap saja dicap belum sukses. Dan seabrek defenisi sukses versi manusia. Sampai kapan kita akan terus mendefenisikan sukses?. Apakah kita tidak lelah mengikuti semua mau manusia. Mengejar semua parameter yang ditetapkan. Memaksakan diri menerima cap bahwa diri belum sukses, hingga meraun

Bapak, Apa Kabarmu di Alam Sana?

Bapak.... Apa kabar di alam sana? Hari ini tepat 4 tahun yang lalu engkau pergi meninggalkan kami. Membawa seluruh kenangan bersamamu. Tak ada lagi yang kupanggil bapak. Saat itu, aku benar-benar merasa kehilangan. Dunia yang biasanya utuh menjadi runtuh. Tak ada lagi sosok yang kupanggil "bapak".  Sebagai anak perempuan, aku mewarisi banyak sifat darimu. Mungkin karena aku banyak belajar darimu banyak hal. Tentang kesederhanaan, idealis, juga sikap kerasmu tentang apa yang kau anggap sesuatu yang benar. Acapkali mengingatmu, terasa kembali ke masa kecil kami selalu menunggu kepulanganmu dari sekolah membawa beberapa batang bahkan terkadang sekotak kapur. Rasanya sangat bahagia. Belum lagi bubur buatanmu tiap pagi sebelum kami berangkat ke sekolah. Dan tentu pembelaanmu pada kami tiap kali kami dimarahi oleh ibu. Duduk depan rumah sambil menatap bintang adalah kebiasaan favorit kita. Bahkan pernah suatu waktu kita melakukannya di sungai saat malam karena kita semua kena marah

Ada yang tahu aku akan kemana?

Kemarin kalimat itu banyak berseliweran dimana-mana. Karena memang saya bukan orang yang tahu tentang berita artis, jadi tidak ngeh semua story dan status orang. Ternyata..... Innalillahi wa inna ilaihi rajiuuun.  اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ Sebuah kejadian yang kemudian mengetuk banyak hati bahwa kita sama sekali tidak pernah bisa menjamin hidup kita jam, menit, bahkan detik berikutnya. Bisa jadi kita terlihat bahagia dan tertawa di satu jam, menit, atau detik sebelumnya, namun setelahnya hanya Allah yang tahu. Amat mudah bagi Allah memulangkan kita. Dan kita sebagai manusia tidak pernah tahu kapan tepatnya waktu itu, apa asbabnya dan dimana tempatnya. Seberapa yakinpun kita akan melakukan sesuatu, semua belumlah kepastian. Bahkan saat ngantuk, pastikah kita akan sampai di tempat tidur yang ada di depan mata? belum tentu. karena masa depan itu hal yang ghaib walaupun itu hanya berjarak beberapa meter atau beberapa menit. Maka, yang paling dekat

Istiqomah dalam Hidayah

Hidayah itu mahal. Hanya dimiliki oleh orang pilihan. Tetapi kita tidak bisa hanya tinggal diam terpaku. Harus tetap dijemput. Karena terkadang signal dari-Nya sering datang, hanya saja kita yang tidak peka lalu mengabaikan. Atau bisa jadi karena masih merasa aman di zona nyaman. Hingga tak tergerak keluar dari kebiasaan.Mendapatkan hidayah adalah kekayaan yang tiada Tara. Saat dimana diri bisa sedekat dengan sang pencipta. Melaksanakan aktivitas dengan selalu berpatokan dengan semua aturannya. Kadar iman meningkat, proporsi ibadah meningkat, rasa nyaman yang memikat, dan keadaan yang tidak lagi bermaksiat. Aktivitas jadi lebih bermanfaat. Karenanya, tiap kita begitu bahagia tatkala disapa hidayah. Perjuangan mendapatkannya butuh proses yang luar biasa. Namun, sesulit-sulitnya mendapatkan hidayah, jauh lebih sulit untuk istiqomah. Bukankah memang bertahan lebih sulit daripada meraih. Kenapa? Karena terkadang setelah didapatkan sesuatu itu mudah berubah rasa. Entah karena bosan, godaan,

Isoman Hari ke-14

14 hari left.... Terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah memberikan support. Meskipun hanya sekedar bertanya : bagaimana kabar, Itu sudah cukup menjadi semangat dan menambah imun. Makasih kak Suriyanti atas support dan saran-sarannya, juga thank untuk adik dokter yang beberapa kali tempat curhat dan bertanya. Sedikit bercerita.... Tanggal 10 Agustus malam, badan mulai meriang, demam, sakit kepala, dan sakit persendian. Padahal siangnya sempat ikut rapat rutin SDM PKH. Memang sebelumnya keluarga di rumah sudah merasakan gejala, kecuali saya. Jadi saya harus sehat supaya paling tidak ada yang bisa kesana kemari. Nyatanya, saya tumbang juga. Entah terpapar di jalan, ataukah terpapar dari keluarga, wallahua'lam. Sebis amungkin tidak kemana-mana kecuali urusan kerjaan, pada akhirnya tumbang juga. Mungkin benar "Tiap orang akan isoman pada waktunya". Gejala awal yang muncul adalah demam apalagi pagi dan menjelang malam, sakit kepala, sakit persendian. Itu muncul di awal