Kesunyian kembali membingkai malam. yang terdengar hanya suara mereka di luar sana. sedang di sini, kembali ku mengingatmu ibu.. ayah..... kembali ku amat merindukanmu...... Kepala ini, rasanya ingin pecah, entah sejak kapan semua seperti ini. ingin rasanya berhenti dari rutinitas ini, tapi apalah daya, semua harus tetap aku jalani. aku masih harus bersabar. namun, sakit itu selalu saja menyita waktuku untuk berbuat. Rabb.. lagi-lagi, maafkan aku yang mengeluh. Rabb.. ku mohon kesembuhan dari-MU. Di tengah sakit kepala ini, ku dengar sebuah rekaman file, "puisi tentang ayah dan ibu". ku tahu, bulir itu akan jatuh, namun aku tetap ingin mendengarnya. semoga, aku bisa lebih baik dan mungkin saja bisa mengurangi sakit kepala ini. pelan.. ku putar dan ku dengarkan dengan seksama. kata demi kata begitu indah, dan tanpa ku perintah pun bayang keduanya bermunculan silih berganti. ayah.. ibu.... Ah.... mestinya aku lebih bersyukur, masih memilikimu dengan lengkap. walau d
Mengukir sejarah dengan pena. Membentuk peradaban dengan ide. Tinggalkanlah jejak dan mimpimu dengan tulisan. Dengan begitu, benar bahwa engkau pernah ada.