Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Perumpamaan Sebatang Pensil

Pembuat pensil itu menaruh pensil yang baru selesai dibuatnya ke samping sebentar, sebelum ia memasukkannya ke dalam kotak. Ada 5 hal yang perlu kau ketahui, katanya kepada pensil, sebelum kau kukirim ke seluruh dunia. Hendaknya kau ingat selalu pesanku berikut ini, dan jangan sampai lupa. Yakinlah kau bakal berhasil menjadi pensil yang terhebat. SATU: Kau bakal bisa melakukan banyak hal besar, tetapi hanya bila kau mau membiarkan dirimu dipegang dalam tangan seseorang. DUA: Kau akan menderita tiap kali engkau diruncingkan, tapi kau butuh itu agar bisa menjadi pensil yang lebih baik. TIGA: Kau bakal bisa mengoreksi tiap kesalahan yang mungkin kau lakukan. EMPAT: Bagian terpenting dari dirimu adalah apa yang ada didalam. DAN LIMA : Pada tiap permukaan di mana kau dipakai, tinggalkanlah jejakmu. Apapun kondisinya, kau harus terus lanjutkan menulis.

IKHLAS ITU . . .

IKHLAS ITU . . . menentukan diterima atau tidak diterimanya aktivitas kita sebagai ibadah...Karenanya... pastikan ia senantiasa menyertai setiap aktivitas kita Ikhlas itu…. Ketika nasehat, kritik dan bahkan fitnah, tidak mengendorkan amalmu dan tidak membuat semangatmu punah. Ikhlas itu… ketika hasil tak sebanding usaha dan harapan, tak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dalam kesedihan. Ikhlas itu… Ketika amal tidak bersambut apresiasi sebanding, tak membuatmu urung bertanding. Ikhlas itu… Ketika niat baik disambut berbagai prasangka, kamu tetap berjalan tanpa berpaling muka. Ikhlas itu… Ketika sepi dan ramai, sedikit atau banyak, menang atau kalah, kau tetap pada jalan lurus dan terus melangkah. Ikhlas itu… ketika kau lebih mempertanyakan apa amalmu dibanding apa posisimu, apa peranmu dibanding apa kedudukanmu, apa tugasmu dibanding apa jabatanmu. Ikhlas itu.. ketika ketersinggungan pribadi tak membuatmu keluar dari barisan dan merusak tatanan. Ikhlas itu…

Whatever That

Pemirsa sekalian........... hehehhe.... Maaf, afwan, sorry jika akhir-akhir ini memposting tulisan yang galau-galau terus. maklum, lagi musim.... eh, apa yah? entahlah namanya apa. but, whatever that, syukran for all yang masih mau membaca tulisanku. trima kasih atas keluargaku terutama ibuku yang selalu memberikan inspirasi kepadaku, memberikan kekuaatan, dan dorongan. kesedihan sirna meihat wajahmu. saya bersyukur menjadi anak darimu. semoga Allah akan selalu menyayangimu. syukran tuk ayahku.. leaki hebat.. lelaki yang masih kupercaya dibandingkan lelaki lain. lelaki penyayang, tegas. saya akan selalu mengenang bagaimana dahulu masa kecilku penuh dengan kasih sayangmu. kini di usia tuamu, semoga kesehatan sellau menyertaimu, engkau selalu diridhoi, dan Allah berkenan memaafkan segala kesalahanmu di dunia.

Keterpilihan atas Pilihanmu

Keterpilihan atas pilihan yang engkau pilihkan runtuh seketika. Tahukah bahwa keterpilihan itu melawan egoku? Melawan idealismeku, melawan silaturrahimku? Mencoba angkuh dalam topeng keyakinan. Mengambil bagian meneriakkan dengan lantang atas keterpilihanku. Sekarang ia sudah runtuh. Luluh lantak tak berbentuk. Mungkin sebentar lagi akan menjadi belati yang akan berbalik menghukumi keterpilihanku.  Mataku terpejam tapi sama sekali tidak tidur. Senyum menghiasi wajahku. Tapi tidak untuk seonggok daging dalam diriku. Aku mengatkan rapopo tapi nuraniku mengatakan raisopopo. Aku bersabda tuk sabar tapi sabda kemanusianku ingin menghujat. Ahhh.. kata temanku menyumpahi.. 

Hujanlah....

Ya Rabb. Kucoba tuk selalu berpikir positif dan tetap memupuk harapanku. Tapi rasanya makin kesini makin sakit yang mengintai. Yang kudapatkan hanya angan kosong, harapan palsu, dan tidak dianggap. Aku hanya angin lalu, datang sjenak kemudian berlalu. Tak sedikit pun pada akhirnya aku dihargai perasaanku. Mungkin apa yang dulu pernah ada hanya goyunan atau ngigauan belaka. Rabb.. hanya padaMu kusandarkan hatiku. Jika kembali sakit yang harus kuterima, tolonglah aku. Dan izinkan aku bersandar padaMu. Aku rapuh.. aku lemah.. dan maaf jika kembali tangisan sama kuhadirkan di hadapanMu. 

Ibu.. Perempuan Terhebat.

Jangan pernah meremehkan seorang ibu rumah tangga. Mengapa? Bukan karena mereka tinggal di rumah berarti mereka bukan orang yang uebat. Justru mereka adlah orang yg hebat. Bersyukurlah menjadi seorang ibu dan wajarlah jika Allah mengatakan bahwa syurga ada di telapak kaki ibu. Patuhi ibumu... ibumu.. ibumu... bapakmu. Betapa seorang ibu rumah tangga setiap harinya menenggalamkan diri dalam rutinitas pekerjaan rumah. Itu bukan hal mudah. Melelahkan.. sangat melelahkan.. membosankan bahkan apalagi jika tidak dibarengi dengan keikhlasan. Jangan kira menyapau, memasak, mencuci, membuat sarapan, membersihkan tempat tidur, menyetrika tidak melelahkan. Saya yang akhir-akhir ini tingggal di rumah meraskan hal melelahkan itu. Rasa bosan dan malas selalu menyerang. "Mungkin sampai sekarang belum diizinkan menikah, karena kalau menikah trus malas dan bosannya kayak gini macam mana?". Itu pikirku. Maybe..... Bukankah Allah akan memberikan qt sesuatu ketika qt sudah dianggap sa

Dunia ini Sempurna

Allah sungguh sutradara terhebat. Apa yang kita alami seyogyanya adalah terpaan buat kita supaya bisa lebih kuat dan hebat. Tak ada yang sia-sia dari setiap yang kita temukan dalam hidup jika kita bisa mengambil hikmahnya.    Dahulu, mungkin kita punya sejuta impian dan harapan. Tapi bisa jadi yang terjadi jauh dari sasaran. Kenapa? Bisa jadi kita mesti melalui sebuah terpaan barulah boleh menuju sasaran kita. Bersabarkah kita? Menjadi guru di sekolah dasar adalah hal yang tak pernah terpikirkan. Mencoba memikirknnya pun rasanya enggan. Ada rasa enggan. Rasa malu bisa jadi ada. Dan rasa tak mampu tuk berada di lingkungan anak2 karena selama ini jauh dari lingkungan itu. Tak dekat dengan anak2. Tak tahu mengurus anak2. Tak tahu bahkan hanya sekedar merayu, membelai, dan mengambil hati mereka. Rasanya tidak tahu. Apa yang terjadi?

Euforia pemilu....

9 April menjelang. Kasak-kusuk semakin kelihatan. Caleg pun semakin uring2an. Indonesia menuju masa baru. Kali ini tak bisa menjadi jilid 3. Mau atau tidak jilid 2 mesti rela melepaskan jilidannya. Memberikan yang nanti jd pilihan rakyat atau mungkin yang memaksa rakyat tuk memilihnya. Wallahu'alam. Banyak harapan terpanjatkan. Keinginan tuk melihat indonesia menjadi lebih baik menjadi nyanyian anak bangsa. Apa iyya? Bukankah anak bangsa sekaraag lebih banyak yang autis? Sibuk dengan gemerlap sosial media yang lebih bisa menularkan tawa dibandingkan mikirin keadaan negara yang sudah tertatih. Palingbtidak, masih ada yang memikirkan negeri ini jadi lebih baik. Jadi terbaik. Apa mau mengatakan indonesia yang baru lagi? Sampai kpan negara ini mesti didaurulang? Kapan majux kalau selalu ingin yang baru? Itu pikiranku. Hahaa.. ngerti apa aku dengan semua itu?

just ilution, and really...

Meski kutahu itu hanyalah ilusi. Hanya halusinasiku yang coba ku abstrakkan. Hanya semu dan tak mungkin. Yah... aku sadar akan hal itu. Dan aku jg mncoba berpikir logis tuk tidak egois pada orang lain. Biarlah kunikmati kesemuan ini. Meski smw yg kujalani yang kuterima bahkan tawa yang kutampakkan adalah kesemuan semata. Biarlah... aku hidup dalam kesemuan pikirku sendiri. Kuiringi kesedihanku dengan kesemuan. Kuhadiahi dengan senyum   abstrak tanpa makna. Karena kelu tuk memberikan makna akan semua ini. Kelak ketika fakta terkuak, mungkin senyuman semu ini tak bisa kuhadirkan.  Biarlah saat ini aku bermain dengan kesemuan itu. Akan kucoba tetap tersenyum dengan Manis meski aq tahu semua tidak mungkin jadi kenyataan...... Harusnya bisa rasional, namun lebih banyak yang menjalaninya secara irrasional. Walaupun hanya fatamorgana. Trima kasih atas snyum yang pernah kusunggingkan

Edisi Galau Hahahahaha... #iseng

Menertawai diri sendiri. Uring-uringan sendiri. Ketawa menangis tersenyum sendiri membayangkan irrasionalx pikiranku. Entah dimana kamus cuek yang slama ini kugenggam. Kali ini termentahkan dengan halusinasi yang membabibuta. Hahaha.... aku ingin menertawai diriku.. sosok yang jadi serba tak rasional. Lebih banyak berhayal dan berharap. Tapi sayang. Smua juga hanya jadi kosakata umpama dan andaikata. Berada dalan ruang ilusi perasaan yang mengungkung dan membajak. Sadarlah... yang kamu lakukan sama sekali tak berguna. Biarpun air mata mu selalu berlinang, pesanmubselalu terhantar, doamu selalu terpanjatkan, hayalmu slalu menghiasi.. tak mengubah apapun.. dan tak ada pengaruh apapun. Mengapa masih ngotot???