Pernahkah memasukkan air ke dalam gelas
yang telah berisi penuh? Atau mengisi botol yang telah berisi penuh? Apa yang
terjadi?. Kita pernah mendengar ungkapan bahwa: percuma menuangkan sesuatu ke
dalam gelas yang telah berisi penuh. Akan sia-sia karena hanya akan tumpah.
Tetapi menurutku tidak seperti itu. Tidak selalu mesti berhenti melihatnya
seperti itu. Tak selalu harus memikirkannya seperti itu. Ada juga yang mengatakan bahwa, iblis yang berpakaian
malaikat pun tidak akan merubah iblis menjadi malaikat. Artinya, seseorang yang
telah jahat biar bagaimana pun akan tetap jagat. Itulah takdirnya. Itulah nasibnya.
Dan orang yang telah diliputi kesedihan tidak bisa menghindari kesedihannya,
orang yang diliputi kemarahan tak dapat ditahan kemarahannya, orang yang
terlanjur sulit akan seperti itulah hidupnya, orang yang sekarang senang dan
bahagia akan selalu menjadi orang yang bahagia, orang yang sudah kaya akan
selalu kaya seterusnya, orang yang terlanjr berkubang dalam kejahatan tak punya
peluang menjadi baik, orang yang telah tampak baik sudah pasti akan selalu jadi
baik. Lagi-lagi, saya tidak berpikir seperti itu.
Begitupula dengan
kehidupan. Tak bisa dijust bahwa bagaimana hidup orang saat ini maka akan
seperti itulah selamanya. Jika kehidupan seseorang sampai saat ini pun selalu
diliputi dengan kesusahan, masalah, atau kesedihan belum tentu seterusnya akan
sama. Sama dengan orang yang telah hidup bergelimang kekayaan, kemewahan, dan
kebahagiaan, tidak dapat disimpulkan bahwa kehidupannya sampai akhir akan sama
seperti itu. Ada banyak penyebab yang dapat membalik fakta. Banyak kejadian yang
dapat mengubah nasib. Maka jangan berbangga dulu.Jangan menjust dulu. Jangan puas
dulu. Hidup akan selalu bergulir, seperti kata pepatah “hidup itu bagai roda,
kadang di atas kadang di bawah”.
Hal ini juga berlaku
untuk sebuah perasaan. Untuk sebuah hati. Jika hati anda saat ini diluputi oleh
kebahagiaan, tiap harinya hanya ada kebahagiaan, maka itu bukan alas an untuk
mengatakan bahwa selalu akan seperti itu, atau tak aka nada yang bisa mengubah
kebahagiaan itu. Meski kesedihan datang, tak akan mengubah apa-apa. Belum
tentu. Jika hati dan perasaan diibaratkan seperti botol tadi yang telah penuh
dengan kebahagiaan, bisa jadi suatu saat akan ditumpahkan dan dipaksa keluar
oleh kesedihan. Apalagi jika kesedihan datang terus menerus. Atau rasa laian
yang datang menghampiri terus menerus. Entah dendam, iri, dengki, amarah, dsb.
Pun sama dengan jika hati anda telah diliputi oleh banyak kesedihan, bukan
sebuah kesia-siaan jika mencoba untuk berbahagia. Jangan berpikir bahwa hanya
sia-sia melakukan apapun, hati telah dipenuhi dengan kesedihan tak punya efek
apa-apa meski diberikan kebahagiaan. Bukan..bukan seperti itu. Meski selama ini
telah diliputi kesedihan, namun jika terus menerus mencoba, mendapatkan,
diberikan kebahagiaan maka kesedihan yang telah memenuhi hati tadi akan
terdorong keluar dan tergantikan dengan kebahagiaan.
Bagaimana halnya dengan
sifat baik dan buruk?. Tentu akan sama saja. Jika seseorang telah lama dan
selalu berkubang dalam kejahatan, kemaksiatan dan keburukan, belum tentu sampai
akhir akan selalu seperti itu. Atau bukan berarti taka da peluang baginya untuk
menjadi orang baik.Atau tak mungkin dia menjadi sosok yang berbeda. Terlanjur
bejat akan selamanya bejat. Terlanjur penjahat akan selalu jadi penjahat. Siapa
yang tahu esok hari? Yang penting adalah tak ada alasan tuk berusaha menjadi
lebih baik, asal berusaha tentu kemungkinan itu aka nada. Bukankah hidayah itu
bukan datang begitu saja jatuh dari langit? Hidayah itu perlu diperjuangkan. So,
meski hidup telah dipenuhi oleh kejahatan sampai setinggi langit pun, bukan tak
mungkin mengeliminasinya dan menggantinya dengan kebaikan. Teruslah berusaha
memasukkan, melakukan kebaikan. Mungkin tak serta merta, namun sedikit demi
sedikit akan terganti dengan kebaikan. Bukankah Allah Maha Pemurah?. Meski
kejahatan setinggi langit, Allah punya ampunan seluas langit.
Menjadi orang yang selama
ini baik. Apakah akan bertahan selamanya seperti itu? Belum tentu. Meski dirimu
selama ini dipenuhi raport kebaikan, maka raport itu tidak akan bertahan hingga
akhir jika tak berusaha terus menerus melakukan kebaikan. Meski 20, 30, 40
tahun telah menjadi orang baik, namun jika saat ini sedikit demi sedikit, satu
persatu atau serta merta melakukan keburukan, kebaikan itu akan terganti,
terbuang, dan terhapus dengan kejahatan yang dilakukan. Baik bisa menjadi
buruk. Buruk bisa menjadi baik. Meski telah penuh, jangan bangga dulu. Selagi
masih hidup, perjuangan tuk selalu menjadi baik akan terus dibutuhkan.
Maka berdo’alah kepada-Nya
agar senantiasa ditetapkan dalam hati penuh kebaikan. “Yaa muqallibal qulub,
tsabbit qolbi ‘aladdinik. Yaa musarribal qulub tsabbit qolbi ‘alatthoatik”.
*Yaya Afifatunnisa*
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar