Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Met Milad IPM-ku

18 Juli.... Siapa yang nggak tahu tanggal itu? itu tanggal apa? wah... bagi yang nggak kenal itu tanggal apa berarti ada yang kurang dalam hidupnya. Ada keseruan dalam hidup yang tidak ia nikmati. Masa sih? ya iyalah.... saya sudah buktikan..! saya sudah memilih! dan kamu..? Ini apa sih? hehehe... keep calm dong. ini tentang sesuatu yang penting bagiku. bagimu, dan bagi kita yang sudah berjumpa dan jatuh cinta padanya. makanya, bagi yang belum dan tidak berjumpa dengannya, rugi loh #provokator.com. yah, dia penting bagiku, berharga bagiku. aku menyukainya. aku mencintainya. aku menyayanginya. dan aku sering merindukannya. kalau saja waktu bisa diatur seenak hati manusia, maka mungkin akan kuatur umurku untuk stagnan di waktu aku banyak bercengkrama dan bermesra dengannya. aku ingin berlama-lama dengannya menikmati banyak keceriaan, pengalaman, pelajaran dan juga pendewasaan. nah, seru kan...?

Frame Pulkam Part 2

This the moment in Lebaran Idul Fitri 1436 H. Happy Ied Mubarak....

Frame Pulkam Part 1

Ini tentang kutipan kameraku pulkam lebaran kali ini. hehhe... maklum, lagi mencoba geliat kameranya Lenovo. Silahkan dilihat hasilnya..   

Jangan Pernah Menilai Seseorang Dengan Melihat Masa Lalunya

Ust. Firanda Andirja, حفظه الله تعالى Betapa banyak diantara kita yang memiliki masa lalu yang kelam… jauh dari sunnah… jauh dari hidayah… tenggelam dalam dunia yang menipu… terombang-ambing dalam kemaksiatan yang nista… Bukankah banyak sahabat radhiallahu ‘anhum yang dahulunya pelaku kemaksiatan… peminum khomr… bahkan pelaku kesyirikan? Akan tetapi tatkala cahaya hidayah menyapa hati mereka, jadilah mereka generasi terbaik yang pernah ada di atas muka bumi ini.

4 CIRI ORANG YANG DIBERKAHI ALLAH

Oleh: Ustadz Muhammad Wasitho, MA, حفظه الله تعالى Bismillah. Allah Ta’ala berfirman menceritakan perkataan Nabi ‘Isa Alaihissalaam: (وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ) Artinya: “Dan Dia (Allah) menjadikanku sebagai orang yang diberkahi dimanapun aku berada.” (QS. Maryam: 31)  

Media sosial, makin sosial atau individualis?

Media sosial sudah menjadi gaya pop sekarang ini. Hampir bisa dikatakan bahwa semua orang yang kenal dan berinteraksi dengan dunia maya mempunyai akun media sosial entah itu facebook, twitter, instagram, path, line, dll. Hingga dunia pun berubah. Kebisaaaan, pengetahuan, bahkan silaturrahim pun punya gaya baru. Meski tak ketemu di dunia nyata, ada dunia maya yang bisa jadi pelipur. Apa sih yang tidak saat ini? Bukan hanya mengandalkan sms atau telpon, sudah ada media yang semakin membuat dunia makin sempit, jarak makin dekat, dan pengetahuan makin mudah. Itulah keuntungan dari perkembangan teknologi. Bukan hanya itu, sekarang janjian pun tak lagi khawatir tidak ketemu, kesasar atau apalah. Ada medsos bisa jadi media bertukar info dan tempat, ada map yang bisa jadi pemandu. Ingin tahu kabar teman pun tak lagi bersusah payah ngirim surat yang sampai berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Tinggal online, buka medsos, maka lihatlah status teman-teman kita. Teman yang terpisah dengan

Dewasakah Anda?

“Menjadi tua adalah keniscayaan, namun menjadi dewasa adalah pilihan” Betulkah pepatah di atas? Artinya dewasa itu bukan hal yang given dong? Mesti diusahakan dan dipilih? Menurutku pun begitu. Kita bisa melihat di sekeliling kita, ada orang yang umurnya sudah lumayan, tetapi perilaku masih seperti anak SD yang suka ngambek, manja dan bergantung pada orang lain. Namun adapula yang umurnya masih dianggap usia kemarin sore, namun begitu bijak menyikapi sesuatu. Umur tak menjamin kedewasaan seseorang. Jangan berharap bahwa dengan semakin bertambah umurnya, maka dengan sendirinya akan dewasa. Dewasa itu perlu diperjuangkan. Meski telah banyak makan asam garam kehidupan, jika tak mengambil pelajaran apa-apa, atau tak berpikir hikmah apa yang bisa diambil, asam-garam itu justru “megasinkan” dan “mengasamkan” cara berpikir dan berperiakunya. Tak ada perubahan sikap. Tak ada perubahan cara pandang. Menghadapi dan melalui hal yang sama dengan cara yang sama berkali-kali. Tak ada inov

Mengapa Kepahitan tak lagi terasa?

Aneh, mengapa sambel yang kemarin kumakan tak terasa pedas lagi seperti kemarin?. Padahal ini berasal dari botol yang sama. Ada apa? Mungkinkah karena kemarin telah ada rasa pedas yang melebihi ini telah kunikmati?. According to me, this is not my apologized. Kemarin, ada sambel yang sangat pedas memangusik rasaku. “ayam rica-rica”. Yup, tentu saja pedas. Saking pedasnya, mesti mengambil nafas berkali-kali saat ke-pedasan itu tak tertahan. Meski peadas, tetap saja lanjut makan dan tidak peduli dengan nasi dan sayur yang tersenyum dari tadi ingin disantap. Katanya, saya khusyuk makan dan menikmati sensasi pedasnya. Ini nih yang namanya tobat cabe. Meski kepedasan, tetap saja dilanjutkan, tetap saja kalau makan lagi cari cabe :D. Lalu apa hubungannya? Bukan hubungannya dengan menu makanannya, tetapi pada rasa pedasnya. Karena telah merasakan sensasi pedas yang luar bisaa, ,maka pedas di bawah levelnya jadi tidak terasa. Tak jadi jadi masalah. Begitu pula dengan hidup. Merasakan kepahita

Ujian tesis sang ketua tingkat + Bukber

Alhamdulillah, tanggal 10 Juli 2015 menjadi momen bersejarah bagi kami anak Pasca UNM khususnya kelas B 2011. Betapa tidak, ketua tingkat kami yang sudah seperti bapak bagi kami akhirnya melaksanakan ujian tutup tesis. Alhamdulillah satulagi master Pendidikan Matematika telah tercetak. Semoga ilmu yang didapatkan semakin bermanfaat untuk sesama.  "Barakallah ya pak. semoga semuanya penuh berkah. Dan syukran juga, kami para tim hore ditraktir buka bersama. insya Allah double berkah. aamiin yaa Rabb". 3 tim hore ujian tesisnya pak Khaeril

Bias Rasaku

Saat rasa iri ini menyapa dan menodong tuk ikut meratapi nasib, maka hantamlah dengan mengingat semua nikmat yang telah Allah berikan kepadamu. Sungguh, ada banyak nikmat yang tanpa kau sadari telah kau rasakan. Kau hanya perlu berusaha, bersabar dan bertawakkal. Akan ada bagianmu. Akan ada untukmu. Akan ada waktumu. Tempat, hal dan waktu tidak akan tertukar. “fabiayyi alaa irabbi kumaa tukattsiban” “Nikmat Allah yang manalagi yang akan kau dustakan?” #maafkanhambayangterjeratiripadaoaranglain #silent #ramadhanformuhasabah 

Bukber ciku2.com + 3 kurcaci :D

Umy, Indah, Nabila, Yaya

Ketika Iri Menyapa

Ketika rasa iri begitu pelan merayapi. Apa yang mesti dilakukan? Iri adalah ekspresi diri. Namun, acapkali iri sering dikonotasikan negative oleh orang. Padahal ada juga iri yang baik. Apakah itu? Ketika iri kepada orang lain yang melakukan amal kebaikan, iri terhadap keberhasilan orang lain, dan iri terhadap kesuksesan orang lain. Loh kok? Tapi, bukan berarti dengan iri itu membuatnya mencaci, mengejek, menjatuhkan, atau hal lainnya. Tapi rasa iri yang dimiliki membuatnya juga terpacu untuk melakukan hal yang sama atau lebih dari itu. Itulah iri yang baik. Ketika melihat orang lain bersibuk ria dengan amal kebajikannya, maka dibenaknya muncul rasa iri untuk juga melakukan amal kebajikan. Melihat orang mendapatkan kesuksesan, juga terbetik iri padanya untuk meraih kesuksesan pula.

Hei Hujan....

Hei, hujan… mengapa kau datang dan pergi tanpa permisi? Tak lihatkah bumi begitu rindu tuk disapa olehmu? Tak dengarkan jeritan makhluk bumi yang ingin bersua denganmu? Mengapa kau datang jika hanya membuat rindu semakin membuncah? Tak rindukah kau? Tak inginkah kau menyirami kehidupan?

Ramadhan 1436 H

Ramadhan kembali menyapaku. Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan dan nikmat kepadaku tuk bertemu ramadhan. Dan tentu seperti kebnyakan orang, ramadhan itu selalu membawa rindu. Rindu akan suasana yang selalu diwarnai dengan kebahagiaan dari sahur sampai sahur kembali. Semua aktivitas penuh warna dan penuh cerita. Bukan hanya suasananya yang memang menyenangkan, tetapi juga sering terbawa paa romantisme masa kecil atau romantisme bersama keluarga. Juga ramadhan selalu menyisakan harap agar bisa menjadi insan yang fitri, bersih dan kembali bagai bayi yang baru lahir. Terhapus dari dosa-dosa yang dilakukan. Ini juga telah dikatakan oleh Rasulullah bahwa: celakalah barang siapa yang bertemu dengan ramadhan, namun dosa-dosanya tidak terampuni. Betapa berharganya bulan ini.