Langsung ke konten utama

10 Agustus 2015

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin. Syukur tak terhingga ke pada-Mu ya Rabb. Syukran atas segala yang masih mengalir untukku. Nikmat sehat, nikmat kebahagiaan, nikmat dunia, dan tentu nikmat iman. Semoga hamba menjadi orang yang selalu bersyukur.
Ya Rabb, kembali hari yang Engkau tetapkan sebagai hari kelahiran bagiku kembali akan hadir. Tak terasa telah lama hidup di dunia ini. Menikmati segala kesenangan dunia. Namun tetap saja ada ketakutan yang selalu menjalariku. Aku takut jika, umur yang telah Engkau berikan tidak menjadikan hamba mempunyai bekal yang akan dibawa ke negeri akhirat. Aku takut menjadi manusia yang lalai akan nikmat umur. Diberikan umur yang panjang, namun tak sebanding dengan persiapan amal yang akan dibawa. 
Semoga umur ini tak sia-sia. Semoga umur ini berberkah. Semoga umur ini punya manfaat. Aku pun takut menjadi hamba yang celaa hidup di dunia. Ketika hidup hanya berlumuran dosa, dan meninggalkan dunia tanpa pengampunan dari-Mu. Sungguh banyak ketakutan ini. Terlebih, takut menghadap-Mu dengan segudang keburukanku. Maka, jadikanlah hamba orang yang senantiasa bisa memuhasabahi diri, bisa memperbaiki diri, dan selalu memohon ampunan-Mu. Karena, setangguh dan sekuat apapun manusia, taka da yang bisa mengalahkan kuasa-Mu.
Ya Rabb, sepanjang perjalanan hidupku, ampunilah segala kesalahan kejahatan, kemaksiatan, keangkuhan, amarah, dendam, dengki, kasar, dan khilafku. Maafkan pula, jika hamba sering mengeluh, mengadu atas masalah di dunia yang kupijak. Semoga dengan semakin bertambahnya umurku, menjadikanku lebih dewasa dan bijak dalam bersikap.
Ada banyak cita dan asa yang kuadukan kepada-Mu. Semoga Engkau berkenan mengabulkannya. Apapun itu, aku yakin Engkau tak pernah dzalim pada hamba-Mu. Apapun itu, itulah yang terbaik menurut takaran-Mu. Maafkan jika keluhan masih sering menyertai hari-hariku. Meski tak kulisankan, Engkau mendegar pinta, harap dan do’aku. Semoga Engkau berkenan mengijabahnya.
Ya Rabb, syukran atas hari , tanggal, dan moment ini. Barakallahu fi umrik for myself. May Allah always loving, blessing, and missing me. “yaya, semoga kau makin dewasa dan bijak. Bukan karena umurmu yang semakin menua, tetapi karena kesadaran dirimu untuk mendewasakan diri”.
GIL, 10 August 2015, 00.48 am.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap