Langsung ke konten utama

Mars Muhammadiyah Selalu Sukses

Sang surya telah bersinar
Syahadat Dua Melingkar 
Warna Yang Hijau Berseri
Membuatku Rela Hati

Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku

Di Timur fajar Cerah Gemerlapan
Mengusir Kabut Hitam
Menggugah Kaum Muslimin
Tinggalkan Peraduan

Lihatlah Matahari Telah Tinggi
Di Ufuk Timur Sana
Seruan Illahi Rabbi
Sami'na Wa Atho'na


Ya Allah Tuhan Rabbiku
Muhammad Junjunganku
Al Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku

Ada apa dengan lagu ini? Meski sering mendengarnya, mengapa setiap kali mendengarnya mata ini selalu berkaca-kaca bahkan menangis. Lagu ini selalu sukses membuatku selalu tergetar saat mendengarnya, seolah lagu ini adalah lagu panggilan jiwa. Mungkin terkesan cengeng atau apalah, tetapi begitulah adanya. Ketika mendengarnya, banyak hal yang berkelebat. Yang paling pertama berkelebat adalah potongan kenangan saat pertama kali bergabung di ortom muhammadiyah yaitu saat mengikuti TC TM 1 IRM. Dan yang menambah mata akan sembab dan bergetar, ketika tiba pada lirik "Ya Allah Ya Allah Tuhan Rabbiku. Muhammad Junjunganku. Al Islam Agamaku. Muhammadiyah Gerakanku". Kata-kata itu terdengar sangat indah dan mengetuk-ngetuk sanubari. Kalimat ideologis yang menyadarkan kepada kita bahwa hidup kita adalah perjuangan. perjuangan dengan penuh kesadaran bahwa ada Allah sebagai Tuhan, Rabb, Sesembahan satu-satunya yang harus terus kita esa-kan dan kita sembah. Rasulullah, sebagai sosok teladan yang harus kita cintai, kita contohi dan kita ikuti perjuangannya. Islam sebagai agama yang kita yakini, yang kita berjuang di dalamnya, yang syariat di dalamnyalah yang harus kita ikuti. Dan Muhammadiyah, sebagai wadah untuk berjuang. Kita telah menghibahkan diri kita untuk semua itu. Menghibahkan diri menyembah Allah. mencontohi Rasulullah, Mengikuti syariat islam, dan berjuang melalui muhammadiyah. Bukankah benar bahwa maknanya memang dalam?.

Ah, lagu ini selalu membuatku berkaca-kaca. Selalu membuatku bertanya-tanya, benarkah perjuanganku menghibahkan diriku telah kulakukan sepenuhnya?. Yah, muhammadiyah bukan satu-satunya wadah berjuang menegakkan agama islam. Dan bukan bahwa di luar muhammadiyah adalah salah. Atau, bukan pula hanya yang ada di Muhammadiyah yang benar. Muhammadiyah hanyalah wasilah, hanya media bagi kita berjuang menegakkan agama islam. Melalui apapun kita, yang jelas kelak Allah meminta pertanggungjawaban, apa yang telah kita perbuat dalam hidup kita. Inilah, jalan yang kupilih. Inilah wasilah untukku menghibahkan diri untuk Rabb-ku, mencontohi Rasulku dan juga mengikuti tuntunan agamaku. 

Seperti saat itu, penutupan musywil Muhammadiyah dan 'Aisyiyah sulsel di Palopo beberapa hari lalu, mataku tak bisa kubendung untuk berkaca-kaca, kala mendengar lagu itu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap