Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Sendiri

Kupikir, kesendirian mampu membuatku tertawa dan bahagia. Kuanggap, kesendirian mampu membuatku lebih tegar. Kukira, kesendirian mampu kupenuhi semua keinginanku. semua.. adalah anggapanku. apakah benar...??? Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kurenungi dengan pilihanku. dengan sikap tegasku. dan berharap saya akan tersenyum menangis bahwa saya bisa mewujudkan harapanku. saya tak pernah menganggap bahwa ini adalah pilihan egois. kuyakini ini adalah hakku dan keharusanku. Lagi..lagi.. semua berstatus hanya perkiraanku saja. Nyatanya, waktu tak menunggu lama tuk kusimpulkan bahwa semua hanyalah keegoisanku. Atau lebih kasarnya bahwa semua karena inginku lari dari kenyataan. Lihatlah... aku tak menemukan wajah sumringah seperti yang kuharapkan. 

Ukhuwah yang Membuat Iri

Hari ini, aneka rasa, aneka hal yang ingin dikatakan. tetapi dengan segala rasa itu, justru membuat tak sepatah kata pun bisa keluar dari mulutku. Disini ada rasa bahagia, sedih, marah, kecewa, salut, bangga, dan motivasi. semua bercampur aduk dan mengaduk-aduk perasaanku. Namun, dari keseluruhan perasaan itu, satu hal yang ingin kulukiskan besar-besar bahwa "ukhuwah itu memang indah". dan bahwa benar persaudaraan yang diikat oleh tali Allah akan selalu kokok dan merapuhkan. Seperti saat ini, saya percaya inilah namanya ukhuwah islamiyah yang sesungguhnya. Kekerabatan yang bukan diikat karena hubungan darah. namun, mampu mempolesnya menjadi lebih indah dari hanya sekedar persaudaraan keluarga. 

Sakit Yang Dihindari

Apakah Bintang Pasti Terang?

Rumus kehidupan Selalu Begitu

Bukankah dalam kehidupan memang penuh dengan kosakata "datang dan pergi"?. Dan bukankah juga kita semua akan pergi dan ditinggal pergi?. Rumusnya selalu saja begitu. Kalau bukan kita yang meninggalkan, maka kitalah yang ditinggalkan. adakah rumus lain?:-( Inilah hidup. terkdang kita mesti ditodong dengan pilihan-pilihan buah simalakama. Yang dibutuhkan kemudian adalah kedewasaan, dan kelegowoan. Bisakah kita..???

Hijab I’m in Love

Bismillahirrahmanirrahim.......... Seorang anak kecil di sebuah kota kecil. Setiap hari nampak bersorak sorai, berlarian kesana-kemari. Saya adalah anak yang tomboy, mungkin karena keadaan yang membuatku seperti itu. Saya enam bersaudara, namun hanya dua yang perempuan, sedangkan saya dan kakak perempuanku terpaut lima tahun dengannya. Saat saya butuh teman untuk bermain, kakakku sudah mulai disibukkan sebagai anak gadis yang mesti membantu ibu mengurus rumah termasuk mengurus kami adik-adiknya. Makanya saya tidak punya teman bermain selain saudara laki-lakiku. Saya tidak tahu permainan anak perempuan seperti main tali, main rumah-rumahan, main bongkar pasang, main karet, karena yang saya tahu hanyalah permainan anak laki-laki, main tembak-tembakan, kasti, kelereng, do-mi-ka-do, dsb. Bahkan saya sampai ke hutan bersama saudara laki-lakiku dan teman-temannya hanya untuk mencari bambu untuk dijadikan tembak-tembakan, mencari bakal buah jambu untuk jadi pelurunya, mencari jambu monyet

Say No to Valentine's Day

14 Februari kembali akan hadir. Kasak kusuk pun kembali terasa, anatara yang sibuk mempersiapkan hari spesial baginya versus mereka yang menolak dengan tegas perayaan hari Valentine's Day tersebut. Dipihak manakah anda? apa alasannya? Tentu dengan tegas saya mengatakan bahwa "saya menolak apapun bentuk perayaan Valentine's Day". Meski hanya dengan memberikan kado coklat atau setangkai bnga mawar bagiku hal ini bukan hanya sekedar ikutikuan. tetapi ini menyangkut aqidah ummat islam. Apalagi, kalau harus merayakannya dengan pesta pasangan, pesta kasih sayang, atau apalah..apalah..apalah... sangat tidak berdasar.

Caraku Berlari

Keasyikan bermesra dengan corel draw ternyata mempunyai efek juga. Ternyata, nge-corel bisa membuat seseorang kecanduan. yah kayak saya inilah. sekali membuka corel draw akan selalu berlama-lama mempelototinya. ada saja yang ingin digambar. Mungkin karena selain menjadikannya sebagai hoby juga karena menggambar adalah caraku untuk berlari. Berlari? bukannya berlari pake kaki ya? hehehe.. itulah cara lari ala yaya. Larinya bukan pake kaki. heyy... itu kiasan kali..... berlariku adalah berlari dari masalahku. berlari dari amarahku. berlari dari kesedhanku berlari dari kebingunganku, berlari dari kegalauanku, berlari dari kebahagiaan yang menipuku. maka disinilah aku berlari, dengan menulis dan menggambar. karena dengannya kutemukan duniaku. "Dunia Yaya". "Dan bahwa sesungguhnya ber-corel ria itu adalah candu" "Karena caraku berlari adalah dengan menulis dan menggambar" Makassar 12 Februari 2016.  Kota yang berubah menjadi city silent bagiku.

Yuk Ber-WPAP

Inilah hasil dari belajar nge-WPAP. Yah beginilah.. awalnya menganggap "ahh.. gampanglah ini. lebih mudah daripada vector". Tetapi pada kenyataannya ternyata sulit juga pemirsa. awal kesulitan adalah bagaimana menarik garis antara mau pakai freehand toll atau pen tool. setelah coba keduanya sama-sama sulit. namun paa akhirnya menemukan dimana kesulitan yang kutemukan dan perbedaan anatar memakai bazier tool di vectro dengan pentool atau freehand tool. setelah penggunaan tools itu terasa sulit lagi adalah bagaimana mempartisi bidang-bidang. kalau asal mempartisi sih mudah cuma bagaimana agar partisinya kelihatan cantik itu yang membutuhkan keterampilan.

Mereka Yang Kaya

Merekalah yang sering disebut dengan manusia yang beruntung di dunia. Karena parameter yang banyak digunakan oleh manusia saat mengukur kesenangan, adalah saat seseorang punya materi yang melimpah. Ingin melakukan apapun, seolah perintah ada di ujung telunjuk. Tak merasakan kegetiran hidup berjuang di bawah terik mentari mengais rezeki. Merekalah yang selalu disegani dan dihormati dengan segala kemewahan yang dimilikinya. Karena apa yang mereka miliki, menjadikannya banyak dihormati dan ditengadah. Darinya, banyak yang berharap pemberian, bantuan, sampai kedermawanan. Tak sedikit yang berjalan di bawah kakinya. Berharap belas kasihnya. Mereka pun bermetamorfosis menjadi makhluk setengah dewa bagi manusia. Olehnya, mereka pun mengamini diri sebagai penguasa. 

Menunggu Yang Elegan

Hampir semua orang sepakat bahwa hal yang paling membosankan di dunia ini adalah menunggu. Namun, menurutku itu hanya ada sebelum gadget merampas perhatian manusia. Dahulu, ketika diperhadapkan dengan pilihan menunggu, raut wajah mana yang tidak memunculkan rasa was-was, cemberut bahkan sedih. Karena saat menunggulah, bosan bisa mencapai puncaknya. Bagaimana tidak? Jika menunggu membuat seseorang harus menjinakkan kesabarannya agar bisa tetap menunggu dan menunggu. Apalagi saat yang ditunggu telah menghabiskan banyak waktu, namun tak jua menampakkan bahkan batang hidungnya sekalipun. Hanya dengan bermodal kata “tunggulah”, membuat sebuah lukisan harapan. Lalu, apakah semua hasil dari menunggu adalah nyata?. Tentu tidak, terkadang seseorang harus puas ketika menemui kenihilan dari menunggunya. Karena memang, menunggu artinya siap menerima hasil apakah real atau nihil. Karenanya, dengan abstraknya hasil dari sebuah ativitas menunggu, wajarlah jika menunggu akhirnya dinobatkan menjadi

Anak Beruang

Ada kesenangan tersendiri saat melihat sekumpulan anak beruang itu. Seakan tak memusingkan apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka terus, tetap dan asyik saja bermain dengan sesamanya. Candanya, tawanya, semua membahagiakan. Bukakah baiknya begitulah dunia si anak beruang? Dunia mereka emamang layaknya menjadi dunia penuh keceriaan. Penuh persahabatan, penuh cerita, mungkin juga penuh kelucuan. Adalah mereka bersama dengan segala tingkah lucu mereka. Mereka akan peduli, jika satu diantara mereka ada yang termenung tak bermain bersama. Seakan permainan ada yang kurang rasanya.