Merekalah yang sering disebut dengan manusia yang beruntung di dunia. Karena parameter yang banyak digunakan oleh manusia saat mengukur kesenangan, adalah saat seseorang punya materi yang melimpah. Ingin melakukan apapun, seolah perintah ada di ujung telunjuk. Tak merasakan kegetiran hidup berjuang di bawah terik mentari mengais rezeki. Merekalah yang selalu disegani dan dihormati dengan segala kemewahan yang dimilikinya. Karena apa yang mereka miliki, menjadikannya banyak dihormati dan ditengadah. Darinya, banyak yang berharap pemberian, bantuan, sampai kedermawanan. Tak sedikit yang berjalan di bawah kakinya. Berharap belas kasihnya. Mereka pun bermetamorfosis menjadi makhluk setengah dewa bagi manusia. Olehnya, mereka pun mengamini diri sebagai penguasa.
(Mungkin) karena berkuasanya, mereka dengan mudahnya mempermainkan perasaan manusia yang lainnya. Tak jarang, begtu mudahnya menghardik, memarahi, memaki, bahkan mengejek mereka yang punya status social lebih rendah darinya. Bahkan sangat mudah mempermainkan kehidupan orang lain dengan melemparkannya begitu saja ketika tak lagi berguna menurutnya. Atau tak lagi dibutuhkan baginya. Atau telah menemukan manfaat yang lebih dari yang lainnya. Karena mereka punya kuasa mengambil, mempergunakan lalu membuang. Habis manis, sepah dibuang. Jadi, jika dipergunakan olehnya, siap-siap saja menerima kenyataan bahwa kelak siaplah diganti dengan mudahnya. Kalau kepentingannya terhadap orang lain telah dibayangi kepentingan lain yang menurutnya lebih memberikan kemanfaatan baginya, bukan hal yang mudah menafikan perasaan orang lain.
Tak semuanya mereka yang kaya seperti itu. Dan tulisan ini bukan untuk men-general-kan semua mereka yang berlabel kaya. Tetapi, ini untuk mereka yang tampak di depan mataku, berbuat semaunya pada mereka yang telah banyak percaya kepada mereka. Dilimpahi kelebihan materi, tetapi tak dilimpahi perasaan kasih sayang pada sesamanya.
Catatan, atas apa yang terpotret pada retina mataku.
Mksr, 10 Februari 2016.
Mksr, 10 Februari 2016.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar