Entahlah... Akhir-akhir Ini selalu gagal fokus. Menyangka sudah balas WA, ternyata belum. Ngotot sudah kirim email, ia sih ngirimnya 3x, tetapi ternyata lupa melampirkan filenya. Rencana mau ke tempat A, eh... Perginya ke tempat B. Mau pinjam Ini, fix dipikiran tetapi salah yang dikatakan. Dan sudah nggak enak dan malu minjam lagi. itu aja, sudah rasanya malu-maluin beranikan diri minjam buku. Mau menulis, eh.. malah keenakan ngecorel. mau mencuci, eh.. malah sudah berhari-hari cucian belum juga disentuh-sentuh. Faktor U kayaknya Ini hahahaha..... :D. Mungkin juga, ini menandakan dan menyadarkan kalau saya benar-benar sudah tua (emang sudah tua :D). Ah, Yaya.... kamu kenapa? ada apa? apa yang kau pikirkan? apa kau risaukan? apa kau galaukan? hehehe.... biarlah, hanya saya dan Allah yang tahu, saya kenapa :). Afwan, bagi teman-teman yang mungkin jadi tempat salah fokusnya yaya #maafkeun. Hmmm.... Ada aqua...???
Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar