Langsung ke konten utama

Ternyata

Ternyata....
Kau baik-baik saja.
Ternyata, kau biasa-biasa saja setelah menghilang
Butuh waktu beberapa lama untukmu menghilangkan jejak
Sampai jejak sekecilpun ingin kau pangkas dari permukaan bumi.
Seolah ingin lenyap ditelan waktu
Dan tak teringat oleh zaman
Ingin pergi
Menjauh
Berlari

Apakah salah?
Kau tak pernah salah jika ingin pergi
Meskipun kau telah berhasil menoreh luka
Namun, itu adalah hakmu
Ingin pergi, pergi saja
Ingin berlalu, berlalu saja
Ingin menertawai, tertawalah
Namun, kau tahu apa kesalahanmu?
Karena kau pergi tidak dengan elegan!
Apa sulitnya sepatah kata?
Apa salahnya kejujuran?
Apa salahnya berpamitan?

Kau begitu tega membuat orang lain berprasangka
kau begitu serakah pergi tanpa permisi
Kau tahu?
Orang lain telah pernah merasa bersalah!
Menganggap kau mengalami kesakitanmu sendirian!
Merasa dia menyulam kesalahan yang tak diketahui!
Menyalahkan diri, meski tak tahu apa yang salah!
Menangis, tanpa tahu kenapa harus menangis!
Tapi apa?
Ternayata kau baik-baik saja.
Kau bahkan tersenyum dengan manis
Dan bangga mulai menampakkan diri

Benar, bahwa waktu selalu sukses menyembuhkan luka.
Dan juga benar, bahwa benci dan suka hanya setipis kulit bawang.
Mungkin dulu kusebut sebagai suka
Namun kini, aku lebih bangga mengakuinya bahwa ini adalah benci.
Yah, aku benci...
Bahwa kau baik-baik saja.

MB, 11 Mei 2016


Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap