Ternyata....
Kau baik-baik saja.
Ternyata, kau biasa-biasa saja setelah menghilang
Butuh waktu beberapa lama untukmu menghilangkan jejak
Sampai jejak sekecilpun ingin kau pangkas dari permukaan bumi.
Seolah ingin lenyap ditelan waktu
Dan tak teringat oleh zaman
Ingin pergi
Menjauh
Berlari
Apakah salah?
Kau tak pernah salah jika ingin pergi
Meskipun kau telah berhasil menoreh luka
Namun, itu adalah hakmu
Ingin pergi, pergi saja
Ingin berlalu, berlalu saja
Ingin menertawai, tertawalah
Namun, kau tahu apa kesalahanmu?
Karena kau pergi tidak dengan elegan!
Apa sulitnya sepatah kata?
Apa salahnya kejujuran?
Apa salahnya berpamitan?
Kau begitu tega membuat orang lain berprasangka
kau begitu serakah pergi tanpa permisi
Kau tahu?
Orang lain telah pernah merasa bersalah!
Menganggap kau mengalami kesakitanmu sendirian!
Merasa dia menyulam kesalahan yang tak diketahui!
Menyalahkan diri, meski tak tahu apa yang salah!
Menangis, tanpa tahu kenapa harus menangis!
Tapi apa?
Ternayata kau baik-baik saja.
Kau bahkan tersenyum dengan manis
Dan bangga mulai menampakkan diri
Benar, bahwa waktu selalu sukses menyembuhkan luka.
Dan juga benar, bahwa benci dan suka hanya setipis kulit bawang.
Mungkin dulu kusebut sebagai suka
Namun kini, aku lebih bangga mengakuinya bahwa ini adalah benci.
Yah, aku benci...
Bahwa kau baik-baik saja.
Kau baik-baik saja.
Ternyata, kau biasa-biasa saja setelah menghilang
Butuh waktu beberapa lama untukmu menghilangkan jejak
Sampai jejak sekecilpun ingin kau pangkas dari permukaan bumi.
Seolah ingin lenyap ditelan waktu
Dan tak teringat oleh zaman
Ingin pergi
Menjauh
Berlari
Apakah salah?
Kau tak pernah salah jika ingin pergi
Meskipun kau telah berhasil menoreh luka
Namun, itu adalah hakmu
Ingin pergi, pergi saja
Ingin berlalu, berlalu saja
Ingin menertawai, tertawalah
Namun, kau tahu apa kesalahanmu?
Karena kau pergi tidak dengan elegan!
Apa sulitnya sepatah kata?
Apa salahnya kejujuran?
Apa salahnya berpamitan?
Kau begitu tega membuat orang lain berprasangka
kau begitu serakah pergi tanpa permisi
Kau tahu?
Orang lain telah pernah merasa bersalah!
Menganggap kau mengalami kesakitanmu sendirian!
Merasa dia menyulam kesalahan yang tak diketahui!
Menyalahkan diri, meski tak tahu apa yang salah!
Menangis, tanpa tahu kenapa harus menangis!
Tapi apa?
Ternayata kau baik-baik saja.
Kau bahkan tersenyum dengan manis
Dan bangga mulai menampakkan diri
Benar, bahwa waktu selalu sukses menyembuhkan luka.
Dan juga benar, bahwa benci dan suka hanya setipis kulit bawang.
Mungkin dulu kusebut sebagai suka
Namun kini, aku lebih bangga mengakuinya bahwa ini adalah benci.
Yah, aku benci...
Bahwa kau baik-baik saja.
MB, 11 Mei 2016