Langsung ke konten utama

Stop Kejahatan Seksual.... !!!

Belum selesai kasus yuyun, bermunculan kasus kejahatan seksual yang lainnya. bahkan lebih parahnya sampai anak-anak di bawah umur pun jadi korban. Korban adalah anak2, tetapi memiriskan bahwa banyak pelaku juga masih anak2 (katanya). Apakah akan selalu berlindung di bawah jubah hukum perlindungan anak? Sampai mereka harus dikasihani meski berbuat kejahatan yang sangat tidak manusiawi. Apakah seiring perkembangan zaman, usia anak2 masih harus sama dengan sebelumnya, sampai 17 tahun? Bukankah dengan perkembangan di multi lini, anak2 cepat dewasa, cepat puber, cepat perkembangannya. Siapa yg bisa mnjamin anak SMP atau SMA saat ini tidak jauh lebih besar, lebih dewasa, lebih tinggi rasa seksualitasnya? Rasanya begitu marah dengan berita-berita yang selalu serupa marak di TV. Bahkan bukan hanya melakukan kejahatan seksual, bahkan tak segan2 menyakiti bahkan membunuh. Ini sudah kejahatan berlapis-lapis. Masih juga ingin berlindung dibawah payung HAM? Payung perlindungan anak?

 
Dan, Rasanya ada yang aneh di negeri ini. Satu kejadian disiarkan, berbondong-bondong kejadian yang serupa berdatangan. Apa begini mental masyarakat kita, yg mnjadikan info periatiwa sebagai bahan ide berbuat hal serupa, bukan untuk rame-rame mengutuk, memperbaiki, membenahi, menyelesaikan, miris, marah, sedih... 
 
Mungkin Ini menajdi salah satu hal kenpa saya ada rasa enggan share berita kriminal. Jangan sampai malah jadi ide kejahatan. 
 
Di lain sisi, kita harus membuka tuntas, memberntas tuntas, mnyelesaikn tuntas setiap kasus kejahatan. Cuma di sisi lain, apakah hal itu tidak menjadi ladang ide kejahatan lain? ‪#‎indonesiadaruratkejahatanseksual‬

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap