Langsung ke konten utama

Sahabat, kekayaan tak Terhingga

Kata Kak Fahrul, salah seorang senior di IPM yang saya kagumi kreativitasnya terutama dalam mengelola forum perkaderan mengatakan bahwa: sahabat, kekayaan tak terhingga. Seperti lagu SO7, hingga ujung waktu selamanya. 

Saya tertarik dengan ungkapan itu. Rasanya sangat indah. Seperti apakah sahabat itu?. Ada banyak defenisi tentang sahabat. Intinya bahwa sahabat lebih dari sekedar teman. Ia lebih mengenal diri kita lebih banyak dan lebih baik, mengerti kita seperti apa, apa kelebihan dan kekurangan, bersama meski dalam keadaan sulit atau senang dan juga orang yang mau menasehati dikala terjebak dan tersesat, bahkan menjadi orang yang menunjukkan jalan kebaikan dan kesuksesan yang bisa kita lalui. Kedengarannya memang menyenangkan.


Adakah sahabat yang sempurna? Seperti manusia yang taka da satupun yang sempurna, maka sahabat pun tidak selalu sempurnah seperti defenisi teori, juga di kamus pikiran yang kita simpan. Adakalanya, kepekaan yang kita harapkan tidak dimiliki. Terkadang kesalahpahaman, beda pendapat bahkan pertengkaran mmbumbui perjalanan kebersamaan. Sangat lumrah. Yang dibutuhkan kemudian adalah kedewasaan kita menjalin persahabatan.

Saat kita bisa dewasa menyikapi sebuah persahatan, ia akan bertahan lebih lama dan menorah banyak momen indah. Dan saat kita bisa lebih menghargai sebuah persahabatan, kita akan menemukan banyak sahabat di setiap momen. Bahkan di momen yang tidak direncanakan atau momen yang kita sesali mengikutinya, selalu ada peluang mendapatkan sahabat yang baru. Diantara semuanya, kita bisa mendapatkan banyak jalur silaturrahim. Dengan mereka, kita akan mendapatkan banyak do’a yang teriring. Diantara mereka, kita bisa menemukan jalan dari sebuah persimpangan yang gelap. Karena kita tak tahu, siapa diantara sahabat yang kita punyai yang akan hadir menggandeng tangan kita dalam setiap keadaan. (mungkin) tidak serta merta, tetapi mereka akan datang bergantian meraih tanganmu untuk bersama menoreh sejarah. Kau tahu? Sejarah itu akan selalu dikenang selalu? Selamanya hingga ke ujung waktu?

Sahabat, kali ini kita dipertemukan dalam sebuah momen yang bisa jadi tidak terencana dan tidak diingini. Namun, kita telah terpaut dalam sebuah kebersamaan yang harmoni dibumbui oleh heroin kasih sayang. Canda dan tawa telah menjadi jejaring kuat pengikat keakraban kita. Dan tak kita sadari, kita telah sepakat bahwa kita bahagia bertemu dan bersama. Kita baru bertemu, kita baru mengeja kata sahabat, namun semoga ikatan yang kita jalin berubah jadi kata yang selalu tereja, hinga ujung waktu.

#hinggaujungwaktu #sahabat #pktm3bulukumba #pwipmsulsel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap