Langsung ke konten utama

Dek, Begitulah Hidup

Dek, sekali lagi... yang kau lihat tidak selalu sama dengan yang sebenarnya. Seperti sebelumnya kukatakan bahwa : Jangan percaya apa yang tampak di depan matamu, karena yang tampak adalah fakta, sedangkan yang tersembunyi dalam hati adalah kebenaran. Fakta tak selalu adalah kebenaran, dan kebenaran tak selalu jatuh sebagai fakta. Begitulah adanya dek. Jangan percaya apa yang kau lihat. Bisa jadi, yang tersenyum di depan matamu sebenarnya paling ingin menangis tersedu. Dan boleh jadi, yang menangis meraung-raung di depanmu, hatinya tertawa terbahak-bahak. 

Inilah hidup dek. Mungkin kau merasakan kesakitan yang teramat perih, namun kau harus menyembunyikannya dalam senyuman. Bukan berarti kau munafik, cuma agar semua merasa baik-baik saja. Bukan berarti kau mengalah, justru kau menang karena bisa melawan egomu untuk menang sendiri. Dek, ada kalanya kita menjadi baper dengan sebuah kejadian, namun percayalah dek, semua mengajakmu menjadi dewasa. Penerimaanmu, kerelaanmu, semuanya dibalas dengan harga yang mahal. apakah itu? "kedewasaan". Tak semua orang dewasa itu dewasa, dan tidak menutup kemungkinan orang sebelia-mu tidak bisa dewasa. Dewasa itu mahal. karena hanya yang dewasa bisa menjalani hidup dengan baik, penuh penerimaan dan penuh kebahagiaan. 

Iya, benar bahwa sakit, sedih, marah dan baper itu menguras energimu. sulit memang, tetapi bukan berarti tidak mungkin bagimu bisa melewatinya. seberapapun kadarnya, insya Allah kau bisa melewatinya. itu bukan janjiku. Tetapi janji Allah. Ragukah kau kepada Allah? tidak bukan?. 

Dek, Allah menitipkan teman bagi kita untuk lebih dewasa menjalani hidup. Ia tak pernah lelah menunggu kita. Tak lelah menemani kita, dan tak lelah bersama kita. Dialah WAKTU.  Seberapapun kau bersedih, seiring waktu kesedihanmu akan tergerus. Seberapapun kau marah, lambat laun kau akan menurunkan volume marahmu, bahkan bisa jadi kau menyesali amarahmu. Betapapun menyakitkan pengalaman hidupmu, waktu selalu saja setia menunggumu melepaskan satu persatu paku yang menyakitkanmu. Waktu begitu setia menunggu kita tuk tersenyum dek. Never mind if you have more problem. 

Begitupun diriku dek. Sedikit banyaknya, kau telah tahu diriku seperti apa. Entahlah, kenapa bisa cerita dari sisi kehidupanku bisa kubagi denganmu. Jika kau lihat saya bisa suatu saat tersenyum, bahkan melawan riak, bukan berarti kebenarannya saya benar tak apa-apa. Cuma, saya hanya ingin menampakkan fakta yang berbeda. Saya hanya ingin menjadi lebih dewasa. Apakah saya tidak bersedih? Ohh.. tidak!, saya justru terkadang menangis sendirian. Saya hanya ingin jadi lebih dewasa. Dan saya percaya, waktu tetap saja setia menunggu saya benar-benar tersenyum secara fakta dan kebenaran. itulah hidup dek. Penuh lika-liku. Penuh macam emosi. Penuh perelaan. penuh penerimaan. Tinggal kitalah yang memilih, ingin menjadi dewasa, atau tetap terkungkung dalam emosi diri. 

(for u my young sister, "Nur Amaliah Malik")

Komentar

  1. Speechless.. Ndatauka mau komen apa. Terima kasih juga kak selalu menjadi pendengar dan penasehat yang baiik 😂😂😘😘😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha... akhirnya terbaca juga di. Kalau ndk kukasi tahuki. Mngkin ndk kita tahu anel toh? 😀😊😁. Tetap jadi adek kurcaci untukku... sukses slalu.. istiqamah selalu 😊😊😊

      Hapus
  2. Aamiin ya Allah, saling mendoakan kak.. 😘😘

    BalasHapus
  3. Amel... kembali kalimat2 diatas ingin kuucapkan lagi. Do'akan kakakmu ini dek. Dan jangan tiru kebodohanku. Tetaplah jd perempuan tangguh.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap