Langsung ke konten utama

Kapan "mereka" seperti *mereka*?

Sore tadi, saya berkunjung ke salah satu SMA negeri di Makassar. Hujan deras saat itu menyapa kota makassar. Ada pemandangan yang membuatku terenyuh dan rindu. Disana, sekumpulan siswi dengan jilbab yang rapi menghiasi mesjid sekolah. Mereka baru saja kajian. Dan penampilan mereka masya Allah meneduhkan. plus pemandangan beberapa siswa yang juga sedang antri berwudhu untuk shalat ashar. Alhamdulillah, masih ada siswa yang begitu antusias memenuhi panggilan adzan, masih ada siswa yang gemar kajian, dan masih ada siswa yang senang ke mesjid. 

 
Melihat mereka, ada rindu. Rindu dengan aktivitas masa SMA dengan teman2 seperjuangan. rindu dengan kajian. Rindu dengan lari2 kecil menuju mushallah sekolah atau mesjid depan sekolah. Rindu ghiroh yang membara mengikuti beberapa halaqah. Ahhh... saya bangga dengan kalian. Saya iri dengan aktivitas kalian. Dan juga iri melihat dan membandingkan kalian. Dengan lirih sejenak berbisik dalam hati, bisakah mereka sama dengan "mereka"?. Satu yang paling.... rinduku saat ini. Rindu "mereka" seperti *mereka*. 
 
Shalat itu bukan keterpaksaan. Shalat itu bukan kekejaman. Shalat itu bukan petaka. Shalat adalah kebutuhan. Shalat adalah ketenangan. Apapun aktivitasmu, jika kau tak shalat, akan selalu ada kegelisahan menghantuimu. Namun jika tak kau temukan sedikitpun kegelisahan, maka koreksilah hatimu. Bisa jadi hatimu berpenyakit kronis. atau bisa jadi hatimu telah mati!
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap