Langsung ke konten utama

1-1-2017

Hey yaya........................................................................
Apa resolusimu di 2017?

Jika ingin diruntut, ada banyak yang ingin kugapai. Tak apalah... Sesuatu tidak bakal jadi kenyataan jika Tak pernah dimimpikan. Maka bermimpilah.  Buatlah mimpi, tanamkan, dan gapai. Kau yang berusaha, Allah yang menentukan hasilnya. Kalau Tak ada usaha, mana mungkin ada Hasil. Benar kan?
  1. Ingin sehat wal'afiat. Begitupun dengan ayah ibu dan keluargaku. Diri yang semakin sering sakit ini mendambakan tubuh yang sehat.
  2. Walimah. Ahh... Baru Kali ini rasax kutuliskan dengan tugas. Mungkin efek saya sudah sangat sadar bahwa saya telah tua. Berbaik sangka terhadap taqdir Allah. Meski dengan usia yang sekarang, masih juga sendiri kemana2. Saya yakin, Allah punya rencana lain untukku. Nah, sekarang ikhtiar mesti harus digencarkan. Berharap Allah mempertemukan dengan lelaki yang baik. 'Aamiin Yaa Rabb
  3. Membahagiakan ortu. Kayak nya sampai sekarang, saya belum lah benar2 jadi anak yang berbakti. Belum memberikan apa2 pada ortu. Ingin memberikan ini dan itu. Ahh... Insya Allah...
  4. Menambah hafalan. Kayakx hafalanku makin menyedihkan. Kok, mereka pada jadi Mantan?. Efek nggak pernah dimurojaah dan mungkin efek dosa yang menebal. Astaghfirullah hal adzhim.
  5.  Lanjut kuliah. Saya orang yang senang belajar. Makax sekarang, rasanya ingin kuliah lagi. Bukan untuk gaya-gayaan atau gagah-gagahan, tapi karena saya suka belajar. Semoga, planning tuk kuliah lagi bisa terealisasi. 'Aamiin
  6. Touring. Entah kemana. Yang jelas bisa melepas kepenatan
  7. Upgrade nilai TOEFL. Saya sangat mendambakan bisa menembus nilai TOEFL diatas 550.
Woww... Bisa nggak ya?. Ah, usaha dulu yaya. Belajar lagi dan lagi. Oke...?

Insya Allah. Aku punya Allah, tempat bersandar dan berharap. Innama'al 'usri yusra....

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap