Tuhan....
Maaf atas kata "brengsek" yang telah kuucapkan. Sayalah orang yang benci dengan ucapan sumpah serapah seperti itu. Namun, Tadi dia Begitu licik keluar bersama derai. Tak tahu kenapa derai itu halus bersemburan, bersama kata yang terngiang sering langkah gontaiku. Bukan untukku, tapi untuk orang lain, entah mengapa saya yang sakit. Begitu mudahnya orang berasumsi. Begitu mudahnya orang hanya memandang fakta di depan matanya. Mereka Tak tahu apa yang tersembunyi. Bagaimana prosesnya. Seberapa kuat orang lain menanggung Beban. Seberapa keras orang bangkit dari keterpurukan. Mengapa hanya melihat sekarang? Mengapa hanya mencap fakta? Mengapa hanya bisa mencibir? Dan Mengapa lisan begitu mudah melantunkan kata2 yang menyakitkan?
Ahhh.... Air mata ini benar2 "brengsek". Hadir tanpa permisi.... Lagi dan lagi... Maaf Tuhan. #udontknowhim
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar