Mereka adalah siswa yang hebat. Berani melawan tirani ketidakadilan. Mereka tak hanya tinggal diam menunggu orang dewasa menyelesaikan masalah' karena mereka sadar bahwa mereka pun punya power. Nilai mungkin menjanjikan masa depan, tetapi teman adalah "kita" di masa sekarang. Buat apa sibuk mengejar nilai, jika di dekat kita ada teman yang butuh pembuktian kebenaran. Sebab kebenaran tidak datang dengan sendirinya, tetapi perlu ditemukan.
Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar