Langsung ke konten utama

Jangan Lakukan Hal ini agar Tidak Baper

Menurutku ada 3 hal yang jangan coba-coba kau lakukan jika tak ingin “baper” datang menyerang. Pertama: Menikmati hujan. Kedua: Mendengarkan lagu lawas. Dan ketiga adalah membuka sosmed. Mengapa?. Coba deh ingat-ingat kondisi ini. Benarkah sellau sukses membuat gulungan kenangan berdatangan?. Bisa jadi tanpa kita sadari potongan-potongan masa lalu akan bersemburan dan menari seiring airmata yang tanpa kita sadari mengintip dibalik pelupuk mata. Lebay yah? Bukankah baper itu sering berkorespondensi dengan lebay? :D

Menikmati Hujan.
Kita sering mendengar ungkapan bahwa anatara hujan dan kenangan itu selalu beriringan. Karena saat hujan turun, kenangan entah darimana juga bermunculan. Apakah karena pernah ada kenangan pas hujan turun, atau memang hujan adalah objek yang bersambungan dengan kennagan. Saat hujan turun, satu titik-tiknya menghujami bumi, tak akan ada yang bisa mengalangi jatuhnya titik-titik yang lain. Sama dengan kenangan, saat mencoba menghadirkan sekilas sebuah kenangan, tanpa meminta persetujuan pun, kennagan lainnya akan berdatangan. Mungkin inilah yang menyebabkan anatar hujan dan kenangan sangat berafiliasi.

Mendengarkan Lagu Lawas.
Tahu kan lagu lawas?. Bukan lagi hanya lagu di era 70-an, 80-n, 90-an, yang merupakan lagu lawas, namun lagu di era 2000-an pun sudah terbilang lawas. Kalau lagu era 70-an 80-an bahkan sampai 90-an memang liriknya sellau bernuansa sendu, dan mengajak pendengarnya untuk larut dalam kesenduan. Ikut merasakan emosi dari pelantunnya. Tetapi hal lain yang membuat lagu-lagu lawas menjadi muara kebaperan adalah, saat mendengarnya, kenangan beberapa masa silam, yang entah senada dengan isi lagu, atau hanya karena lagu itu ada dimasa sebuah story terbentuk, atau pernah menjadi lagu andalan ketika merasa sedih atau bahagia. Tak disangkali lagi, mendengar lagu-lagu itu kenangan pun menyapa, emosi dulu terasa, dan baper pun menyiksa hahahaha…. :D

Membuka Medsos.
Kok bisa? Bukannya dengan berselancar di media sosial, justru banyak yang menjadi lupa dunia. Maksudnya dunia nyata. Terlalu keasyikan. Benar sekali…. Namun, adakalanya, atau ada masanya membuka sosmed itu justru menjadi boomerang hati #eahhh. Membuka facebook, yang terlihat diberanda teman yang berlibur bersama keluarga, teman yang bermesraan dengan pasangannya, teman yang asik bermain dengan baby mungilnya, teman yang lelah menjadi ibu dan istri yang baik untuk keluarganya, teman yang mempotret masakan lezat yang akan dihidangkan untuk suaminya, teman memotret frame liburan bersama keluarganya, teman yang membahas tentang bagaimana mengurus anak dan suami, teman yang berdiskusi tentang masalah keluarga, teman yang tersenyum bahagia di hari pernikahannya, teman yang memposting undangan pernikahan, teman yang tersenyum bercerita telah dikhitbah. Lalu balik melihat diri… Bagaimana nggak baper coba???. Mau nimbrung diskusi, nggak tahu mau ngomong apa?. Mau ikutan memposting, tapi postingannya apa?. Komentar ucapan bahagia di postingan undangan pernikahan atau acara pernikahan, malah balik ditanya kapan nikah? Yang bikin rasanya nyesek dan ngenes, apalagi kalau dibumbui pertanyaan yang seolah menghakimi: kamu pilih-pilih sih, makanya belum nikah juga!. Kamu ngejar apa sih, umur segitu masih juga nggak mau nikah!. Gedubrak… kalau sudah begini, biasanya Cuma komen senyam-senyum meski dalam hati membludak ketar-ketir kayak pengen lari maraton. Scroll lagi, eh nemu status sayang-sayangan teman pada pasangannya, honey-lah, hubby-lah, apalah..apalah…. kan, iri dan cemburu itu bisa datang kan? Pengen juga, tapi bemana carane?. Baper kan…???. 

Makanya, kalau nggak menyiapkan mental yang baja, jangan keseringan buka sosmed ya?. Buka fb berseliweran status dan foto bikin nyesek, buka bbm statusnya juga pada sayang-sayangan dan dp mesra-mesraan, buka line juga sama, buka IG apalagi. Mending kamu banyak membaca aja ya mblo :D :P.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap