Langsung ke konten utama

Kidung Perpisahan

Deru suara bus menembus jalanan di sore ini, awalnya biasa saja. Namun pada akhirnya terjerat dalam nuansa melo yang membabibuta. Sebenarnya tidak ingin, namun airmata ini tetap saja bercucuran tatkala, kesadaran kenyataan muncul, bahwa kita Tak lagi bersama. Sudah purna kebersamaan dalam kepengurusan ini. Ah... Ada sedih amat sangat. Ada sesal yang amat terasa. Kenapa dulu Tak lebih banyak waktu kuluangkan bersama. Membangun cerita indah dengan ending bahagia. Bukan cerita dongeng apalagi fiksi. Kisah kita adalah kisah yang indah, dibalut dengan ukhuwah, kesederhanaan suka dan duka bahkan kemarahan dan kesalahpahaman. Namun, semua hanyalah bumbu hidup. Memperenak rasa. Menggugah selera, agar cerita tetap bisa menarik Minat untuk mengikuti. 
 
Ternyata benar, sekali kau torehkan cerita dan cinta, kau akan mendapatkan kesakitan tatkala harus memendam kerinduan dan perpisahan. Teman, kita telah dihubungkan dengan lapis2 cinta, melepasnya, sama berarti menghujamkan jarum ke tubuh. Yah, sakit dan perih. Begitulah Kali ini, saat saya menyadari, bahwa kisah kebersamaan kita telah berhenti. Teman, kuharap akan tetap ada cerita kita. Kuharap tetap ada untaian cinta dan DOA diantara kita. Dan teman, baru berselang seberapa jam kita telah pensiun bersama. Baru beberapa menit berpisah, disini sudah ada kidung rindu yang kulantunkan, bersama derai air mata. Teman, aku rindu.. Sungguh rindu... Ana uhibbukumfillah😘😍😍😘
*Catatan akhir kisah*
*Teruntuk seluruh teman-teman ex. PW Nasyiah Sulsel 2012 - 2016*
*Maafkan yaya atas ketidakbecusan selama kepengurusan*
*Dan terima kasih mau mengerti dan tetap mempertahankan seorang yaya hingga akhir*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap