Langsung ke konten utama

Loading Masalah Perasaan "Obrolan Jomblolillah"

Mengakhiri bulan Februari dengan teman lama. Kenalan dengannya sekitar 10 tahun lalu. Saat itu kami masih sama-sama polos, dan tentu masih muda banget :D . dipertemukan dalam sebuah kegiatan organisasi “lokakarya Irmawati PP IRM”. Entah saat itu bagaimana kami bisa saling kenal. Mengalir saja. Dan hingga kegiatan selesai, kami masih saling sapa, dan jujur dari kesemuanya teman lokakarya dari wilayah lain, dirinya yang masih bertahan komunikasi hingga sekarang. Mungkin karena tersisa kami berdua yang jomblo kali hehehe.

Meski jaringan 3 kumat lagi ngadatnya. Menunggunya loading kayak nunggu jodoh aja :D. diapun langsung nanya:

“ya, kamu harus sesama aktivis ya?
“ah, nggak juga. Aq mah terserah dari daerah mana aja
“harus orang makassar ya?”
“nggak juga. Yang penting orang islam hehehe”
“Kamu kelahiran berapa?”
“kayaknya kita sumuran deh. Kelahiran berapa?”
“kalau aq …………”
“aq kelahiran ………….”
“aq punya teman orang sulsel. Dulu teman IMM tapi sekarang aktif di organisasi lain. Lama nggak komunikasi. Ternyata dia udah mau nikah pekan depan. Gemes aq”
“berarti belum jodoh tuh. Ishbir”
“kalau aq nggak cocok ma dia. Dia terlalu pintar”
“namanya jodoh, nggak mengenal dia terlalu pintar atau terlalu cakep. Kalau Allah bilang OK, ya berjodoh”
“iya sih”
“:D”

“tapi maksudku tadi itu, aq mau ngenalin dia ma kamu. Tapi ternyata dia dah mau menikah, makanya aq gemesss”
“ohhh…. Hahaha……” (gak mudeng-mudeng dari tadi
‘iya, padahal dulu dia minta dicariin. Aq lupa aduhhh… padahal dah satu daerah”
“gpp kok. Itu artinya emang belom jodoh”
“iya sih”
“namanya siapa?”
“namanya ……………..”
“ohh bukan… kirain yang aq maksud. Karena dia juga akan menikah bulan ini”
“ohh, beda ya?”
“iya. Sebenarnya dia dulu pernah menghubungi bilang pengen serius. Tapi aq mikir sih. Karena ada temanku yang lebih menyukai dia. Dan dia juga sebenarnya juga menyukai temanku itu. Intinya keduanya akrab dengan aq. Dan sering curhat ma aq. Ya nggak enaklah”
Tapi kalau si co milih kamu?
“tapi aq akrab dengan si ce, dan aq tahu dia masih sangat berharap. Cuma there is something, hingga si co merasa nggak bisa dengan si ce lagi. Pokoknya kejadian mereka tragis. Mana aq tega?”
“iya sih”

“sebenarnya aq juga masih mempertimbangkannya. Meski dia juniorku. Tetapi, pada saat dia menghubungi, selain mikir tentang si ce, dia juniorku, juga saat itu aq lagi sibuk ngajar praktikum. Jadi aq bilang ntar aja menghubungi lagi. Tetapi, setelah saat itu, dia nggak pernah menghubungi lagi. Nggak pernah komunikasi lagi. Nggak pernah ketemu lagi. Nggak pernah ada kaar lagi. Hingga kemrin ada berita dia dah mau menikah hahahaha”
“yah, kamu menghilangin kesempatan baik sih”
“yah, mau gimana lagi. Alasannya banyak banget seperti diatas. Dan dia nggak pernh menghubungi”
“kayaknya kita punya kersamaan deh. Sama-sama loading dalam urusan perasaan”
“hahahaha.. maybe like that. Kata temanku, aq tuh nggak peka-peka jadi orang”
“nah kaaaannnnn sama”

“iya hehehe. Pernah juga aq punya teman, akrab. Sering ngobrol, berdiskusi, curhat, tinggal bareng di kampus meski hanya sekedar pakai wifi dan sering nawarin ngantar pulang, tapi aq nggak pernah mau dibonceng. Kata temanku, dia tuh punya rasa. Tetapi menurutku nggak mungkin karena dia memanggilku kakak. Dan lama-kelamaan ada temanku juga yang semakin dekat dengan dia. Temanku itu watak periang dan jos-josan. Mereka makin lama makin dekat. Kupikir nggak mungkinlah dia suka ma temanku, lha wong aq dibandingkan temanku, lebih muda aq. Namun, ternyata eh ternyata akhirnya mereka menikah”
“hikzzz…. Hahahaha nah kan. Kayaknya kita harus berani mulai sekrang bertanya tegas kalau ada yang dekat-dekat. Bilang nyari suami bukan nyari apa2”
“hahahha… yah itulah jodoh, kita mah nggak bisa tahu”
“makanya yuk sama-sama belajar”
“aku pernah menjadi orang yang nerimo aja dengan feel orang lain dan juga pernah terkesan aktif, namun hingga sekarang masih jomblo juga”
“hahaha…”

“Pernah ada yang tiba-tiba ngajak dekat, katanya pengen serius. Aq iyakan. Trus ada yang orang lain pernah ngasih signal, jadi aq nanya ke dia keseriusannya. Tahu nggak dia bilang apa?. Dia bilang: kalau mau sama dia aja, sebenarnya aku nggak punya rasa ma kamu . hahahhaa”
“ihh jahat banget. Itu siapa? Namanya siapa?
“aq nggak mau ingat namanya, udah aq blokir dan nggak prnah komunikasi lagi”
“good”
“jadi aq pernah lebih aktif, tetapi toh sampai sekarang masih juga jomblo :D”
“iya ya. Seburuk-buruknya pengharapan adalah pengharapan pada manusia”
“iyap, benerrr… kita hanya bisa berusaha dan tetap berpikir positif. Insya Allah itulah yang terbaik untuk kita”
“iya deh, ntar kalau ada lagi aq ngasih PIN-nya yah”
“hahaha…. Terserah deh. Aq juga pengen mencarikan jodoh teman-temanku yang masih jomblo. Tapi gimana mau nyarikan orang lain, kalau nyarikan diri sendiri aja nggak bisa :D”
“as soon”
“iya insya Allah”

“pokoknya aq dah diizinin kan ngasih pin. Kalau ada. Kalau ada loh ya?”
“iya hehehe.. maybe itu jadi jalan ikhtiar”
“bener”
“iya, mari saling mencari dan dicarikan, berdo’a dan mendo’akan”
“’aamiin. Yukk tidur.. tidur…”
“iya. Tidur kalau dah ngantuk. Aq nih insomnia.
“penyakit jomblo”
“hahahaha……. Good night”

#28feb2017
#obrolanparajombloers
#singlelillah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap