Langsung ke konten utama

Negeri Impian

(Mungkin) ini adalah lanjutan atau efek dari tulisan sebelumnya. Yah, mumpung jaringan ini lagi mau bersahabat padahal sudah hampir jam 8, syukran. 

Jika kalian ditanya, negeri manakah yang menjadi impianmu untuk kau datangi?. Tentu tiap kita punya impian negeri mana yang kepengen kita kunjungi, tentu dengan alasan masing-masing. Nggak apa-apa sih kalau mungkin negeri impiannya jauh dan rasanya nggak mungkin. Tetapi nggak mungkin menurut kita, tetapi jika Allah mengatakan "done", maka apakah yang menjadi nggak mungkin?. Banyak-banyaklah bermimpi, peluk erat mimpimu dan semoga kelak Allah mengijabah setiap atau beberapa mimpi itu.

Saudi Arabia.
Ini bukan karena euforia Raja Salman yang datang ke Indonesia loh ya. Bukan karena lagi nge-hits orang arab yang sampai 1500 orang datang ke Indonesia, membuat saya akhirnya berkeinginan berkunjung ke Saudi sana. Juga, bukan karena efek datangnya para pangeran Arab yang gantengnya nggak ketulungan (katanya). bukan itu. Sebagai orang islam, sudah tentu Arab adalah negeri impian utama. Siapa sih yang nggak mau menjadi tamu Allah di depan Ka'bah?. siapa sih yang nggak mau haji atau umrah? siapa sih yang nggak mau melihat dan menyaksikan alam tempat dimana perjuangan Rasulullah menyebarluaskan agama islam?. Dari cerita orang yang telah pergi kesana, semua pada bilang bahagia, terharu dan bahkan berurai air mata kala tiba di depan ka'bah. katanya, rasanya indah, bahagia yang tak tergambarkan. Serasa tak ingin melangkahkan kaki meninggalkan tempat itu. Mendengarnya saja, sudah luar biasa. bagaimana kalau bisa merasakannya sendiri?. Labbaikallahumma labbaik.... semoga kelak bisa menyeru juga seperti itu. 'aamiin ya Rabb.

Brunei Darussalam. 
ini negeri tetangga. Sangat dekat dengan Indonesia di pulai kalimantan. Apa yang unik dari negeri ini?. Mungkin bagi kebanyakan orang, apalah negeri ini. dekat, nggak ada istimewanya, dan cuma tetangga pula. Tetapi tidak menurutku. Sejak kecil, negeri ini menjadi negeri impian. Tak tahu kenal dari mana negeri ini. Namun dari yang kudengar, negeri ini aman, makmur, sentosa, tentram, dan bahagia. (Katanya) disana bukan rakyat yang membayar untuk pendidikan atau sekolah atau kuliah, namun pemerintahlah yang menggaji rakyatnya yang bersekolah. Dengan kata lain, sekolah disana itu digaji. Wallahu'alam itu benar apa nggak. Berangkat dari situ, saya mulai bermimpi bisa kesana. Mau melihat bagaimana negeri itu. benarkah negeri itu aman dan makmur?. benarkah tak pernah terdengar ada persengketaan, pertikaian disana? how come...? bagaimana bisa pemerintahnya mengatur masyarakatnya sedemikian rupa?. Memang sh negeri yang kecil dengan penduduk yang juga tentu lebih sedikit dari penduduk indonesia, namun meski penduduk yang kecl, belum tentu pemerintahnya bisa mengaturnya dengan baik. Terlebih yang membuatku penasaran bahwa, negeri ini adalah negeri islam. Bukan 100% muslim, tetapi negeri islam, dan disana aturan yang dipakai adalah aturan islam. hmm... penasaran dengan rupa negeri ini.

Turkey
Sejak kapan saya punya impian ke negeri ini?. Bukan karena efek drama Turki yang beberapa saat lalu banyak menghiasi layar kaca indonesia loh ya. Tetapi, kalau sebagai asal muasal sering mendengar nama negeri itu, benar. Awalnya, penasaran kakak kok suka flm barat ya?. tetapi lama-lama mencuri dengar, kok sering mengucapkan kalimat tauhid?. itu drama apa sih?. dan akhirnya tahu itu dari Turki. Namun, kecintaan terhadap negeri ini makin terasa setelah kejadian di Aleppo syiria. Sejak tragedi kemanusiaan di Aleppo, saya sering searching berita-beritanya, bahkan dengan percaya diri mencari teman fb dari negeri itu. Melalui sebuah akun fb milik penggiat kemanusiaan dari Gaza, saya menemukan beberapa pengguna fb dari Syiria. Saya pun mencoba berkomunikasi dengan mereka dengan modal bahasa inggris yang pas-pasan. AMat sedih mendapatkan berita tentang negeri itu.  menyayat rasanya. Namun, di tengah berbagai gempuran terhadap Syiria, ada negeri yang senantiasa membantu, yaitu Turki. hmm... penasaran dengan negeri itu. Apalagi sang presiden yang makin menggaet hati dengan ketegasannya dan dengan nurani kemanusiaan dan keislamannya, Endrogan. Saya pun mulai melirik lagi mencari teman Turki. Tak butuh kerja ekstra mencari, yang menjadi prioritas adalah mereka yang juga muslimah. Sapaan pun dilayangkan. Lagi-lagi dengan modal Inggris yang pas-pasan. Ada sih yang membalas dengan bahasa Inggris, namun ada juga yang minta berbahasa Turki saja. alamaaak... English aja masih begini rumitnya, apalagi bahasa Turki yang nggak ngerti sama sekali :D. Namun, dari sini, keinginan untuk bisa berkunjung ke negri ini makin besar. Pengen melihat penampakan negerinya, melihat langsung tata pemerintahannya, melihat rakyatnya yang amat mencintai pemerintahnya, (kalau bisa) bertemu pemerintahnya (ini lebih ngawur), melihat setiap sisi negeri ini, menyusuri sejarah peradaban yang banyak tertinggal di negeri ini, menyusuri sejarah islam, dan tentu mengunjungi tempat-tempat yang cantik, klasik dan modern. Satu lagi, disana terdapat banyak mesjid indah... benar-benar indah menurutku.. 

Amerika Serikat
Kenapa mesti Amerika? bukannya kamu tak suka negeri yang menjajakan kebebasan? Nggak suka yang memampang keseksian sana-sini?. Iya, benar. Namun, ada yang kembali membuka mataku ingin kesana. Meski negeri itu bukan negeri islam, bahkan banyak masyarakatnya yang islmaphobia, namun justru berangkat dari situ saya ingin melihat negeri ini. bagaimana sebenarnya negeri yang dikatakan Amerika itu?. Apakah mengerikan?. Dipikiranku, karena disana masyarakatnya bahkan pemerintahnya yang banyak phobia terhadap islam, tentu mengerikan ketika berada disana. Namun, saat berkenalan (ciee.... maksudnya membaca,red) tentang seorang hafidz muda, belia, nan cakep Hamzah Elhabashy, saya menjadi berpikir, bagaimana bisa?. Di negeri yang sangat menjunjung tinggi lebaralisme, negeri yang aurat terbuka dimana-mana, kebencian terhadap islam dimana-mana, bagaimana bisa ada seorang hafidz keren seperti Hamzah dari sana? Bagaimana bisa bertahan?. Sejak membaca sosok hafidz ini, saya kemudian berselancar mencari tahu tentang Amerika, terutama tentang kota tempat Hamzah bermukim, Maryland. Disana ada sebuah sekolah Hafidz Qur'an (tempat Hamzah belajar). Woww.... amazing.. ternyata ada ya? kupikir, negeri seperti itu tak ada sekolah hafidz. Jadilah saya punya keinginan ke negeri itu. Ingin merasakan nuansa aslinya, benarkah mengerikan dengan islmphobianya? benarkah disana islam sangat-sangat asing? bagaimana rasanya jadi orang islam disana? bagaimana kota Maryland itu? bagaimana bisa sebuah sekolah hafidz berdiri megah disana? dan kalau bisa, pengen ketemu sama Hamzah Elhabashy bersaudara hehehe... ngarep.com :).

United Kingdom
Kalau ini, impiannya berasal dari mbak mimi baru-baru ini. Rasa-ranya, dengan membaca setiap postingannya, serasa ada di UK juga, menikmati kota Bristol dengan segala kenyamanan dan keramahannya. Saya tiba-tiba ingin ke sana, merasakan langsung bagaimana menjadi muslin di negeri itu yang kata mbak mimi, meski minoritas disana, tetapi tak ada yang berat jika ingin tetap mempertahankan identitas sebagai seorang muslimah. Terkadang hanya kitalah yang malu dengan identitas sendiri, hingga akhirnya kehilangan identitas di kerumunan orang. Saya juga ingin merasakan persaudaraan disana, yang sangat erat meski dari latar belakang budaya, ras, dan agama. semuanya saling membantu dan menguatkan. Saya ingin merasakan keramahan orang inggris, yang benar-benar dengan tulus membantu dan menyapa. kalau disini mah, jalan kepayahan, dilalui banyak mobil, sudah jarang yang mau nawarin tumpangan. Melihat orang khawatir celingak-celinguk karena kebingungan, makin banyak yang malah hanya ketawa sambil berlalu. Dan saya ingin merasakan nuansa masyarakat yang benar-benar lebih mengedepankan pujian prestasi bukan pujian fisik. Dan masyarakatnya yang menghindari pertanyaan membabibuta menjadi seorang penasehat menjengkelkan. Ahh... mungkin saya benar tersihir dengan UK, dengan Bristol, dengan gambaran dari mbak Mimi. 

Bismillah.... apapun impianmu, peluk eratlah. Kau tak pernah tahu, dari semua impianmu manakah yang akan diijabah oleh Allah. tetaplah peluk erat, dan lantunkan bersama do'a lirih penuh cinta yang kau haturkan kepada-Nya. Meski kelak tak ada yang terpenuhi, minimal, kau telah bermimpi :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap