Apakah kita tidak begitu serakah teman?. menutup rapat-rapat
peluang orang lain mengambil bagian. bukan tidak mungkin mereka datang
menawarkan segala potensi dan loyalitas yang mereka miliki. mereka juga berhal.
mungkin lebih berhak daripada kita. tidakkah dengan begini kita telah arogan?
begitu sulitkah percaya? idak semua mereka adalah sama. itu
berarti tak pantas kita memukul rata mereka. menyudutkan dengan alasan yang
katanya lebih rasional daripada menyebutnya sebagai konfrontasi dikotomi. berbeda
tetapi sama menurutku. kita berasal dari rahim yang sama. rahim yang tak ingin
kita bercerai-berai dengan ketidakpercayaan. rahim yang telah menempa kita bisa
menerima perbedaan, saling merangkul, mengakui potensi, mempercayakan amanah,
dan saling menjaga. bukankah harusnya begitu teman?.
Teman... bagiku ada yang mestinya lebih kita jaga.
SILATURRAHIM saudariku. kita mungkin terlalu idealis ingin mengawal amanah
dengan selektif menunjuk siapa yang kau percayai berjalan bersamamu. tetapi
kita melupakan hati. kita punya hati, mereka juga punya hati. ketika kita
menciderai hati, memang tidak nampak. memang tak berdarah. tetapi lukanya lebih
sakit dan bertahan lama. bukankah lebih penting menghindari luka yang tak
tampak daripada luka yang tampak?.
Teman... bukankah kita juga sudah sedikit khatam dengan
psikologi. ilmu mistis modern yang sejak berkenalan dengan rahim ini kita
dapatkan. Bahwa penting untuk maju menyingkirkan rintangan, tetapi tak kalah
penting memahami kondisi psikologis, apalagi psikologis manusia. mereka bukan
robot teman. meraka juga punya perasaan. mereka juga ingin diperhitungkan.
mereka juga bisa sakit. mereka juga saudaramu. tidakkah kau sadari teman, kita
telah begitu tega?. dan maafkan.. aku pun tega mengatakan bahwa: teman...
sadarlah... kita terjebak dalam keserakahan.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar