Langsung ke konten utama

Apakah Kita tidak Serakah Teman?

Apakah kita tidak begitu serakah teman?. menutup rapat-rapat peluang orang lain mengambil bagian. bukan tidak mungkin mereka datang menawarkan segala potensi dan loyalitas yang mereka miliki. mereka juga berhal. mungkin lebih berhak daripada kita. tidakkah dengan begini kita telah arogan?
begitu sulitkah percaya? idak semua mereka adalah sama. itu berarti tak pantas kita memukul rata mereka. menyudutkan dengan alasan yang katanya lebih rasional daripada menyebutnya sebagai konfrontasi dikotomi. berbeda tetapi sama menurutku. kita berasal dari rahim yang sama. rahim yang tak ingin kita bercerai-berai dengan ketidakpercayaan. rahim yang telah menempa kita bisa menerima perbedaan, saling merangkul, mengakui potensi, mempercayakan amanah, dan saling menjaga. bukankah harusnya begitu teman?.

Teman... bagiku ada yang mestinya lebih kita jaga. SILATURRAHIM saudariku. kita mungkin terlalu idealis ingin mengawal amanah dengan selektif menunjuk siapa yang kau percayai berjalan bersamamu. tetapi kita melupakan hati. kita punya hati, mereka juga punya hati. ketika kita menciderai hati, memang tidak nampak. memang tak berdarah. tetapi lukanya lebih sakit dan bertahan lama. bukankah lebih penting menghindari luka yang tak tampak daripada luka yang tampak?.

Teman... bukankah kita juga sudah sedikit khatam dengan psikologi. ilmu mistis modern yang sejak berkenalan dengan rahim ini kita dapatkan. Bahwa penting untuk maju menyingkirkan rintangan, tetapi tak kalah penting memahami kondisi psikologis, apalagi psikologis manusia. mereka bukan robot teman. meraka juga punya perasaan. mereka juga ingin diperhitungkan. mereka juga bisa sakit. mereka juga saudaramu. tidakkah kau sadari teman, kita telah begitu tega?. dan maafkan.. aku pun tega mengatakan bahwa: teman... sadarlah... kita terjebak dalam keserakahan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap