Langsung ke konten utama

Tentang Shalat Tarwih, Sebuah Koreksi

Shalat Tarawih adalah khas bagi bulan ramadhan. Shaat ini secara defenisi sederhana sebagai shalat malam yang di kerjakan di bulan ramadhan. Sebagai bulan yang penuh rahmat dan penuh maghfirah, Ramadhan menjadi waktu bagi ummat islam untuk bnyak berdoa, banyak meminta, banyak beribadah, banyak meminta ampun. Cara yang trbaik melakukan semuaitu adalah melalui shalat tarawih. SHalat Tarwih menjadi kebahagiaan sendiri bagi ummat islam. Tarwih menjadi kebiasaan ramadhan yang banyak dirindukan. Lihat saja, masjid menjadi penuh. Jamaah bukan hanya kalangan orang tua, tetapi sampai kalangan anak-anak pun merasa bahagia ketika tarwih. Namun, ada beberapa hal yang kulihat dan membuat tangan ini ingin menuliskan tulisan ini sebagai bentuk koreksi. ini hal sederhana mungkin bagi orang lain, tetapi menggangguku secara pribadi.
  1. Shaff shalat yang tetap mencampur orang dewasa dan anak-anak.
  2. Shaff yang sangat jarang. Salah satu penyebabbnya adalah sajadah yang sekarang ini lebar-lebar.
  3. Membawa hp. Dan ketika selesai shalat, malah asyik dengan hp masing-masing
  4. Mengaji saat ceramah tarwih. mungkin ada orang yang bisa onsentrasi 2 hal sekaligus, maybe. tapi benarkah kita konsentrasi? bisakah mendengar isi ceramah dengan baik? kenapa harus mengaji saat ceramah? bukankah saat itu waktunya kita menuntut ilmu dari penceramah. Ada waktu lain bagi kita mengaji. bagiku, tidak tepat kita mengaji saat itu. sama halnya ketika kita berkoa-loar menyampaikan materi seminar, atau mengajar di kelas, sedangkan yang di depan kita malah tidak memperhakatikan kita. Mereka punya dunia sendiri.
  5. Tidak ikut shalat witir, Banyak yang langsung meninggalkan shaff, tetapi ada juga yang hanya duduk di tempat. kenapa memangnya kalu shalat witir? kan boleh nanti tetap shalat tahajjud lagi. 
#pejelasannya entar. posting aja dulu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap