Langsung ke konten utama

Agar Ikhlas dalam Segala Hal


Hidup akan selalu menemui banyak hal. Akan ada yang menyenangkan dan ada yang menyedihkan. Ada yang sesuai keinginan dan ada yang jauh dari prediksi dan harapan. Kalau hal itu terjadi, maka kualitas kitalah yang akan membedakan penerimaan kita. Ada yang membenci hidupnya. Ada yang marah dengan dirinya. Ada yang menyesali pilihannya. Ada yang berandai-andai kalau saja langkahnya dulu tidak seperti itu. Ada yang naif hanya pasrah. Yang terbaik adalah dengan menerima dengan ikhlas. Apa bedanya hanya sekedar pasrah dan ikhlas?. Pasrah hanya membiarkan yang terjadi berlalu begitu saja. Sedangkan yang ikhlas, menjadikan apa yang terjadi berlalu dengan menyandarkan semua kepada penciptanya.

Bagaimana bisa ikhlas dengan semua yang terjadi? Bukankah yang terjadi dalam hidup itu kadang sangat menyesakkan?. 

1. Niatkan sesuatu karena Allah semata. Jika niat telah diawali krn Allah semata, nantix apapun yang terjadi kita yakin bahwa itulah yang terbaik bagi kita. Kita sandarkan segala hal pada Allah berarti kita telah menyerahkan segala ujung utusan hanya kepadaNya. Dia-lah pengatur terbaik segala sesuatu. Lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Karena bisa jadi yang kita inginkan bukanlah yang terbaik untuk kita. Yang kita anggap baik belum tentu terbaik bagi Allah. Dan belum tentu yang kita sesalkan adalah buruk bagi kita. Jika segala urusan telah kita sandarkan pada Allah, apapun yang terjadi kita akan ikhlas menerima

2. Bersyukurlah. Kenapa harus bersyukur? Karena segala sesuatu terjadi bukan karena sebab. Diberikan kebahagiaan itu adalah anugrah. Diberikan kesusahan pun adalah anugrah. Anugrah agar kita bisa memuhasabahi diri. Menginstrospkesi diri apa yang salah dan apa yang keliru. Bukankah dengan pernah salah, kita kan mengetahui mana yang benar?. 

3 Yakinlah bahwa sesuatu yang hilang/lepas, pasti akan terganti. Apapun yang lepas dr hidup. Atau apapun yang tak bisa digapai atau apapun yang luput dari genggaman, yakinlah.. akan selalu ada gantinya. Kehilangan jabatan. Kehilangan kesempatan. Kehilangan harta. Mendapatkan musibah. Apapun itu, tangan yang melepas, nanti akan menerima. Bahkan malam akan terganti oleh siang. Tangis akan berganti tawa. Maka hilang akan berganti mendapatkan.

3. Ingatlah bahwa dalam hidup kita tidak benar2 menerima dan tidak benar2 kehilangan. Karena saat menerima sesuatu, seyogyanya kita kehilangan sesuatu yang lain. Dan saat kehilangan sesuatu, seogyanya kita menerima sesuatu yang lain. Jadi tak perlu berdiam diri menangisi sesuatu. 

4. Jangan terlalu fokus dengan omongan orang lain. Mungkin kita mengalami kesulitan. Mungkin kita melakukan kesalahan. Mungkin kita menyesali sesuatu. Tetapi meski begitu jangan terpekur lama. Perbaiki yang salah. Lutuskan yang bengkok. Putar haluan jika perlu. Hadapi jika sulit . Hanya jangan terlalu mnghiraukan apa kata orang sekitar. Karena jika terlalu memikirkan omongan orang, akan sulit menerima apa yangterjadi dlam hidup. Biarkan orang menyayangkan apa yang terjadi. Tetapi ingatlah, kita yang memegang kendali terhadap diri kita. Kalau sibuk mendengar orang. Kita akan sulit ikhlas menerima hasil dari usaha kita.

5. Hargai dirimu. Bahkan sekemlut apapun yang telah kau lakukan. Atau sebesar apapun kesalahan yang kau lakukan. Bukan berarti kau harus membenci dirimu. Tiap kita akan pernah salah dan tiap kita tidak akan selalu mendapat apa yang sesuai kita harapkan. Apapun itu, jangan benci dirimu. Jangan benci pencapaianmu. Jangan musuhi dirimu. Hargai setiap jengkal usahamu. Hargai tiap prosesnya. Jika pun kau melakukan kesalahan, bukan dirimu yang harus kau benci tetapi kesalahan yang kau perbuat yang harus kau benci. Terima kesalahan itu. Perbaiki. Dan terus support diri untuk melakukan yang lebih baik.

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap