Hidup akan selalu menemui banyak hal. Akan ada yang menyenangkan dan ada yang menyedihkan. Ada yang sesuai keinginan dan ada yang jauh dari prediksi dan harapan. Kalau hal itu terjadi, maka kualitas kitalah yang akan membedakan penerimaan kita. Ada yang membenci hidupnya. Ada yang marah dengan dirinya. Ada yang menyesali pilihannya. Ada yang berandai-andai kalau saja langkahnya dulu tidak seperti itu. Ada yang naif hanya pasrah. Yang terbaik adalah dengan menerima dengan ikhlas. Apa bedanya hanya sekedar pasrah dan ikhlas?. Pasrah hanya membiarkan yang terjadi berlalu begitu saja. Sedangkan yang ikhlas, menjadikan apa yang terjadi berlalu dengan menyandarkan semua kepada penciptanya.
Bagaimana bisa ikhlas dengan semua yang terjadi? Bukankah yang terjadi dalam hidup itu kadang sangat menyesakkan?.
1. Niatkan sesuatu karena Allah semata. Jika niat telah diawali krn Allah semata, nantix apapun yang terjadi kita yakin bahwa itulah yang terbaik bagi kita. Kita sandarkan segala hal pada Allah berarti kita telah menyerahkan segala ujung utusan hanya kepadaNya. Dia-lah pengatur terbaik segala sesuatu. Lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Karena bisa jadi yang kita inginkan bukanlah yang terbaik untuk kita. Yang kita anggap baik belum tentu terbaik bagi Allah. Dan belum tentu yang kita sesalkan adalah buruk bagi kita. Jika segala urusan telah kita sandarkan pada Allah, apapun yang terjadi kita akan ikhlas menerima
2. Bersyukurlah. Kenapa harus bersyukur? Karena segala sesuatu terjadi bukan karena sebab. Diberikan kebahagiaan itu adalah anugrah. Diberikan kesusahan pun adalah anugrah. Anugrah agar kita bisa memuhasabahi diri. Menginstrospkesi diri apa yang salah dan apa yang keliru. Bukankah dengan pernah salah, kita kan mengetahui mana yang benar?.
3 Yakinlah bahwa sesuatu yang hilang/lepas, pasti akan terganti. Apapun yang lepas dr hidup. Atau apapun yang tak bisa digapai atau apapun yang luput dari genggaman, yakinlah.. akan selalu ada gantinya. Kehilangan jabatan. Kehilangan kesempatan. Kehilangan harta. Mendapatkan musibah. Apapun itu, tangan yang melepas, nanti akan menerima. Bahkan malam akan terganti oleh siang. Tangis akan berganti tawa. Maka hilang akan berganti mendapatkan.
3. Ingatlah bahwa dalam hidup kita tidak benar2 menerima dan tidak benar2 kehilangan. Karena saat menerima sesuatu, seyogyanya kita kehilangan sesuatu yang lain. Dan saat kehilangan sesuatu, seogyanya kita menerima sesuatu yang lain. Jadi tak perlu berdiam diri menangisi sesuatu.
4. Jangan terlalu fokus dengan omongan orang lain. Mungkin kita mengalami kesulitan. Mungkin kita melakukan kesalahan. Mungkin kita menyesali sesuatu. Tetapi meski begitu jangan terpekur lama. Perbaiki yang salah. Lutuskan yang bengkok. Putar haluan jika perlu. Hadapi jika sulit . Hanya jangan terlalu mnghiraukan apa kata orang sekitar. Karena jika terlalu memikirkan omongan orang, akan sulit menerima apa yangterjadi dlam hidup. Biarkan orang menyayangkan apa yang terjadi. Tetapi ingatlah, kita yang memegang kendali terhadap diri kita. Kalau sibuk mendengar orang. Kita akan sulit ikhlas menerima hasil dari usaha kita.
5. Hargai dirimu. Bahkan sekemlut apapun yang telah kau lakukan. Atau sebesar apapun kesalahan yang kau lakukan. Bukan berarti kau harus membenci dirimu. Tiap kita akan pernah salah dan tiap kita tidak akan selalu mendapat apa yang sesuai kita harapkan. Apapun itu, jangan benci dirimu. Jangan benci pencapaianmu. Jangan musuhi dirimu. Hargai setiap jengkal usahamu. Hargai tiap prosesnya. Jika pun kau melakukan kesalahan, bukan dirimu yang harus kau benci tetapi kesalahan yang kau perbuat yang harus kau benci. Terima kesalahan itu. Perbaiki. Dan terus support diri untuk melakukan yang lebih baik.