Langsung ke konten utama

Dan Juga Perihal Waktu

Dan juga hanya perihal waktu kita akan tahu apa makna dari proses yang dijalani. Karena sebesar apa usaha kita menjauhi sebuah jalan, tetap saja akan dijalani jika menurutNya itu harus.

Dan hanya perihal waktu, kita akan tahu sesuatu itu adalah fakta atau kebenaran. Bisa jadi kebenaran yang kita yakini dalam pikiran bukanlah kebenaran yang ada dipikiran orang lain. Kebenaran bagiku belum tentu kebenaran bagimu. Apa yang dianggap benar belum tentu adalah fakta. Dan apa yang terlihat sebagai fakta belum tentu itulah kebenarannya.

Dan hanya perihal waktu, kita akan berkata maaf dan terima kasih. Kata sederhana yang tidak selalu diberikan karena kita mendapatkan hal yang baik. Kelak, meski diliputi rasa amarah dan kecewa, ada masanya semua emosi itu berakhir dengan kata "ternyata". Lalu meluncurlah kata maaf dan terima kasih.

Dan hanya perihal waktu, kita akan tersenyum memutar setiap sejarah yang telah dilalui. Mungkin akan keluar gumaman "begitu lucunya kita dahulu". Setiap rasa sakit yang mungkin pernah dihempaskan akan berubah rasa. Karena waktu selalu bisa men-tawar-kan sebuah rasa. Waktu selalu sabar menunggu kita tersenyum. Waktu selalu setia menemani kita menjadikan semua biasa-biasa saja.

Dan hanya perihal waktu, kita berada pada dimensi pikiran yang berbeda. Membuat kacamata kita berbeda dalam menerima, memdefenisikan, merasakan, dan mengabarkan. Mungkin kita sama. Namanya sama, Rasanya sama. Hanya sudut pandang kita sebagai apa yang membuat kita lebih merasa terpuruk.

Dan hanya perihal waktu sampai kita akan tahu mana yang salah dan mana yang benar. Mana ilusi mana kenyataan. Mana hipotesa mana kesimpulan. mana yang harus dilakukan mana yang mesti ditinggalkan. Mana kebaikan mana keburukan. dan yang mana kebahagiaan mana petaka. 

Hanya masalah waktu hingga hati-hati kita bisa menerima. Dan juga hanya masalah waktu, hingga takdir yang akan menjawab semua penerimaan kita.
#daninipunperihalwaktu
#190717

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap