Indonesia. Adalah sebuah negara kepulauan yang dikeliling oleh laut yang luas. Dengan kondisi negara yang terdiri dari ribuan pulau dan laut yang luas, sudah tentu banyak masyarakatnya yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Sebenarnya bukan hanya sebagai elayan tentunya, tetapi kondisi tersebut menjadikan negara ini kaya akan sumber daya laut berupa ikan, udang, hasil tambak lain dan tentunya garam. Kalau masalah hasil tambak atau hasil melaut, mungkin keberadaannya akan banyak dipengaruhi faktor lain. mungkin karena cuaca yang ekstrim. mungkin karena musim. Namun, sampai sekarang rasanya persediaan ikan tetap saja ada. Lalu bagaimana dengan garam?. Pengadaannya tidak harus ke laut menantang ombak. Hanya butuh kesabaran ekstra kala musim penghujan datang. Karena yang sulit nantinya adalah persediaan sinar matahari yang akan menjadi sumber panas bagi pembentukan kristal garam. Selain itu, kira-kira apa masalah yang bisa membuat pembuatan garam tidak bisa dilakukan?.
Akhir-akhir ini, kita disibuki dengan berita langkanya garam di pasaran. Awal kemunculan berita ini lumayan menarik minat banyak orang untuk mengomentari. Namun wajarlah, mengingat indonesia adalah negara kepulauan, dengan banyak laut yang mengelilingi, dengan negara tropis yang menerima sangat banyak sinar matahari tiap tahunnya.Namun, kali ini berhasil dihebohkan dengan berita kurangnya garam. Ada apa dengan negeri ini? Bahkan garam pun sudah langka. Kenapa?. Apakah benar-benar langka?. Iya sih, ada plus dan minus dengan kurangnya garam ini. apa iyya ada plusnya?. Yup, karena saat inilah giliran pembuat garam mendadak panen untung. Bahkan katanya ada pedagang garam yang sampai tidak percaya kalau iyya mendadak kaya. Wuih... kondisi fantastis!. Saatnyalah penjual garam meraup banyak keuntungan. Kalau dulu yang sering dikejar oleh banyak orang adalah menjadi petani merica karena pernah harganya sangat miring. juga harga coklat, cengkeh dan cabe. Nah, sekarang giliran profesi lain. Efeknya apa?. Kalau dengan melihat tipikal masyarakat Indonesia, bisa jadi akan banyak yang akan beralih menjadi pembuat garam. bagus sih, Pembuat garam tidak lagi dipandang sebagai profesi yang rendah atau profesi yang tidak cukup bisa menghidupi kebutuhan.
Pikiran negatifnya apa?. Apa iyya, garam langka?. selama ini tak pernah sekalipun ada berita kekurangan garam. Kalau cabe iyya, kalau lagimusim hujan. Kalau merica sih iya. Kalau bawang sih iyya. lha, ini?. Entahlah wallahu 'alam. Apakah negeri yang dikelilingi oleh laut ini tidak bisa mencukupi kebutuhan garam dalam negeri?. Apakah masyarakat negeri ini sudah semakin modernnya sampai tidak ada minat untuk membuat garam lagi sampai alih-alih akan mengimpor garam. Okelah jika garam menjadi langka. Lalu tindak lanjutnya apa?. Sangat menggelikan rasanya ketika mendengar berita bahwa pemerintah akan mengeluarkan kebijakan untuk mengimpor garam. Whatsss...? mengimpor?. kok solusinya begitu?. Bukankah akan lebih baik mengerahkan seluruh potensi yang dimiliki? apa yang kurang coba?. Bahan baku garam sangat banyak. Air laut rasanya tak pernah berkurang. Meski bolak-balik ngecek ke laut pun tetap saja sama. Matahari pun masih sangat setia mengitari negeri ini. Dan garis katulistiwa nggak bergeser kok? Artinya negeri ini masih banyak menerima sinar matahari tiap tahunnya. Lalu sumber tenaga?. Bukankah indonesia punya banyak penduduk?. Negeri ini makin tahun jumlah penduduknya makin bertambah. Iyya sih, bukan hanya jadi pembuat garam sebagai profesi, tetapi bukankah setidaknya masih ada dan masih banyak yang menggeluti?. Atau kalau memang sudah jarang yang mau menggelutinya, bukankah itu berarti pemerintah yang mestinya memberikan dorongan agar masyarakat mau mengembangkan profesi ini?. Bukankah juga membuat garam itu tidak butuh waktu yang lama seperti menunggu cengkeh, merica, cabe, dan coklat berbuah?. Itu berarti pengadaannya bisa cepat kan?. Trus, kenapa harus mengambil keputusan untuk mengimpor?.
Inilah ironi di sebuah negara maritim.... #Indonesiaku
Inilah ironi di sebuah negara maritim.... #Indonesiaku
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar