Langsung ke konten utama

Save Rohingya

Sebagai warga muhammadiyah dan sebagai individu saya sebagai yaya. Sangat setuju dengan semua poin pernyataan ini. Sebenarx apa salahnya ummat muslim di seluruh belahan dunia ini?. Apakah karena kami yg sering diidentikkan dengan teroris?. Apakah karena ajaran agama kami yang dianggap tidak toleran?. Ataukah karrna individu kami yang tidak manusiawi?. Rasanya tidak ada satupun dari keriganya yang melekat pada agama kami. 

Jika menemukan duri di jalan saja, ummat muslim diperintahkan untuk menyingkitkan duri itu dari jalanan. Lalu bagaimna mungkin ajaran agama kami memerintahkan untuk meneror, menakut2i, dan membunuh. Agama kami memerintahkan agar menyeru dengan bil hikmah. Membawa kedamaian dan cinta untuk rahmat sekalian alam. Tak ada satupun ajaran untuk mengambil nyawa manusia tanpa dosa. Bagaima bisa mereka yang dengan tega melakukan terorisme lalu kami yang harus menyandang gelar teroris?

Siapa bilang ajaran agama kami tidak mengajarkan toleran?. Bukankah dalam berbagai kisah yang menjadi rujukan kami telah banyak disebutkan bagaimana harus bermualah dengan saudara kami yang berbeda keyakinan. Bagaimana harus memupuk silaturrahim. Bagaima tetap berjiwa sosial. Kami hanya ditegaskan untuk mengingat kalimat "lakum dinukum walyadin". Untukmu agamamu dan umtukku agamaku. Masing-masing bebas melaksanakan ajaran agama yang diyakini, tidak ada paksaan. Tidak ada gonjot2an. Selagi bisa saling mrnjaga dan menghargai. Silahkan beragama sesuai dgn yg diyakini.

Apa ajaran agama kami memerintahkan untuk berlaku tidak manusiawi?. Tidak ada satupun perintah dalam ajaran kami menyeru untuk itu. Tak ada perintah untuk berbuat kasar. Menghardik. Mencela. Mengusir. Menyiksa. Menyakiti. Bahkan membunuh. Yang ada, ajaran agama ini begitu santun mengajarkan adab kepada penganutnya. Apakah semua penganutnya melaksanakannya?. Iyya, masih ada yang tidak mrlaksanakan. Tetapi perlu diingat bahwa, itu individunya. Sama sekali tidak ada secara universal ajaran agama ini mengajarkan demikian. 

Namun, betapa pun islam sering dicap sebagai teroris. Tetapi lihatlah di negara yang mayoritas muslim. Adakah mereka yg minoritas teraniaya?. Adakah yg minoritas diusir bahkan dibunuh secara brutal?. 

Namun mengapa banyak darinsaudara kami di belahan bumi lain yang dirampas hak kemanusiaannya?. Dilanggar hak asasi beragamanya. Diusir dari negerinya. Dan nyawa mereka dibombardir tanpa iba?. Lalu kemana pengayom perdamaian dunia?. Krmana bersembunyi mereka yang katax duta kemanusiaan?. Kemana perginya semua bab pelajaran tentang hak asasi?. Coba buka mata lebar2 dengan kejadian di Myanmar sana yang menimpa muslim Rohingya. Apakah tak ada sedikitpun rasa iba?. Tidak adakah kata kemanusiaan buat mereka?. Buta dan tuli kah dunia internasional melihat ini semua?

Jikalau pun merasa berat peduli karena alasan agama. Coba iba dengan alasan kemanusiaan. Karena " you do not need to be a moslem to care with Rohingya. But you just need to be a human". Bukan saya tidak mau memposting gambar korban di Rohingya. Tetapi bahkan untuk melihat sekilas pun rasanya sudah memilukan
#saverohingya #savemoslemintheworld #muslimjugamanusia #kecammyanmar #savehumanity2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap