Langsung ke konten utama

Tabligh Akbar Ust. Abdul Somad di Universitas Tanjungpura

Masya Allah... tercerahkan lagi malam ini. Barakallahufiik.. banyak ilmu yang diperoleh dr ceramah ini.

1. Tentang ilmu dan guru. Hormatilah gurumu. Karena melaluinya engkau mendapatkan ilmu. Jangan sepelekan ilmu yang kau dapatkan darimana berasal. Bahkan guru ngaji kita yang mungkin jarang kita ingat, justru sebenarnya merekalah wazilah kita mengenal Al-Qur'an yang kita baca hingga saat in. Berterima kasihlah kepada mereka.

2. Apa yang membahagiakan bagi seorang guru, pengajar, dosen, guru ngaji?. Bolehlah orang berkata gaji mereka sedikit. Bahkan dosen katanya orang dengan gaji 2 sen. Tetapi ada yang lebih dari itu yang membahagiakan dan diharapkan, yaitu pahala yang tetap mengalir meski kelak telah tiada di dunia. Maka berbahagialah.. setiap apa yang kau ajarkan kepada orang lain, itu akan tersimpan dan mengalir sebagai amal kebaikanmu meskipun telah meninggalkan dunia ini.

3. Bekalilah anak-anakmu dengan ilmu agama sejak dini. Jangan takut memasukkan mereka ke sekolah-sekolah agama. Karena dari kecillah harusnya mereka diperkokoh pondasi keagamaannya. Setelah mereka beranjak dewasa, lepaskan saja mereka mau kuliah dimana, toh sudah ada pondasi yang kokoh pada mereka. Akan teduh rasanya ketika mendapatkan anak kita kelak dengan pakaiannya yang tetap islami. Dengan aktivitasx dan rutinitasnya tidak menghalanginya untuk mengulang-ulang hafalan Qur'annya. Maka berdoalah seperti doa'anya nabi Zakariya. Bahwa yang kita minta adalah keturunan yang Qurrota 'ayun: yang menyenangkan mata.

4. Pilihlah calon istri yang baik agamanya. Utamanya yang pandai mengaji. Untung-untung kalau bisa hafidz qur'an. Kenapa, karena mereka kelak ketika beraktivitas di rumah tentu dibarengi dengan kebiasaannya memurajaah hafalan dan membacakan surah atau potongan surah. Dan anak2 yang meski kelihatan asyik bermain di sekitarnya tetapi punya daya tangkap yang tajam, akan mudah menghafal apa yang sering dibacanya. Makax wajar ada anak kecil yang belum tahu membaca Al-Qur'an tetapi sudah menghafal beberapa surah.

5. Jauhilah kemaksiatan. Apalagi kemaksiatan dari hubungan antara laki-laki dan perempuan. Ketahuilah pintu-pintu masuknya syaitan. Dimulai dari pandangan mata. Lalu berubah jadi senyum. Dari senyum menjadi salam. Dari salam menjadi sebuah janji. Dari janji berbuah pertemuan. Dan dari pertemuanlah menjadi klimaks dari kemaksiatan.

6. Janganlah memakan riba. Riba sederhanya adalah menambah. Misal meminjam uang sejuta dan harus kembali sejuta seratus. Maka itu sudah masuk riba. Tetapi boleh memberikan pinjaman kepada orang lain dan memberlakukan bagi hasil. Juga dibolehkannya naik haji dengan meminjam. Asal pinjaman itu tidak bertambah jumlah pengembaliannya.

7. Tetaplah berbuat baik kepada ummat agama lain. Tetapi ada 2 kondisi yang memperbolehkan untuk melakukan perlawanan. Yaitu ketika kamu diperangi dan ketika kamu diusir dari tempat tinggalmu. Maka halal darahnya untuk ditumpahkan. Ingat.. ada kata jika...

8. Pulang atau pergi adalah pilihan. Kita yang memilih. Disuruh mewakili kampus mengikuti kegiatan, berarti kita dipilih. Tetapi mencintai bukanlah pilihan. Sebab rasa tak bisa diwakili dengan kata-kata. Sebab ketika rasa dijelaskan dengan kata2 akan menjadi dusta (ceilee... bisa juga nih ust. Somad😁). Rasa cinta bukanlah kita yang memilih hadir apa tidaknya pada kita. Ia hadir dengan sendirinya. Pemberian Allah. Atau dengan kata lain itu adalah naluri, fitrah sebagai manusia. Tetapi bukan rasanya yang menjadi persoalan, tetapi pengaplikasian dari rasa itu. Kelak yang dipertanyakan adalah, diapakan rasa cinta itu. Diaplikadikan dalam bentuk apa?. Maka jagalah rasa itu.

9. Bagaimana menasehati orang yang gemar melakukan kemaksiatan?. Pertama suruhlah rajin menjenguk orang sakit. Dengannya, dia akan lihat bahwa orang yang dulunya segar vugar. Yang dulunya kuat beraktivitas. Yangkaya. Yang pejabat. Saat sakit, tak ada yang bisa diperbuatnya. Hanya bisa terbaring. Maka apa yang mesti dibanggakan?. Jika mengunjungi orang sakit belum mampan, maka suruhlah banyak2 melihat orang mati, mengantarkan ke kuburannya. Orang yang sebelumbya gagah perkasa. Orang yang sebelumbya bergelimang harta. Orang yang sebelumnya dengan jabatan yang tinggi. Orang yang sebelumbya terpandang. Orang yang sebelumnya cerdas. Pintar. Cantik. Pada akhirnya terbukur kaku dengan tubuh yang dingin. Tidak ada yang dibawa mata semua yang dimiliki kecuali amal perbuatan. Dan sebentar saja cacing2 di tanah akan mengrogoti tubuh kita. Mata lebih dahulu akan beramai2 mereka cungkil. Lalu perut kita yang ramai mereka grogoti. Lalu jadi apa rupa kita?. Apa yang mesti disombongkan di dunia ini?. Hingga tidak mau melaksanakan perintah Allah?. Rajinlah beribadah. Rajinlah mengaji. Jangan sampai selama ini dengan dunia modern yang semakin digital, yang takbiran lama, yang adzan, yang shalawat, bahkan yang ngaji hanyalah suara digital kita. Dari flashdisk. Maka mungkin nanti wajar kalau flashdisk banyak masuk syurga tp yang empunya flashdisk tidak. (Gurauan dalam bentuk singgungan ala ust. Somad 😁)

10. Ketika ada masalah antara seorang anak dengan orang tuanya. Misal bertentangan dalam hal pemahaman agama. Maka jangan lantas anak tersebut menentang, kasar atau bahkan mengkafirkan orang tuanya. Jika perbedaan itu dalam hal khilafiyaj, misal dalam hal fiqih, maka itu tidak mengapa. Selama masing-masing punya dalil. Kecuali jika orang tuanya dlam keadaan kafir, maka Allah mengatakan: janganlah engkau mengikuti/patuh kepadanya. Tetapi lebih lanjut dari perkataan Allah: tetapi tetaplah berbuat baik kepadanya. Disini mengajarkan kepada kita akhlaq seorang muslim. Akhlaq menghadapi khilafiyah dan adab menghadapi orang kafir. Bagaimanapun, adab harus diatas ilmu.
👍👍👍

*Link Ceramah: https://www.facebook.com/UstadzAbdulSomad/videos/1935979933281004/?hc_ref=ARQzd8_8scYMLOFxkaFLZNZuHXa8ZooGPnKuW7-GE9kG_E7zdEtys7kYklTME6izJzk&pnref=story

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap