Langsung ke konten utama

Allah Maha Baik

22 Desember 2017....
Kata orang ini adalah Mother's Day. tetapi, Saya bukan mau merayakan hari ini sebagai hari ibu. Bagiku, masih sama bahwa tiap hari adalah hari yang harusnya untuk ibu. Bukan hanya untuk ibu tapi juga untuk bapak. Tidak boleh hanya membatasi sebuah hari untuk berterima kasih pada mereka. Always.. whatever.. whenever.. and whereever. Ibu, Engkau adalah madrasah cinta pertama bagiku. Darimu, saya banyak mendapatkan pelajaran cinta. Ini tentang dirimu dengan bapak. Bahwa... Cinta itu tak hanya mengoleksi kosakata senang. Cinta itu tak memilah kondisi. Cinta tak memilih waktu. Dan Cinta itu menghimpun banyak pengorbanan. Semoga pelajaran cinta darimu, akan tetap kuingat dan bisa kuaplikasikan. Ahhh... teringat lagi pada bapak. Semoga beliau di alam sana baik-baik saja.

Apa istimewanya hari ini?, saya ingin melihat berbagai frame yang terjadi akhir-akhir ini. Ada kisah nano-nano, dengan rasa yang nano-nano pula. Namun, seperti yang kuyakini, bahwa Allah akan selalu ada untuk hambanya. Allah tidak hanya memberikan kesedihan, kekurangan, kehilangan, airmata, keterpurukan. Namun, Dia pun akan merapelnya dengan kebahagiaan, hal baru, rezeki yang tak disangka, harapan baru, motivasi, senyum, tawa, juga harapan. Begitulah adanya kini. saya memang mengalami keterpurukan, mungkin juga dalam hal iman, dan keistiqomahan. 

Namun, Allah benar-benar maha baik, maha penyayang, dan maha segalanya. dilimpahkannya kebahagiaan lain dalam hidupku. Teman yang baru. Tawa yang baru. Kebersamaan dengan rekan kerja yang penuh cerita dan berbagi. Adik-adik rasa teman, rezeki yang tak disangka. Kemudahan urusan. Ketenangan bermesra dengan-Mu. Juga amanah baru yang rasanya tak percaya akan diberikan kepadaku. Sungguh tak disangka, dan begitu cepat. Namun, itulah Engkau ya Rabb, sang Maha baik. Saat terpuruk dan mendekat kepada-Mu, disitulah kesadaran bahwa dekat dengan-Mu sudah cukup bagiku untuk bahagia. Bergantung kepada-Mu sudahlah cukup untuk menggantung harapan pada pemenuh harapan yang sebenarnya. Mengaduh kepada-Mu sangat cukup bagi-ku untuk puas bercerita. Karena dengan-Mu segala sesuatu bermuara, maka seharusnya saya hanya dekat, bergantung, dan bercerita pada-Mu. Rabb... Engkau Maha Baik. Memberi yang terbaik. entah itu cobaan, teguran, ataupun kebahagiaan itu sendiri. Syukran ya Rabb atas semua yang kudapatkan. Do'aku tetap sama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap