Sore 28 Januari 2018. Kembali mengunjungimu bapak di tempat peristirahatan terakhirmu. Sedari awal yang kujaga dari diriku adalah jangan sampai tangis ini tidak bisa kubendung. Semoga meskipun menangis di dekat tempatmu, tetapi bukan tangisan meraung atau tangisan tanpa keikhlasan melepasmu. Waktu tak terasa bergulir. Sudah hampir 2 bulan engkau pergi meninggalkan kami. Namun, masih juga serasa engkau ada disini. Dan masih juga kerinduan sering hadir. Hampir setiap bagian di rumah ini mengingatkan kami padamu. Subuh rasanya kurang tanpa suara dentingan ranting kayu dan sapu. Halaman yang dulu sangat akrab denganmu, seakan bernyanyi sedih menantikan tangan cekatanmu membersihkan setiap jengkalnya. rerumputan pun rindu denganmu. Tangan yang selalu menjamah tubuh mereka mencabut dan membabatnya. Ke dapur pun, yang kuingat setip pagi rutinitasmu membuat kopi dan mencari air panas. bahkan kejadian yang dulu lucu tentangmu ketika kuingat, bukan lagi tawa yang hadir tetapi tangis yang ingin
Mengukir sejarah dengan pena. Membentuk peradaban dengan ide. Tinggalkanlah jejak dan mimpimu dengan tulisan. Dengan begitu, benar bahwa engkau pernah ada.