Langsung ke konten utama

Adil Menggunakan Kosakata Teror

Negeri ini masih juga carut-marut efek pengeboman beberapa hari yang lalu. Wajarlah, apalagi pengeboman ini sensitif ke SARA. Mesti hati-hati berargumen. Sebelumnya, saya sudah membuat tulisan mengenai mereka (individu atau sekelompok orang) yang melakukan pengeboman yang mungkin dengan dalih bentuk jihad. jujur masih sangsi apakah benar yang melakukan itu adalah ummat islam? (eits, jangan protes dulu). Demi melihat video detik-detik pengeboman yang dilakukan beramai-ramai bersama keluarganya, pikiran sederhana saya pun bertanya-tanya, bagaimana ajaran yang mereka dapatkan? sedalam apa doktrin yang mereka dapatkan, sampai dengan begitu rela melakukan bom bunuh diri bahkan dengan membawa serta anak-anaknya. Dan bagaimna mereka sebagai orang tua menanamkan ideologi kepada anak-anaknya?. Ahh... makin banyak PR Ummat islam.

Namun, di balik segala pemberitaan media tentang pengeboman dan judgement terhadap identitas muslim seperti cadar, jilbab, jenggot, celana cingkrang, dsb, terselip beberapa berita tentang pembantaian di Palestina sana, dengan beberapa korban yang terus berjatuhan. Mengapa tak satupun media memberitakan tentang kesedihan dan segala tindakan kekerasan di palestina sana?. Kenapa begitu heboh dengan bom di negeri ini? apakah karena pengeboman ini di Indonesia, sedang yang di sana adalah negeri orang, ngapain diurusin?. Bukankah segala tempat di negeri manapun jika ummat islam diusik tetap saja menjadi negeri ummat muslim. ataukah karena kejadiannya sudah berlarut-larut dan sudah terbiasa?. bukankah karena sudah berlarut-larut justru harus menjadi masalah serius dan diperhatikan bersama?. Bukankah justru disana pengeboman itu tiap hari? mengenai warga sipil, mengenai anak-anak dan wanita, tak kenal siang atau malam, tak kenal hari biasa atau hari-hari di bulan ramadhan. tak mengenal warga palestina tengah melaksanakan ibadah (shalat) apa tidak?. Mengapa media seolah bungkam? bukankah ini sudah jelas sebagai tragedi kemanusiaan? jelas teror.. Jelas mengganggu. 

Bukannya mau mengalihkan fokus, aksi pengeboman di negeri ini wajar disesalkan, dikecam, dikutuk dan juga dicecari sampai ketemu. Tetapi mesti adil dong dalam memberitakan segala aksi teror. oleh siapapun, kepada siapapun, tanpa memandang ini-itu. paling tidak adalah berita tentang palestina. dan adalah pernyataan bahwa yang melakukan pengeboman ke palestina juga adalah pelaku teror. oh, iya tak usahlah keluar sana kalau begitu. mari lihat aksi teror lain mengenai penyidik KPK yang hingga saat ini adem ayam saja perkembangan penelusurannya. apakah karena hanya mengenai satu orang dan tidak sampai mengambil nyawa? tetapi bukannya justru kesigapan juga sama dengan yang kali ini?. Mana hasilnya? kok seolah sepi?. sedang korban hingga kini harus menerima kondisi fisik yang seperti itu. 


Jadi harus disepakati bahwa oleh siapapun, mengenai siapapun, dimanapun, yang namanya aksi pemberian rasa tidak nyaman, mengganggu keberlangsungan hidup, mengambil kehidupan, merenggut nyawa, itulah yang dikatakan sebagai aksi teror, dan pelakunya disebut sebagai teroris. tanpa memilah-milah. olehnya mesti adil juga menelusuri, harus adil juga menyelesaikan. (juga) perlu disepakati bahwa aksi teror itu berkaitan dengan pemahaman, bukan penampilan. Maka jangan mendiskreditkan mereka yang menjalankan ajaran agamanya dengan menggunakan jilbab, cadar, baju koko, gamis, atau bercelana cingkrang. berpenampilan begitu belum tentu sama dengan yang melakukan aksi teror. penampilan boleh sama, tetapi pemikiran berbeda. 

Palopo, 18 Mei 2018

Komentar

  1. Keren...
    Sedikit koreksi penggunaan tanda baca dan penggunaan huruf kapital :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyya. Makasih atas koreksinya. Kadang klw ngetik saking semangatx nggak lihat typo yg tercipta. Hehe..

      Insya Allah, akan diperbaiki. Big thanks atas koreksiannya dan kunjungannya. Semoga berkunjung kembali 😊

      Hapus
  2. Aw, this was an extremely good post. Finding the time and actual
    effort to create a really good article? but what can I say?

    I put things off a lot and don't manage to get nearly anything done.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thanks for your visit. I just wrote what came to my head. usually about the actual problem being discussed. or something that I think and feel. the way that I usually do when I will write, is to make the mood good first. if it's good, it's easy to write. keep on writing ...

      Hapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap