Langsung ke konten utama

Kagum pada Mereka yang Bisa Menyembunyikannya

Bahagia dan sedih.
Adakah yang tidak memilikinya?.
Tapi bukan itu yang terpenting. Apakah ada yang bisa menyembunyikannya?. Tabiat manusia adalah ingin dipahami. Ingin dimengerti. Ingin diakui. Ingin menampakkan. Ingin mengumumkan. Entah itu sedihnya atau bahagianya.

Bahagia biasanya ditampilkan untuk menunjukkan bahwa kita sedang tersenyum dan tertawa. kita ingin orang tahu senang sedang menghampiri. Ada karunia yang kita miliki. Singkatnya membagi ke orang lain bahwa kita lagi bahagia. Tapi tahukah kita bahwa di balik berita bahagia yang kita kumandangkan, bisa jadi ada hati yang bersedih karena tidak mendapatkan bahahia itu. Atau mungkin tertunduk karena bahagia itu yang dia impikan. Ada iri ada sedih yang bisa pelan bersemayam di dada orang lain. .

Kesedihan yang diumumkan. Untuk apa?. Supaya orang lain tahu sedih kita. Mendengar kisah kita. Tahu lara kita. Tahu sesak kita. Dan mengamini amarah kita. Kita ingin pengakuan orang lain bahwa kita memang pantas bersedih dan layak marah. Kita ingin didengarkan. Kita ingin dukung. Kita ingin orang lain menjadi tim hore atas apa sumber sedih itu. Sadarkah kita kalau ada di ujung sana orang yang tersinggung dengan ratapan kita. Atau bisa jadi sakit hati dengan setiap kata pembelaan yang kita smpaikan. Mungkin kita memang diposisi yang benar, tapi tetap saja hati orang lain mesti dijaga. Dari amarah, sakit, sedih, cemburu atau mungkin benci. 

Biarlah bahagia kita milik kita. Dan biarlah sedih menjadi rahasia kita. Cukup bahagia sewajarnya. Tampakkan selayaknya. (Juga) cukup sedih sepantasnya dan keluh seporsinya. Biarkan sumber sedihmu menikmati bahagianya. Percaya saja, sedih akan segera berputar jadi bahagia dan bahagia juga tak selalu ada di tempatnya. Suatu saat akan berganti.

Maka saya kagum. Pada mereka yang bisa menyembunyikan bahagia dan sedihnya. 😊😊😊. Adakah....??? #welpok #yaaffart#selfreminder

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap