Langsung ke konten utama

FDS Modul Keuangan Sesi 1

Ketika lebur telah meninabobokkan, tidak hal dengan pdp PKH. Meski libur nasional belum usai, tanggungjawab tetap harus dilaksankan. FDS menanti. Kali ini bukan lagi membahas bagaimana mendidik dan mengasuh anak. Tetapi membahas tentang keuangan. Tepat sekali momentnya selesai lebaran yang katanya masalah timbul adalah “habis lebaran terbitlah kanker”. Ini sudah penyakit tahunan kala lebaran berlalu. Apa penyebabnya?. Karena slama ini kita terlalu asyik mengeluarkan uang pada hal yang bukan sifatnya kebutuhan tetapi sifatnya keinginan. Dan tetaplah FDS modul keuangan sesi 1 membahas ini. Sesi 1 akan membahas 3 hal: bagaimana mengatur pendapatan dan pengeluaran, bagaimana membedakan antara kebutuhan dan keinginan untuk mengatur anggaran, dan bagaimana mengendalikan pengeluaran. Wuih…. Ini materi yang luar biasa. Jika KPM bisa melaksanakan isi materi, bisalah membantu dalam mengatasi masalah keuangan.

Pada awalnya khawatir sesi ini KPM akan ngantuk dan bosan. Tetapi kenyataannya berbeda. Justru dibanding sebelumnya, KPM malah lebih semangat. Bahkan tadi ada yang sempat bilang “ndak apa bu sampai malam”. Mungkin salah satu penyebab KPM semangat dalam sesi ini, karena selama proses merekalah yang lebih banyak berkontribusi. Mereka sebagai subjek. Dan pdp hanya sebagai pemberi arahan. Dan sungguh luar biasa semangat mereka menyelesaikan tiap permasalahan keungan yang diberikan. Apa karena mereka ibu-ibu yang emang kalau masalah uang mudah paham ya?. Begitulah perempuan dengan segala multitaskingnya. Ada yang sambil dengar materi sambil memperhatikan anaknya yang juga ikut serta. Dan ada yang menarik juga, makin banyak anak KPM, gadis remaja yang suka ikut dengan ibunya FDS. Jadi selama proses banyak membantu sang ibu. Ini berarti FDS lumayan sukses menarik minat para remaja tuk ikut serta. Senang juga mereka, apalagi ada gamesnya. Terima kasih ibu KPM semua. Dan maaf karena FDS semakin menyita waktu lama dan bahkan sampai malam hari.

Beberapa dokumentasi selama FDS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap