15 Juni 2018. Lebaran Idul Fitri 1439 H. Saat dimana kata maaf bertebaran, dan foto kebahagiaan berserakan. Namun, Ketika kebanyakan orang memposting kebahagiaan bersama keluarga. Saya satupun ngambil pic hari ini, tidak. Sejak semalam rasanya kelu mengingat satu sosok yang tak hadir hari ini. Sosok yang tiap lebaran akan kucari untuk kusalami. Sosok yang sejak semalam semua kebaikannya berkelebat hebat. Sosok yang semalam sukses mencipta sunyi dan menggelar pentas air mata kala kesibukan melakukan aktivitas tahunan menjelang lebaran. Bukan hanya saya, ibu pun sama. Kutahu, diapun rindu.
Bapak... saya rindu . Rindu engkau hadir disini. Rindu melihatmu berpeci, bersarung dan berbaju koko. Bapak... apakah engkau baik-baik saja di alam sana?. Semoga Allah senantiasa merahmatimu. Memberikan rahman dan rahim-Nya padamu. Bapak... saya rindu ingin menjabat tanganmu. Ingin melihatmu. Ingin melaksanakan permintaanmu membuatkan secangkir kopi. atau bertanya apakah ada air panas?. Ataukah bertanya adakah gula?. Bapak, rumah ini sunyi, rumah ini seolah mencarimu, mencari tangan yang puluhan tahun sangat telaten merawatnya. Lihatlah pekarangan yang tak lagi seasri dulu. lihatlah rerumputan yang tahu ada tangan yang tak pernah lagi menyentuhnya. Maafkan anakmu yang belum banyak berbuat untukmu semasa hidupmu. Bapak.. bisakah kebahagiaan ramadhan ini bisa engkau rasakan?. Sesak... benar-benar sesak... saya rindu bapak.... Lelaki yang paling sabar dan sederhana yang pernah kutemui #lebarantanpabapak #rindubapak #1439h
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar