Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Untukmu yang Patah Hati

Pernah menasehati orang yang patah hati?. Pernah menertawai orang patah hati?. Pernah pengen terpingkal-pingkal melihat orang yang lagi patah hati?. Susah menasehatinya kan?. Susah ngasih tahunya kan?. Menasehati orang lain memang perkara yang lebih mudah daripada menasehati diri. Menasehati orang dalam kondisi bukan kita yang mengalaminya memang mudah banget. Simple dan greget. Tetapi saat kitalah yang menerima kondisi itu, merasakan sendiri, barulah kita sadar mudah menasehati tetapi tidak mudah menjabarkan nasehat yang keluar dari mulut kita.  Untukmu yang lagi patah hati. Apa kabarmu? Masihkah amarah menggelayutimu?. Masihkah kecewa merajam seluruh sendi-sendimu?. Masihkah kesedihan menyelimuti keceriaanmu?. It's ok... Bersedihlah... Menangislah... Menggerutulah... Tidurlah... Merataplah.. Tapi jangan lupa bangkit. Sadarlah bahwa selama ini engkau salah memperjuangkan. Buktikan... Bahwa dia yang telah singgah lalu beranjak pergi Adalah orang salah kau perjuangka

Koma yang Berakhir Titik

Ini ada berapa episode? Entah kau ataupun aku, adakah yang tahu berapa lama waktu berlalu? Aku pun sejenak lupa kapan dimulai episode itu Ini bukan episode horor. Apalagi episode cinta Maupun episode kriminal Teman, Ini episode kita berdua  Ini layaknya episode drama harian yang ringan nan garing Mengapa? Karena kau sadar apa tidak, cerita tiap episodenya selalu sama. Apanya yang sama? Bukankah cerita, kisah, candaan, masalah, bahkan bahasan tak pernah sama? Iyya. Benar sekali.... Lalu kenapa? Apa yang salah? Apanya yang sama? Kok...? Kau tak sadar? Jika tiap episode kita selalu berakhir sama Berakhir dalam diam Berakhir dalam tanda titik di kalimat yang aku buat Hingga rasanya aku berpikir, akulah yang selalu jadi tokoh terakhir dalam scene penutup Layaknya drama pantomim. Atau drama monogram. Aku selalu menjadi pemegang kunci tiap dialog dalam drama. Menggantung bukan? Dan aku pun jadi bertanya, apakah dialog ini benar membosankan?

Tak Perlu Berlelah-Lelah

Mulut telah capek merangkai kata perkata. Tangan pun telah lelah menekan tiap tuuts keyboard untuk menuliskan. Dan fisik telah letih membahasan dengan bahasa tubuh. Apa yang diperoleh?. Apakah penjelasan telah sukses tersampaikan?. Ada masa, sesuatu perlu kita jelaskan. Dan ada keadaan yang mesti kita clearkan. Dengan segenap yang kita bisa penjelasan pun bertubi-tubi. Tak bisa secara langsung, mungkin secara tak langsung. Apalagi media semakin bersahabat menyambunglidahkan. (Terkadang) perlu diam. membiarkan orang menafsirkan sendiri. Pula terkadang harus terpaku, membiarkan keadaan bercerita sendiri. Karena seberapa lama dan banyak penjelasan yang diberikan, tak ada yang sampai ke telinga dan ke hati. Butuhkah kita menjelaskan diri kita kepada orang lain sedetailnya?. Ini loh saya anak dari orang tua yang bla..bla... yang tinggal di bla..bla.. yang pendidikannya sudah bla..bla.. yang punya kelebihan bla..bla... yang saat ini merintis ini itu. Yang sekarang lagi bahagianya karena

Tiap Kita Punya Peluang yang Sama

(Mungkin) kita pernah berpikir, apakah hidup ini adil?. Kenapa harus ada yang miskin namun ada yang kaya. Mengapa ada yang fisiknya sempurna dan ada yang pas-pasan bahkan kurang. Mengapa ada yang selalu bergelimang kemudahan sedang ada yang justru susah melulu. Mengapa ada yang sampai beberapa turunan tetap aja kaya raya dan ada yang miskin sampai ke akar-akar. Dan mengapa ada yang diberi kelebihan kecerdasan namun ada yang meski belajar berkali-kali nyungsep aja tuh pikiran entah gmna lagi caranya. Ada yang pernah berpikiran begitu?. Tiap kita memiliki kelebihan masing-masing. Dan kelebihan itu adalah titipan yang dengannya Allah berikan sebagai ladang amal bagi kita. Apakah dengan kelebihan itu membuat lebih dekat dengan Allah atau justru makin menjauh. Ada diantara kita yang dititipi harta, dengannya apakah bisa membantu orang lain. Ada yang dititipi pangkat/kedudukan, dengannya apakah bisa menjadi pemimpin yang dapat membuat kebijakan lebih maslahat. Ada yang dititipi kecerd

Handshock, Wajibkah?

Saat membuka instagram, tertulis di salah satu caption gambar akun muslimah : "Pakai handshock itu penting atau penting amat?" . Terus dilanjutkan dengan iklan handshock dari akun lainnya. Sejenak pertanyaan yang pernah terlintas, kembali terlintas dibenakku. Aku pun mengomentari postingan tersebut. i said : Tergantung kondisi pergelangan baju. Kalau pergelangannya dengan ukuran yang tepat ya nggak musti pakai handshock, tetapi kalau emang pergelangan bajunya lebar atau lebar amat, ya musti pakai handshock. Afwan, mau bilang kok makin kesini penggunaan handshock fungsinya lebih ke fashion ketimbang untuk melengkapi kesempurnaan berpakaian. Afwan just my opinion". Maksud saya apa?. Begini....... Awalnya handshock jarang digunakan dan dipasarkan. bahkan namanya pun jarang terdengar. Namun dengan segala perkembangan hijrah dengan segala euforianya, banyak properti hijrah pun berseliweran. Tersebutlah handshock, ciput, bandana, dll. Salahkah? oh nggak kok. Trus kena

Rintik Hujan dan Rinduku

Bapak...  Rinai hujan yang jatuh di dedaunan selalu saja mengingatkanmu. Apalagi di sudut pekarangan tempat terakhir kali kulihat dirimu masih bisa berjalan. Tanganmu yang telah kuyuh dan lemah, masih juga ingin mandiri menggapai dedaunan hijau yang menjadi langgananmu kala sakit. Melihatnya.. melewatinya.. memandangnya.. tetap saja bulir ingin berjatuhan.  Bapak... Rumah ini semakin sunyi dan sepi. Tak adalagi suaramu. tak adalagi bayanganmu. Tak adalagi frame kegesitanmu. Rumput seolah bernyanyi merindukanmu. Rumah ini semakin sepi. Apa kabarmu di alam sana?. Semoga Allah selalu memberikan rahman dan rahim-Nya padamu. Rindu selalu terkirim untukmu. Saya rindu... ingin bercerita.. ingin mendengarmu... ingin mengaduh kepadamu. Mungkin denganmu bisa kuakui bahwa saya masih punya lelaki hebat.  Rintik-rintik hujan jatuh ke dedaunan hijau itu. Begitu pula dengan kerinduanku ingin bercerita padamu. *Palopo, 28 Juli 2018*

Rindu yang Lebih Pilu

Sore itu, sebuah video disodorkan padaku. Awalnya tak mau melihatnya. Khawatir videonya tentang kekerasan atau tentang berdarah-darah. Soalnya pernah sekali seorang mahasiswa dengan tanpa bersalahnya mengirim foto singkat orang yang dipenggal kepalanya. Kupikir video apaan, ehh, nyatanya… tahu tidak setelahnya pengen rasanya nangis dan menjerit. Antara marah, takut, dan meringis lihat. Sampai saya rasanya pengen muntah. Ini video sadis amat men. Masih mending video penembakan daripada yang beginian. Terlihat jelas kepala manusia dipenggal tanpa ada rasa kasihan. Sejak itu jadi takut membuka kalau dikirimkan video sama seseorang. Tapi video kali ini bukan tentang kesadisan, tapi video tentang kehidupan. Tentang garis hidup. Awalnya pengen sok tegar. Pengen sok ahh.. nggak deh pasti kuat lihatnya. Tapi dasar diriku yang emang cengeng kalau bahas tentang begituan, Cuma berselang beberapa waktu air mata sudah mulai nongol dengan mesra di pelupuk mata. Seorang istri yang menuangkan ten

Milad 57 IPM

18 Juli.... Milad Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Disini banyak belajar Disini banyak cerita Disini banyak kisah Disini banyak tempaan Disini banyak terpaan Disini banyak pengalaman Disini banyak teman Disini banyak rasa Disini banyak petualangan Disini banyak kenangan. Dan disini awal semua berproses. "Tiga Huruf. Satu Makna. Sejuta kisah" Memang tak ada materi yang diberikan, tak ada kedudukan yang dijanjikan. Tapi melaluinya pikir dan dzikir ditempa. Bertanyalah pada mereka yang pernah berkecimpung didalamnya, akan kau dapatkan mata yang berkaca2 mengurai setiap kisahnya 😘. *We want to peace and love together* Nuun. Walqalami Wamaa Yasthuruun. Nuun. Demi pena dan segala yang dituliskannya. #IPM #Milad57 #SalamPena #Ipmawati #Ipmawan #IPMsulsel #latepost

Caleg Mantan Narapidana

Mendekati pesta demokrasi besar-besaran, sudah tentu mengundang banyak issue baru dan kontroversi. Ada banyak kepentingan yang diperjuangkan. Bahkan saat ini yang lagi hangat diperbincangkan adalah tentang pencalonan caleg. Dari KPU mempersyaratkan harus mereka yang bersih dari riwayat kesalahannya, terutama pada kasus korupsi. Sedangkan dari MPR dan DPR malah getol memperjuangkan agar siapapun bisa mencalonkan diri jadi caleg meski mantan narapidana dengan alasan HAM. Dan mereka semua adalah warga negara Indonesia yang punya hak yang sama di mata negara. bebas mengajukan diri menjadi calon legislatif. Sebenarnya dengan alasan apa mereka yang jelas sebagai mantan narapidana entah tahanan polisi atau tahanan KPK tetap diperjuangkan menjadi caleg?. Apakah mereka dengan attitude yang lebih baik sudah langka di negara ini?. Dengan alasan HAM?. Bukankah HAM dibuat justru untuk mengatur tatanan menjadi lebih baik?. Kalau hanya karena alasan HAM, mengapa tidak sekalian para perampok, te

Singlelillah Project

Wah... ternyata ada project baru dari Kang Abay, dkk. Masih dengan Anandito Dwis. Tapi kali ini nilai jualnya lebih karena melibatkan salah seorang personal girlband cherrybelle "Annisa Rahma" yang kini telah mantap berhijab.  Kalau nggak salah projectnya juga ada 4 part. Dari yang kulihat part 1 dan 3 beda dengan project sebelumnya, tapi part 2 sama hanya saja yang nyanyi bukan lagi Anandito Dwis, tetapi Anisa Rahma. Judulnya tetap sama juga. Jadi sampai saat ini Part 1 judulnya "Singlelillah. Part 2 "Mencintai Kehilangan" dan Part 3 "Ta'aruf". Eh.. part 4 kalau nggak salah "Tua bersamamu". (Lagi) saya dibuat baper lihat projectnya. Apalagi pas part 3. Di bagian akhir itu loh... Kata-kata Nisa nyentil banget. Sukakkkk pokoknya... Kalau kamu tidak diperjuangkan oleh seseorang yang kamu harapkan. Kamu akan diperjuangkan oleh seseorang yang mengharapkanmu. Tak perlu menangisi seseorang yang tidak peduli padamu. Karena hidupmu terla