Langsung ke konten utama

Caleg Mantan Narapidana

Mendekati pesta demokrasi besar-besaran, sudah tentu mengundang banyak issue baru dan kontroversi. Ada banyak kepentingan yang diperjuangkan. Bahkan saat ini yang lagi hangat diperbincangkan adalah tentang pencalonan caleg. Dari KPU mempersyaratkan harus mereka yang bersih dari riwayat kesalahannya, terutama pada kasus korupsi. Sedangkan dari MPR dan DPR malah getol memperjuangkan agar siapapun bisa mencalonkan diri jadi caleg meski mantan narapidana dengan alasan HAM. Dan mereka semua adalah warga negara Indonesia yang punya hak yang sama di mata negara. bebas mengajukan diri menjadi calon legislatif.

Sebenarnya dengan alasan apa mereka yang jelas sebagai mantan narapidana entah tahanan polisi atau tahanan KPK tetap diperjuangkan menjadi caleg?. Apakah mereka dengan attitude yang lebih baik sudah langka di negara ini?. Dengan alasan HAM?. Bukankah HAM dibuat justru untuk mengatur tatanan menjadi lebih baik?. Kalau hanya karena alasan HAM, mengapa tidak sekalian para perampok, teroris, dan juga mereka dengan status kejahatan yang sama diberikan kesempatan mengatur negeri ini. Ini calon legislatif loh, bukan sebagai pegawai negeri biasa yang pekerjaan mereka bukan membuat undang-undang. 

Logika sederhananya adalah jika yang mendaftar CPNS saja diminta untuk mengurus surat SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian) padahal mereka hanya jadi pegawai biasa, mengapa mereka yang akan mendaftar anggota calon legislatif tidak dipersyaratkan demikian. Tidakkah seharusnya justru mereka yang harus diperketat aturannya?. Mereka itu bukan sembarang posisi loh. Merekalah orang yang mestinya banyak berpikir dan mengeluarkan kebijakan untuk perbaikan negara. Melalui mereka permasalahan di negara ini ditemukan solusinya. Tetapi bagaimana jika mereka sendiri adalah sumber masalah?. Bukankah karena mereka terjerat kasus, apalagi kasus itu adalah kasus korupsi, itulah masalah negara sebenarnya?. Bukankah negara ini sudah sangat terkenal dengan kasus korupsinya?. Mengapa pembuat masalah malah diberi kesempatan mengatur negara?. Justru merekalah yang mesti direhab oleh negara. 

Ada apa dengan negeri ini? Mengapa aturan seolah mudah dibuat untuk kepentingan segelintir orang. Ayolah.. carut-marut negeri ini jangan diperparah lagi. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap