Bapak...
Rinai hujan yang jatuh di dedaunan selalu saja mengingatkanmu. Apalagi di sudut pekarangan tempat terakhir kali kulihat dirimu masih bisa berjalan. Tanganmu yang telah kuyuh dan lemah, masih juga ingin mandiri menggapai dedaunan hijau yang menjadi langgananmu kala sakit. Melihatnya.. melewatinya.. memandangnya.. tetap saja bulir ingin berjatuhan.
Bapak...
Rumah ini semakin sunyi dan sepi. Tak adalagi suaramu. tak adalagi bayanganmu. Tak adalagi frame kegesitanmu. Rumput seolah bernyanyi merindukanmu. Rumah ini semakin sepi. Apa kabarmu di alam sana?. Semoga Allah selalu memberikan rahman dan rahim-Nya padamu. Rindu selalu terkirim untukmu. Saya rindu... ingin bercerita.. ingin mendengarmu... ingin mengaduh kepadamu. Mungkin denganmu bisa kuakui bahwa saya masih punya lelaki hebat.
Rintik-rintik hujan jatuh ke dedaunan hijau itu. Begitu pula dengan kerinduanku ingin bercerita padamu.
*Palopo, 28 Juli 2018*
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar