Mulut telah capek merangkai kata perkata. Tangan pun telah lelah menekan tiap tuuts keyboard untuk menuliskan. Dan fisik telah letih membahasan dengan bahasa tubuh. Apa yang diperoleh?. Apakah penjelasan telah sukses tersampaikan?. Ada masa, sesuatu perlu kita jelaskan. Dan ada keadaan yang mesti kita clearkan. Dengan segenap yang kita bisa penjelasan pun bertubi-tubi. Tak bisa secara langsung, mungkin secara tak langsung. Apalagi media semakin bersahabat menyambunglidahkan.
(Terkadang) perlu diam. membiarkan orang menafsirkan sendiri. Pula terkadang harus terpaku, membiarkan keadaan bercerita sendiri. Karena seberapa lama dan banyak penjelasan yang diberikan, tak ada yang sampai ke telinga dan ke hati. Butuhkah kita menjelaskan diri kita kepada orang lain sedetailnya?. Ini loh saya anak dari orang tua yang bla..bla... yang tinggal di bla..bla.. yang pendidikannya sudah bla..bla.. yang punya kelebihan bla..bla... yang saat ini merintis ini itu. Yang sekarang lagi bahagianya karena bla..bla... yang lagi kesel banget karena bla..bla.. Yang hari ini ngenes banget bla..bla..bla.. Yang sedih banget, kecewa banget, marah banget, padahal sebenarnya bla..bla..
It's ok, bercerita pada orang lain membuat hati menjadi plong. Setidaknya beban yang menghimpit di dada bisa diurai sedikit demi sedikit via ekspresi saat menceritakannya pada orang lain. Betullll... bahagia yang disampaikan kepada orang lain, membuat kita lebih bahagia dan pengen berbagi bahagia. tetapi semua ada kadarnya. Tak perlu sampai berlelah-lelah menyampaikan semuanya. Tak perlu berlelah-lelah menjelaskan detailnya. Meski yang kita ceritakan adalah orang yang senang pada kita, sebenarnya tak begitu butuh semua harus dijelaskan. Bahagia kita toh tak perlu over dipamerkan padanya. dan sedih kita tak perlu banyak disandarkan padanya. Dan jika dia orang yang tak menyukaimu, seberapa keras kau bercerita bahagi, sedih, lara, pelik, bahkan kebenaranmu. Dia takkan percaya apa yang kau sampaikan.
Ingatlah kata ali bin Abi Thalib:
Tak perlu berlelah-lelah menjelaskan kepada orang lain siapa dirimu. Karena yang menyukaimu tak butuh itu dan yang membencimu tak percaya itu.
Pun akan sama dengan kepemilikan. Tak perlu berlelah-lelah menjelaskan, mengumumkan, mengumandangkan, dan memastikan. Karena semakin dijelaskan semua justru makin absurd. Apalagi menjelaskan dengan sebuah justifikasi, permohonan maaf, dan juga alasan kekhilafan. Absurd yang mutlak.
#yayaaff #akhirjuli18 #310718
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar