Hei Jogja.. Jumpa lagi untuk ke sekian kalinya. Sudah berapa kali kesini? entahlah. Lalu apa kali ini?. Tak begitu riweh sih, just wanna trip and silaturrahim with friends. Trus, how?. Entah ini akan bertema apa. Tetapi yang jelas, kali ini bukan keriuhan kemarin. Kota ini masih sama, ramainya, nuansanya, juga bagian sudut-sudutnya. Yang berbeda mungkin hanya "hopeness". Jogja tetaplah jogja, selalu akan menyimpan kenangan dan rindu. Biarlah perjalanan kali ini mungkin hanya akan menyentil sedikit kenangan dan harapan. Kota ini, kota tempat pertama kali berproses keluar dari tempurung. Kota tempat pertama kali Yaya menerepong terjauh, bahwa hidup dengan kenyamanan tempat tinggal tidaklah sebuah nyaman yang benar-benar nyaman, Ada banyak hal di luar sana yang perlu tuk dilihat dan dilalui. Nyaman dalam tempurung bukanlah nyaman dan sulit dalam dunia yang luas bukanlah sulit. Karena dunia ini luas, mata ini lapang memandang, hati kita disediakan banyak kelapangan, Terjatuh pun ada bilangannya. Jadi tak perlu takut keluar, berlari, memandang, dan terjatuh. Kesemuanya ada jatahnya. Jika ada yang menurutmu salah, berhenti di stasiun itu. Berkemaslah, Turunlah,.. jalurmu salah. (Mungkin) bukan jalan itu adalah stylemu. Bukan kamu banget malah.
Lalu ingin kudefenisikan apa kali ini? Tak usah mendefenisikannya. Atau defenisikan dengan "kosong". Membawa diri tuk mengosongkan pelik dan penat. Membawa hati tuk mengosongkan rasa dan juga sendu. Membawa pikiran tuk mengosongkan beban dan juga rindu. Membawa harapan tuk mengosongkan harapan dari selain pada-Nya. Allah lebih tahu defenisi itu. Tak perlu penjabaran, Allah pasti tahu. Kubawa kesini kuterbangkan disini. Tak perlu balik pulang bersamaku. Apa itu? Kepusingan.. kepenatan.. kerinduan.. dan juga harapan. Biarkan disini. Biarkan begini. Semoga pulang dengan semangat yang baru. Hati yang baru. juga harapan yang baru. Bismillah.....
Tulisan di buku "Ketetapan Terindah" oleh Panji Ramdana yang kubaca pagi ini
"Jalani Jalanmu"
Jika kamu menginginkan kebahagiaan,
Berdamailah dengan dirimu
Tenangkan hatimu dan sadarilah bahwa
Kau baik kepada semua selainmu
Tali yang melilit membuatmu terbujur dalam kekakuan
Segera lepaskan
Jangan biarkan hal-hal kecil membuatmu beku tangis penuh isakan
Malam menjemput, payung menggugah, tirai kegalauan mulai tersibak
Tersingkaplah kebenderangan makna kebahagiaan hakiki yang dulu rusak
Pena antik perlahan mengukir kepastian
Pada sebaiat harap baru
Hari terus berjalan
Pergantian waktu tidak dapat dielakkan
Jalanilah hidupmu
Kebaikan membuka pintu kebaikan
Keburukan menutup pintu kebaikan
Jalanmu adalah milikmu
Segeralah kau pilih karena itu untukmu
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar