Langsung ke konten utama

Jogja in August

Hei Jogja.. Jumpa lagi untuk ke sekian kalinya. Sudah berapa kali kesini? entahlah. Lalu apa kali ini?. Tak begitu riweh sih, just wanna trip and silaturrahim with friends. Trus, how?. Entah ini akan bertema apa. Tetapi yang jelas, kali ini bukan keriuhan kemarin. Kota ini masih sama, ramainya, nuansanya, juga bagian sudut-sudutnya. Yang berbeda mungkin hanya "hopeness". Jogja tetaplah jogja, selalu akan menyimpan kenangan dan rindu. Biarlah perjalanan kali ini mungkin hanya akan menyentil sedikit kenangan dan harapan. Kota ini, kota tempat pertama kali berproses keluar dari tempurung. Kota tempat pertama kali Yaya menerepong terjauh, bahwa hidup dengan kenyamanan tempat tinggal tidaklah sebuah nyaman yang benar-benar nyaman, Ada banyak hal di luar sana yang perlu tuk dilihat dan dilalui. Nyaman dalam tempurung bukanlah nyaman dan sulit dalam dunia yang luas bukanlah sulit. Karena dunia ini luas, mata ini lapang memandang, hati kita disediakan banyak kelapangan, Terjatuh pun ada bilangannya. Jadi tak perlu takut keluar, berlari, memandang, dan terjatuh. Kesemuanya ada jatahnya. Jika ada yang menurutmu salah, berhenti di stasiun itu. Berkemaslah, Turunlah,.. jalurmu salah. (Mungkin) bukan jalan itu adalah stylemu. Bukan kamu banget malah.

Lalu ingin kudefenisikan apa kali ini? Tak usah mendefenisikannya. Atau defenisikan dengan "kosong". Membawa diri tuk mengosongkan pelik dan penat. Membawa hati  tuk mengosongkan rasa dan juga sendu. Membawa pikiran tuk mengosongkan beban dan juga rindu. Membawa harapan tuk mengosongkan harapan dari selain pada-Nya. Allah lebih tahu defenisi itu. Tak perlu penjabaran, Allah pasti tahu. Kubawa kesini kuterbangkan disini. Tak perlu balik pulang bersamaku. Apa itu? Kepusingan.. kepenatan.. kerinduan.. dan juga harapan. Biarkan disini. Biarkan begini. Semoga pulang dengan semangat yang baru. Hati yang baru. juga harapan yang baru. Bismillah.....

Tulisan di buku "Ketetapan Terindah" oleh Panji Ramdana yang kubaca pagi ini

"Jalani Jalanmu"

Jika kamu menginginkan kebahagiaan, 
Berdamailah dengan dirimu
Tenangkan hatimu dan sadarilah bahwa
Kau baik kepada semua selainmu
Tali yang melilit membuatmu terbujur dalam kekakuan
Segera lepaskan
Jangan biarkan hal-hal kecil membuatmu beku tangis penuh isakan

Malam menjemput, payung menggugah, tirai kegalauan mulai tersibak
Tersingkaplah kebenderangan makna kebahagiaan hakiki yang dulu rusak
Pena antik perlahan mengukir kepastian 
Pada sebaiat harap baru
Hari terus berjalan
Pergantian waktu tidak dapat dielakkan
Jalanilah hidupmu

Kebaikan membuka pintu kebaikan
Keburukan menutup pintu kebaikan
Jalanmu adalah milikmu
Segeralah kau pilih karena itu untukmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap