Langsung ke konten utama

Huru-Hara Deklarasi Pilpres 2019

Hari ini utamanya di media lagi hangatnya membahas tentang pencalonan capres - cawapres. Awalnya sih nggak begitu minta mau tahu apa yang terjadi. Malas pokoknya nonton berita yang bahasnya itu melulu. Dunia politik yang belokannya kadang tiba-tiba melengkung dan tiba-tiba lurus. Sesuai dengan kehendak kepentingan. Wallahu a'lam, semoga masih ada saja orang yang berkecimpung di dunia itu yang bisa dipercaya. Hanya saja, sore tadi di kampus sempat diatanya sama teman: Kak, pak Sandiaga Uno calonnya Probowo di?. Saya pun menimpali: ah, iyyakah? ndak tahu juga. Tapi masak sih pak sandi?. Jakarta gimana dong?. Setelahnya bahasan kembali ke laptop. Kembali ke nilai mahasiswa yang membuat "kebingungan Tanpa Logika". Ini nggak usah dibas disini yah. Ntar ada part tersendiri.

Tetapi, setiba di rumah menjelang maghrib, adik dan ibu lagi heboh-hebohnya nonton berita. Katanya pak Mahfud MD yang jadi calon wapres Jokowi. Iyyakah? begitu pikirku sejenak. Wah... nggak jadi TGB ya? Nggak jadi pak JK ya? kok tiba-tiba pak Mahfud?. Tapi ah sudahlah.... Namun karena kondisi di depan Tv bener-bener nggak mengenakkan hati. Ibu banyak mencaknya melihat berita. begini dan beitulah, mau tidak mau bersuara juga menasehati ibu supaya jangan sampai keluarkan kata-kata sumpah serapah. Sejengkel apapun melihat berita. Tak lama menyaksikan siaran langsung, terdengarlah suara pak Jokowi mengumumkan siapa cawapres yang dia pilih. Saya yang di kamar sih nggak begitu minat keluar mendengar pengumuman itu. Kan tadi sudah heboh ibu mencaknya bilang ini itu pada pak J***wi dan pak M**f**. Kupikir kan sama aja. Eh, karena kadung lapar saya ngambil makanan lalu bergabung depan TV nonton. Disitulah ibu curhat pandangan politiknya :D. Dia merasa kasihan, tertawa, dan juga apalah namanya, karena ternyata yang disebut oleh pak jokowi bukan M yang Mahfud MD, tetapi Ma'ruf Amin. Mulailah saya berminat dengar dan cari tahu. 

Keluarlah cerita dari ibu bahwa sejak kemarin nama yang digadang-gadang mendampingi Jokowi adalah Mahfud MD. Bahkan semua media sudah membahas itu, mewawancari pak Mahfud, sampai pada tadi menjelang maghrib masih ada berita bahwa pak Mahfud sudah diwawancarai sudah sedia fitting baju untuk deklarasi. Dan lebih dramatisnya lagi, ada yang mengabarkan bahwa pak Mahfud telah separuh perjalanan menuju tempat pertemuan Jokowi dengan partai-partai pendukung, namun kemudian berbalik haluan. (mungkin) setelah mengetahui atau mendengar bahwa "M" yang dimaksud sebagai pendamping Jokowi di pilpres bukan dia tetapi KH. Ma'ruf Amin, ketua MUI. itu benar nggak sih?. Wallahu a'lam. Kita yang sebagai penonton, sebagai nitizen hanya bisa menerka dan mengomentari, tepatnya gimana hanya mereka dan Allah yang tahu. Tetapi, jika bener itu terjadi, alamaaakk.. jahat nian. Masa sekelas pak Mahfud, seorang prof dengan kepintaran, kepiawaian, dan nama besarnya harus mengalami hal tersebut. Lalu apakah benar bahwa itu diputuskan di injury time menjelang deklarasi karena beberapa partai pendukung tidak sepakat dengan itu?. lagi-lagi wallahu a'lam. 

Lalu tersebutlah di sebuah stasiun TV melaporkan secara langsung dari tempat pertemuan Jokowi dan partai pendukungnya. Wartawan dan awak media dari lokasi sangat banyak dan membludak. Bahkan berita seolah memang berpusat pada tema ini. dan juga tak ketinggalan media selalu menampilkan berita yang seolah memprovokasi agar kubu sebelah segera juga melakukan konfrensi pers untuk mengumumkan paslonnya dan bisakah mengungguli pasangan yang sudah clear dideklarasikan. Kata reperter Tv tersebut: malam ini, negeri ini dibuat terguncang dengan adanya berita deklarasi Jokowi-Ma'ruf. Saya yang lagi duduk disamping ibu pun bertanya:
"Mak, terguncang bede Indonesia karena pengumuman capres-cawapres dari Jokowi. Jadi terguncangki juga ma?"
"Bissanya itu terguncangka. weeekkkk....."
Haha...haha.. ternyata my mother masih juga dalam suasana mencak. Pastilah membahas begini makin menambah suhu panasnya. Ahh... the power of emak-emak. Kalau sudah mencak, jangan coba diganggu lagi. Bahaya.... :D. Tapi, apa iyya ini mengguncang indonesia?. Kalau saya sih nggak. Terkejut iya. Karena sebelumnya bukan nama itu yang digadang-gadang. Atau mungkin karena hanya media yang menggadang. tetapi kalau dibilang terguncang, nggak kok. Saya pun dipihak yang sama denganmu mom. Tapi nggak pakai mencak ya. Lowes aja... jangan jadi pendukung yang rajin nyinyir dan mencak. Adab harus tetap didahulukan. Setuju kan?. 

Eh, ada tambahan lagi nih sebagai pelengkap cerita. Di tenagh asiknya nonton euforia deklarasi capres-cawapres, lewatlah iklan "Slimming Suit". Kelihatanya keren. Mungkin sekeren dengan harganya. Saya pun (lagi) bertanya ke ibu.
"Ma', kalau saya pake begituan, kenapai?"
"Ohhhh, Ka'tu ko"
"wkwkwkwkwkwk... "
Waduh... jawabannya sadis amat makkk.... Ada yang ngerti maksudnya?. kalau yang ketawa baca ini tentu ngerti. Arti dari "ka'tu ko" itu adalah "kamu putus". artiny badanku akan terputus kalau pakai alat itu. Secara badan sudah sekecil dan sekurus ini. Kalau makai begituan lagi, bukan langsing namanya tapi Langsung. Langsung Ka'tu/putus maksudnya. hahahaha.. ada-ada saja. Tapi lumayanlah menjadi ice breaker dari suasana mencak dan penuh harap menanti pengumuman-pengumuman malam ini.

*sekian cuitan dari pengamat dadakan pilpres 2019*
*saya tetap sama*
*2019GantiPresiden*
*Palopo, 9 Agustus 2018*
*Dipenghujung*


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap