Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Refleksi dan Resolusi

Pergantian tahun... apa yang istimewa? Pergantian angka tahun seolah menjadi hal yang sakral dan menjadi kewajiban tuk dirayakan. Ada yang santai merayakannya dengan happy-happy, dengan alasan kapan lagi.... Ada juga yang tak mau merayakannya tetapi tetap saja diisi dengan kegiatan. Meski bernuansa lebih positif sih. Jadinya mikir, nggak merayakan karena memang bukan kebiasaan dan keharusan kita, ataukah tidak melakukan karena jenis pelaksanaannya saja?. Entahlah... Saya masih mikir tentang itu. Pergantian ini ingin kuapakan?. Harus ikut mereka?. Kalau diisi dengan pengajian, kajian, apa bedanya dengan malam-malam yang lain. Kenapa harus malam pergantian tahun?. Sebagai refleksi?. Ini kayaknya yang masuk dalam akalku. Meski tiap saat harusnya jadi ajang refleksi. Iya kan?. Tapi paling tidak jadi titik tolak melihat ke belakang tuk melejit ke depan. Mengoreksi masa lalu tuk masa depan yang lebih baik. Hmm... Boleh juga. Lalu apa refleksi dan resolusimu yaya...? Berbicara tenta

Ke Allah, akan Mudah

Pernah merasa gelisah? Pernah merasa tak mampu? Pernah merasa tidak yakin? Saya yakin kamu pernah. Begitupun aku yang berkali-kali. Lari kemana? Kemana lagi kalau bukan ke Maha segalanya. Maha pemberi. Maha kuasa dan Maha Pemilik. Kita manusia sama sekali tak punya daya. Sekuat dan seyakin apapun, insting manusia tetap akan mencari Tuhannya. Sekelam dan sepekat apapun, naluri manusia tuk mengadu ke Rabb-nya.  Ujian skripsi, ujian tesis, ujian cpns, dan beberapa ujian lain. Entah, do'a inilah yang menenangkan hati. Rasanya adem. Dan rasanya punya bodyguard di samping kanan kiri yang membisikkan : yaya... Tenang.. Kamu pasti bisa. Ada Allah yang membersamai. Dan benar saja.. Semua jadi tenang. Inilah yang membuat do'a ini seolah pedang pamungkas kala berada dalam kesusahan.  Benarlah... Allah-lah awal dari segala kebahagiaan. Dan Allah pula akhir segala kebahagiaan. Segala pinta, segala harap, segala kemungkinan, dari-Nya semua berawal dan berakhir.

Celoteh Senja

Celoteh senja kali ini... Pernah bepergian sendiri? Kalau saya sering. Hampir selalu malah. Hahah.. Kedengarannya ngenes ya?. Ah, tak apa. Di kubur juga akan sendiri kan?. Nah, loh malah jd ngeles. Hahaha.. Biar...😜. Sore ini. Habis melaksanakan tugas negara ber-FDS, ngacir jalan ke pinggir laut. Jalan sambil mikir mau duduk dimana ya?. Cari tempat duduk yang agak banyak orang deh, supaya gue nggak kelihatan banget kalau sendirian. Atau dengan kata lain supaya gue nggak terlihat ngenes 😀. Dan... Alhamdulillah, ada yang jual minuman dingin dan ada tempat duduknya, plus belum ada pelanggan. Jadi.. Gue bisa duduk disitu. Seolah-olah gue tak sendiri😜. Setelah mesan seporsi Thai Tea, duduk ngambil posisi, buka laptop, buka hp, connecting wifi, dan buka blog (seolah sibuk gitu hahaha). Baru juga duduk beberapa saat langsung ditanya oleh ibu yang menjual She : fakultas apaki di IAIN dek? Me : (bingung sejenak) ohhh... Sy di Unanda bu She : ohh.. Kukira anak STAIN ki M

Tentang Hidup

Mari sejenak bercerita tentang hidup Boleh kan? Bagaimana hidupmu teman? Apakah selalu dibanjiri dengan kebahagiaan? Ataukah selalu dihiasi dengan kesedihan?. Apakah selalu bahagia dan tak pernah sedih? Ataukah selalu sedih tak pernah bahagia?. Tak ada satupun kita yang tak merasakan bahagia dan sedih. Seperti kita yang tak selalu tertawa atau menangis. Hidup selalu saja bergulir dan berganti. Kehidupan tiap kita pun tak pernah sama. Jalan kita dan takdir kita pun tak satupun yang sama persis. Hingga meski begitu lelah dahulu bersaing mendapatkan dunia, pada akhirnya nasib kita tak ada yang sama dan tak ada yang tertukar. Apa yang didapatkan, itulah takdir yang harus dilalui. Allah ingin kita menjalaninya, karena ada pelajaran yang harus kita dapatkan bukan orang lain yang harus dapatkan. Tak ada kata Allah tak adil. Itulah jalan kita, dan dari situlah segala sumber amal kebaikan bisa kita dapatkan. Jangan pernah iri dengan kehidupan orang lain. Dengan apa yang didap

Wanita Yang Manakah Anda?

Wanita zaman sekarang, begitu pintar, eh, akhlaknya entah ke mana. Giliran agamanya lempeng, bodohnya minta ampun (Novel Diorama Sepasang Albanna | Diorama Dilatasi) Yang pernah baca buku ini, gimana perasaannya pas baca part tersebut?. Klw saya, rasanya nge-jleb banget. Sambil mikir dan ngorek diri, termasuk yg manakah saya?. Apakah masuk kategori pertama atau kedua?. Tetapi tulisan itu mengorek sentimentil kita agar bisa tersinggung. Jangan sampai kita serius ngejar dunia. Sibuk mengejar kepintaran, ketenaran, jabatan, atau apalah, tetapi akhlak dan urusan agama memilukan. Atau jangan-jangan kita rajin ibadah, agama glek, tapi jadi orang yang lalod bukan main. Dunia tak mesti membuat kita tuli tentang agama dan agama tidak lantas membuat kita buta dengan dunia. Itu menurutku. Bagaimana menurutmu? #night #rain #quotes #dioramasepasangalbanna #dilatasimemory #yayanotes

Setahun Tanpamu

Bapak... Bagaimana kabarmu di alam sana?. Semoga Allah selalu merahmati, menyayangi, dan menerangi kuburmu. Hari ini, tepat setahun sudah kepergianmu meninggalkan kami di dunia. Yah, tepat setahun yang lalu. Kuingat rasa yang lalu. Saat untuk pertama kalinya naik ambulance mengantarkan jenazahmu balik ke rumah. Dan hari itulah entah berapa banyak tangisan kukeluarkan. Sedih, sesak, dan menyesal. Kupikir esok masih ada kesempatanku menjadi anak berbakti untukmu. Kupikir masih ada waktu untukku membahagiakan dan memperhatikanmu di dunia. Nyatanya, saya harus bisa menerima bahwa Allah jauh lebih menyayangimu. Mungkin juga sebagai alasan agar sakit tak lagi mengrogotimu. Bapak, 3 hari lalu saya dan ibu mengunjungimu. Seperti biasa yang kami lakukan, langsung membersihkan kuburanmu sambil tenggelam dalam pikiran masing-masing. Tak butuh waktu lama kami berdua larut dalam tangisan masing-masing. Saya tak tahu apa yang dipikirkan ibu. Saya hanya tak bisa melihatnya menangis dengan pilu

Morning with flowers

Shabahul khair... Pagi 212 2018 Piknik sederhana Menikmati bunga sederhana Dengan cara sederhana Dan hati yang sederhana Hanya bersyukur Bahwa nikmat Allah masih mengitari وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبَِكَ فَحَدِّثْ “Dan adapun tentang nikmat Rabbmu maka ceritakanlah.” (Adh-Dhuha: 11)