Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Nikmat Takkan Tertukar

Rabb, Benar... Segalanya selalu akan berputar mengitari hidup. Jika kemarin keluhan menjamah hari, kali ini bisa jadi senyuman menyinari. Ada banyak hal yang akan terjadi dalam hidup. Tidak hanya tentang kesukaan, tetapi juga tentang ketidaksukaan. Selagi bernyawa, suka atau tidak pasti akan datang silih berganti. Itulah hidup dan itulah proses. Tak bisa hidup hanya tentang senang. Tak bisa hari hanya tentang impian. Susah dan kenyataan akan datang tepat pada masanya. Tak pernah ada hidup hanya berisi mereka yang menyukai kita. Bisa jadi akan lebih sering bertemu dengan mereka yang tak menganggap kita. Atau mereka yang tak menghargai kita. Atau mereka yang tak menyukai kita. Sebaik apapun, akan selalu ada bab bernama ketidaksukaan. Dan seburuk apapun, akan selalu ada sheet menyenangkan pada kamus orang lain. Biarkan orang menilai dengan mata, hati, dan perasaannya. Biarkan hidup berjalan apa adanya. Terbentur, jatuh, tertimpa, jadikan sebagai batu loncatan tuk bangkit

Surat untuk Ayah

Bapak.... Aku rindu. entah beberapa hari ini selalu saja berteman derai. entah ketika berada di rumah kala menyadari sosokmu telah tak ada namun kerja tanganmu masih terasa. Ataupun kala segala yang kuhadapi rasanya makin berat. Aku tak pandai bercerita ayah. Kadang lidah ini kelu saat ingin bercerita pada ibu. Atau ketika ingin bercerita dengan kakak. Aku masih sama seperti biasanya, nampak tegar dan sok tegar, tetapi diam-diam di balik dinding dan sepinya malam, derai selalu saja menemani. Aku masih selalu ingin tampak sempurna dan mandiri. Ingin menyibukkan diri agar hari berlalu terus dan terus tanpa kusadari. Tapi, siapa yang tahu kalau sebenarnya diri ini sangatlah rapuh? Masalah demi masalah. Kejadian demi kejadian. emosi demi emosi silih berganti. Tawa, sedih, bahagia, merana, tersenyum, marah, harap, kesal, yakin, hancur, bercanda, dicerca, bersama, tak dianggap, diterima, dipermalukan. Semua telah mewarnai hari demi hari. Kadang begitu pongah berkata bisa melalui semua

Sebuah Surat dari Ibu dan Ayah

Anakku…  Ketika aku menjadi tua, aku berharap kau mengerti dan bersabar padaku. Jika aku memecahkan piring atau menumpahkan sup di meja karena penglihatanku berkurang, aku berharap kau tidak memarahiku. Orang tua itu sensitive, selalu merasa bersalah ketika nada suaramu meninggi  Ketika pendengaranku memburuk dan aku tidak mendengar apa yang kamu katakana, aku berharap kau tidak memanggilku “Tuli”. Tolong ulangi apa yang kau katakan. Atau tolong tuliskan saja.  Maafkan aku anakku…  Aku semakin tua. Ketika lututku menjadi semakin lemah, aku berharap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku bangun. Seperti bagaimana aku membantumu bangun saat masih kecil. Belajar cara berjalan. Aku berharap kamu mau bersabar denganku.  Ketika aku mengulang-ulang kalimatku sendiri seperti kaset rusak. Aku berharap kamu tetap mau mendengarkanku. Tolong jangan mengejekku atau bosan mendengarkanku. Apakah kamu mengingat ketika kamu masih kecil? Dan kamu menginginkan sebuah balon?. Kamu terus

To be a Leader

Ada banyak orang yang berbondong-bondong mencapai puncak jabatan. Alasannya beraneka ragam mulai dari alasan idealis sampai alasan pragmatis. Itu hak setiap orang sih, mendapatkan jabatan tertentu. Hanya saja yang perlu diingat bahwa, adanya jabatan atau kekuasaan itu mestinya tidak menjadikan diri pongah melihat orang lain dari tempatnya. Seolah tempat orang lain adalah rendah dan pemberiannya ke orang lain seolah karena dirinya. Hey... Jabatanmu hanyalah wazilah bagimu menuntaskan kepemimpinan. Pemberian kepada orang lain esensinya bukanlah pemberianmu. Allah menakdirkan melaluimu orang lain mendapatkan manfaat. Jika kepemimpinan yang kau dapatkan di benakmu hanya tentang "posisi dan posisi", tentang "wah dan wah", atau tentang "tawwa dan tawwa". Mungkin karena itulah ketamakan merajai hatimu dan kepongahan meracuni nuranimu. Dunia ini akan selalu berputar. Segala hal ada awal dan akhir. Kepemimpinan dimulai dari kacung menjadi bos dan berakhir dimi

Trust What You Feel

Belajarlah pada mereka Yang terus saja melangkah dengan keyakinannya Bahwa Allah memberi jalan yang tepat sesuai kadar-Nya Bahwa hidup ini terkadang perlu untuk benar-benar tuli Pada setiap premis-premis yang berserakan  Karena selagi nafas masih menderu Berbuatlah yang terbaik Nafikan umpatan Biarkan cibiran Tepis keluhan Kita tak pernah tahu bagian mana dalam hidup kita yang benar-benar diterima sebagai sebuah amalan. . "Trust what you feel. Not what you hear" (Yaya Afifah)

Sky Castle

Ada yang sudah menonton drama Korea Sky Castle?. Gimana? Komentarnya apa?. Kalau menurutku, drama ini cukup mewakili beberapa fenomena sosial yang terjadi di Korea (meski saya belum pernah kesana, tetapi katanya sih emang gitu), dan boleh jadi juga terjadi di sekitar kita. Drama ini menarik. Mengusung tema keluarga dan pendidikan. Bagi yang suka drama tentang kehidupan yang tidak menawarkan romantika saja, ini pilihan yang tepat. Isinya, all about family Kisahnya bercerita tentang beberapa keluarga "elit" yang saling bersaing menjadi terbaik dan terhebat diantara semuanya. Salah satu hal terhebat yang dimiliki oleh orang tua selain rumah yang mewah dan keluarga terhormat adalah "anak yang sukses masuk sekolah kedokteran terkenal" yang nantinya akan menjadi seorang dokter. Hmmm... ternyata bukan cuma di Indo ya, profesi dokter itu menjadi profesi yang menggiurkan. Secara umum, cerita ini memperlihatkan sekumpulan keluarga yang tergabung dalam komunitas "Sky