Langsung ke konten utama

Nobar film 9 putri sejati


Yang datang bukan hanya kalangan remaja, tetapi dari anak2, remaja, dewasa, sampai emak2, dan nenek2 juga ada yang datang😊.

Film ini tidak sekedar berkisah tentang sejarah. Tidak hanya bisa jadi hikmah bagi ormas Muhammadiyah. Tetapi berlaku untuk semua. Mengisahkan perjuangan 9 orang perempuan yang berjuang mendapatkan ilmu, melawan kebodohan, melawan kebiasaan, bermanfaat tuk sesamanya, dan berjuang tuk kemajuan kaumnya, bangsanya, dan juga agamanya.

Film ini sama sekali bukan mengajarkan tentang emansipasi wanita. Tetapi bagaimana wanita bisa mengambil peran dalam kehidupannya, membersamai laki-laki dalam dakwahnya.

Dari film ini, kita bisa kilas balik sejarah. Bagaimana dulu perempuan tak memiliki akses mendapatkan ilmu. Peran keummatan sama sekali tak bisa dijalankan oleh kaum perempuan. Dan 9 tokoh dalam film ini, merupakan wanita terhebat di zamannya, mulai bergerak dan berbuat tuk sesamanya

Mungkin, saat nonton film ini, tiap kita punya part kesukaan tersendiri. Mungkin juga part yang bikin baper. Ada part ketika dituduh sesat karena sekolah. Ada part yang harus rela kabur dari rumah lewat jendela karena ingin ikut pengajian. Ada part harus ngasih ceramah depan orang banyak tapi yang mau disampaikan hilang. Saat Badilah pidato bahasa Belanda. Prosesi penunjukan ketua 'aisyiyah, dimana benar-benar profesional, mengapa bukan Siti Busyro atau Siti Aisyah saja yg jadi ketua, kan anaknya KH. Ahmad Dahlan. Ada juga part menyentil loyalitas, saat Badilah marah ketika organisasi dan amanah dikesampingkan. Dan mungkin yang banyak diminati oleh kaum remaja adalah part Munjiyah dan Baadiyah. Adik-kakak yang saling merelakan dan mengikhlaskan. Tapi yang bikin baper itu, pesan Munjiyah agar meskipun setelah menikah nanti, adiknya harus tetap aktif di Muhammadiyah dan 'Aisyiyah

Lalu, teman-teman masuk tim mana? Baariyah? Munjiyah? Badilah? Hanniyah? Aisyah? Wasilah? Busyro? Atw tim Nyai Walidah?. Kalau saya, ada di tim Badilah 😊

#nobar #13juli2019 #9putrisejati #pusdimmakassar #lina1sulsel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap