Suatu saat, ada masanya kamu bersebalahan paham dengan orang tua. Disitulah kamu akhirnya diuji apakah bisa tetap berperilaku baik terhadapnya atau tidak. Apakah kamu memilih sabar menerima perbedaan, sabar menjelaskan, atau justru kamu malah memilih mengikuti ego. Kamu fikir dengan segala pencapaian yang kamu punya kamulah yang benar. Kamu pikir bahwa tak mengapa jika kamu fight pada mereka.
Berbicara mengenai kasih sayang, sampai saat ini dipercaya bahwa cinta di dunia yang selalu ada adalah cinta orang tua. Selalu dikisahkan bagaimana orang tua yang dengan rela banting tulang untuk makan anak-anaknya. Atau rela berkata "kenyang" demi memberi makan kepada anaknya. Orang tua rela memakai baju yang itu-itu saja untuk membelikan sebuah baju baru kepada anaknya. Orang tua rela memberikan uang berapapun semampunya demi kesuksesan anak-anaknya. Meskipun setelah itu, saat anak-anaknya sukses tak pernah mereka meminta balasan dari semua apa yang diberi. Dengan melihat anaknya sukses, semua sudah cukup. Tanpa ucapan terima kasih dari anak-anaknya, mereka akan terus tersenyum. Bahkan sampai diusia atau di saat kamu telah berkecukupan, mereka masih saja peduli keadaanmu, makananmu, dan bahagiamu.
Apakah sebagai anak kita membalas semua kebaikan mereka? Mereka tak pernah meminta untuk dibalas dengan materi. Mereka hanya berharap, teruslah baik kepada mereka. Tak memberi apapun kepadanya, tak mengapa. Tetapi tetaplah menjadi anaknya, tetaplah menyapanya, tetaplah mengingatnya, tetaplah bercerita padanya, tetaplah jadi anak baginya. Kesibukan sering kali menjadi dinding pemisah antara anak dan orang tua. Hingga anak seringkali lupa menyapa orang tua mereka. Entah sibuk dengan pekerjaan, atau sibuk dengan keluarga barunya. Dengan kesibukan itu seorang anak membuat justifikasi bahwa dia layak tidak "peduli" kepada orang tuanya karena pekerjaannya dan keluarga yang harus dia pikirkan.
Padahal, sesibuk apapun dirimu tetaplah ingat orang tuamu. Mereka tiap hari merindukanmu. Menunggumu datang menyapanya. Bukan menanti materi pemberianmu, tapi menanti kehadiranmu. Bahkan saat kamu berbeda pendapat atau ada yang tidak sejalan dengan mereka, tetaplah temui mereka. Mereka takkan mendendam apa yang beda. Anaklah yang selalu membesar-besarkan masalah. Tepis egomu. Ego mencari ketenaran lebih. Ego membahagiakan keluarga kecilmu. Ego merasa benar. Ego menjajaki puncak bahagia. Sedang kamu lupa sekedar tetap menjadi anak. Kasih sayang yang kamu terima, sudah saatnya kamu balas, meski tak pernah diminta membalas.
Kasih sayang orang tua memang tiada Tara. Kadang ego kitalah yang menutupi cinta mereka
Palopo, 16 Ramadhan 1442 H