Langsung ke konten utama

Pelangi (1)


Dialah perpaduan beberapa warna menghiasi langit yang acapkali hadir setelah hujan . menjadi pemandangan yang disukai dan mengundang decak kagum. Siapa pun takjum melihat gugusan warna pelangi. Setelah diterpa hujan yang deras, bahkan angin yang kecang, suguhan selanjutnya adalah maha karya sang pencipta bernama pelangi. Selanjutnya istilah pelangi menjadi term untuk mendeskripsikan sesuatu yang indah, atau sesuatu yang indah setelah melewati perjalanan yang tidak mulus. Lalu haruskah kita menjadi pelangi?

Menjadi pelangi berarti menjadi terbaik, tercantik, terindah. Menjadi pelangi bagi orang lain berarti berusaha menjadikan diri menjadi sebaik-baiknya dalam pandangan orang tersebut. Entah dia adalah orang tua, teman, sahabat, pasangan, keluarga, ataupun bagi negara dan agama. Karena saking inginnya tampil baik, beribu cara rela dilakukan agar tampil sempurna dan sesuai dengan ekspektasi. Bahkan memaksa-maksa diri, menguat-nguatkan diri. Jika berusaha seperti itu pada orang yang tepat, tak apa. memang kita harus menjadi terbaik pada orang yang baik pula. Yang bisa melihat kebaikan yang ada pada diri kita. Bisa melihat sisi baik. Bisa menghargai usaha. Bisa melihat sisi unik diri kita. Tetapi, jangan pernah "menjadi pelangi bagi orang yang buta warna". Buta warna bukan dalam makna denotasi sebagai orang yang hanya bisa melihat dalam 2 sisi warna ; hitam dan putih". Atau tidak tepat dalam mendefenisikan warna yang dilihatnya. tetapi buta warna yang dimaksud adalah dia yang tak pernah bisa melihat semua yang telah susah payah kita lakukan; usaha, proses, sakit, bertahan, kesenangan, kebaikan, kerendahan, kelebihan, dna keunikan yang dimiliki. Apapun yang dilakukan, dia tak pernah tahu nilai dari semua yang dilakukan. Tak pernah bisa merasakan warna kebaikan. Tak pernah bisa berterima kasih atas apa yang telah diberi. Jadi sekeras apapun usaha kita, semua tampak sama saja. lebih ngenesnya adalah tidak dianggap. Maka pilihlah akan menjadi pelangi buat apa dan siapa. Jangan sampai hanya sia-sia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap