Langsung ke konten utama

Pray For Nanggala 402


Tiap hari pada dasarnya diri selalu diintip oleh maut. kemana pun pergi, sebagai apapun, dan sedang apapun. Dunia bukanlah tempat abadi. disini manusia hanya bermukim sementara mencari bekal menuju kampung abadi bernama akhirat. Dunia bukan tempat tak berkesudahan, tetapi justru bagaimanapun di dunia, semua pasti akan berkesudahan. Baik saat kamu dalam keadaan sangat senang ataupun dalam keadaan sangat sedih. Bekal dunia bukan hanya bisa dikumpulkan oleh mereka yang diliputi materi atau jabatan, pekerjaan atau status yang tinggi. Bekal bisa dikumpulkan oleh siapa saja dengan jalur hidup masing-masing. Termasuk pekerjaan.

Bekerja dimanapun punya konsekuensi. Jika musibah banyak terjadi membuat kita takut, kemana kita akan lari?. Pesawat jatuh membuat takut naik pesawat. Banjir membuat takut tinggal di dekat sungai atau daerah tertentu. Gunung merapi menjadi takut tinggal di daerah yang ada gunung merapinya. Gempa membuat takut tinggal di tempat yang dilalui garis gugusan gunung aktif. Tabrakan mobil atau motor membuat takut berkendara. Pandemi, membuat takut menjadi tim medis. Kapal selam yang hilang membuat takut menjadi anggota TNI AL. Lalu kita akan menjadi apa? mau kemana? dimanakah di dunia ii yang aman dari pandangan Allah. Dimanakah tempat di dunia ini yang aman dari pencarian malaikat maut? sebagai apakah di dunia ini yang akan aman dari kematian? Karena tidak ada, maka bukan menjadi takut solusinya, tetapi mempersiapkan diri adalah jalan terbaik

Sudah siapkah kita menjemput maut yang tiap saat mengintip segala aktivitas kita?. Jika sudah saatnya, sedang apapun, dimanapun, dalam keadaan apapun kita akan dijemput. Tanpa menunggu kesiapan atau komando dari kita. Jiwa yang sehat wal'afiat hari ini, bukan jaminan tak akan mungkin dijemput. Posisi jabatan dan pekerjaan sedang di puncak, tak akan meruntuhkan niat malaikat maut untuk menjemput. Bekerja sebagai apapun, bisa jadi hari ini adalah hari terakhir kita menunikan tugas, melihat sanak keluarga. Selebihnya hanya jasa, kenangan, dan perbuatan kita yang dikenang. Tidak ada yang mustahil, jika Allah telah berkata "Malaikat maut, silahkan cabut nyawa fulan/fulanah sekarang"

Belajar dari peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya beberapa waktu yang lalu, dan kini peristiwa hilangnya kapal selam Nanggala 402, mereka tiap hari berjibaku dengan tugas mereka. Tak ada diantara mereka yang bisa menebak apakah hari terakhir sebelum peristiwa itu adalah limit waktu melihat dunia dan bercengkrama dengan keluarga. Mereka hanya terus saja beraktivitas, karena malaikat sama sekali tidak mengabarkan tuk bersiap-siap. Senyum itulah menjadi senyum terakhir mereka. Sapaan hari itulah menjadi sapaan paling manis mereka. Apakah kita akan berhenti beraktivitas? tentu tidak. Karena tanpa beraktivitas pun maut pasti menjemput. Tetaplah bekerja sebagai apapun. Entah di darat, laut ataupun udara. Semua adalah ruang-Nya. Tetaplah bekerja dengan tawakkal sepenuhnya, bahwa Dia-lah pemegang hidup dan mati kita, kepada-Nya-lah kita berpasrah diri atas apapun yang terjadi pada diri kita. Mari memperbanyak bekal, mari terus menebar manfaat. mari terus berprasangka baik. Mari terus menjadi baik. Agar kelak saat kita dipanggil kapan, bagaimana, dan dimana pun kita telah dalam keadaan siap (punya bekal), dan kita dalam keadaan husnul khatimah.

Terus berdo'a yang terbaik untuk 53 awak kapal KRI Nanggala 402 yang masih dalam tahap pencarian dan penyelamatan. Semoga masih ada keajaiban. Karena apapun sangat mudah bagi Allah untuk membuatnya mungkin. Terus berdo'a dan berharap. Apapun terjadi, semoga kita semua dan terkhusus keluarga bisa bersabar dan tawakkal. #prayfornanggala402 

Komentar

  1. Sedih setiap kali liat story tentang Naggala... Mereka orang2 terbaik ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, tak terbayangkan jadi mereka atau jadi keluarga mereka. Namun masih ada saja yang demi pansos, tanpa mikir buat komentar yg menyakiti hati. Termasuk itu tuh yang katanya tidak sadar koemntar negatif, karena capek seharian di ladang kerja. hufft, alasan kok tidak masuk akal banget. saya yang rasanya geram. Bahasanya lagi ya Allah... kek tidak punya sosok perempuan saja di sampingnya. Mana sudah punya istri tapi menyebut istri orang lain dgn tidak senonoh. asli kesalll lihat mukanya.......

      Hapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap