Langsung ke konten utama

Ada yang tahu aku akan kemana?


Kemarin kalimat itu banyak berseliweran dimana-mana. Karena memang saya bukan orang yang tahu tentang berita artis, jadi tidak ngeh semua story dan status orang. Ternyata..... Innalillahi wa inna ilaihi rajiuuun. 
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ

Sebuah kejadian yang kemudian mengetuk banyak hati bahwa kita sama sekali tidak pernah bisa menjamin hidup kita jam, menit, bahkan detik berikutnya. Bisa jadi kita terlihat bahagia dan tertawa di satu jam, menit, atau detik sebelumnya, namun setelahnya hanya Allah yang tahu. Amat mudah bagi Allah memulangkan kita. Dan kita sebagai manusia tidak pernah tahu kapan tepatnya waktu itu, apa asbabnya dan dimana tempatnya. Seberapa yakinpun kita akan melakukan sesuatu, semua belumlah kepastian. Bahkan saat ngantuk, pastikah kita akan sampai di tempat tidur yang ada di depan mata? belum tentu. karena masa depan itu hal yang ghaib walaupun itu hanya berjarak beberapa meter atau beberapa menit.

Maka, yang paling dekat dengan diri kita bukanlah hal lain tetapi kematian. Ia akan datang di waktu, tempat, dan alasan apapun. Tak pernah menunggu kita sudah siap atau tidak. Apakah telah mapan atau masih menguras keringat. Sudah tua atau masih muda. Telah banyak amal atau sering menunda amal. Sudah baik atau masih lalai. Opsi itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap waktu kematian yang sering mengintai untuk menjemput. Bukankah memang setiap harinya malaikat bertanya kepada Allah apakah hari ini sudah waktunya bagi kita dipanggil pulang atau belum?. tetapi bukan itu yang harus kita risaukan. Yang harus dirisaukan adalah apakah kita telah siap dipanggil kapan pun?. Sudahkah mengumpul banyak amal? sudahkah menjadi lebih baik?

Kematian selalu sukses menjadi nasehat ampuh bahwa seindah apapun hidup yang dijalani di dunia; Kesuksesan, harta, jabatan, pangkat, status sosial, ada waktunya semua itu berakhir.

"Jadi kaya, jadi sukses, jadi terkenal, jadi bahagia, jadi sempurna. Jadi nggak penting rasanya setelah dengar kabar tentang kematian. Jadi orang baik rasanya cukup", kata seseorang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap