Langsung ke konten utama

Teman yang baik

"Teman yang baik adalah umpama hujan
yang menyejukkan, mentari yang
menghangatkan dan cahaya yang menutupi
kegelapan."

Dari pandangan mata, kita berpaut
penglihatan. Dari pandangan hati, kita
saling kasih mengasihi. Bukan hanya
cinta dan bukan sekadar sayang, kita
semua bersama atas dasar keikhlasan dan
kejujuran yang hadir dalam diri kita.

Mungkinkah setiap insan yang bersama
kita itu ikhlas dan jujur pada
persahabatan? Bukan mudah untuk mencari
teman yang baik. Kadang-kala ia sudah
berada dihadapan mata tatkala persepsi
kita sahaja membiarkan ianya berlalu
sahaja tanpa disedari. Kadang-kala jua,
teman yang baik berasal daripada
seorang insan yang pernah mengkhianati
kita, tetapi cahaya hidayah dan
keinsafan membuatkan dirinya kembali ke
landasan yang betul kerana dia tersedar
daripada khayalan diri yang diselubungi
syaitan dan nafsu.


Keikhlasan dan kejujuran tidak boleh
diukur. Kerana ia tersimpan didalam
hati. Yang sukar dijangka dan diketahui
oleh oranglain. Apatah lagi kepercayaan
tulus, yang juga bukan mudah untuk
dilihat melalui pandangan mata. Semua
hanya mampu dinilai oleh pandangan hati
yang telus. Niatkan diri kita sebelum
berteman kerana ia adalah permulaan
kepada ukhwah yang sejati. Berdoalah
kepada Allah agar dipertemukan sebuah
persahabatan yang akan memanfaatkan
diri. Yang akan meninggalkan memori
silam yang bakal menghasilkan
kebahagiaan yang kekal.

Jangan terlalu memilih, kerana mungkin
disebalik pasir itu ada mutiara. Jangan
pula terlalu membuka hati kita,
menerima semua untuk menemani kita.
Masakan disebalik madu itu ada racun.
Hati yang telus, bila termakan racun
tatkala menaruh madu, kelak hati itu
akan tertutup untuk menerima oranglain.
Itulah kekecewaan. Yang melukakan dan
sukar dirawat. Hargailah setiap insan
yang menerima diri kita walau apa jua
keadaan.

Belajarlah untuk menerima teman yang
memperbaiki kita dan belajarlah juga
bagaimana untuk menutupi kelemahan
teman kita. Jadikan persahabatan itu
medan perjuangan diri menuju ke jalan
Allah. Berkata-kata baik dan berbudi
bahasa sesama teman. Kelak nanti ia
akan menguntungkan kita. Jika ada
kesalahan, maafkanlah. Jika ada
kelemahan, perbaikilah. Dan jika ada
kebaikan padanya, contohi ia. Marilah
bersama-sama meniti jambatan kejayaan.

Terimalah kehadirannya dengan hati yang
terbuka. Pandangan mata dan impresi
awal sering menilai orang lain sebelum
menerima mereka. Oleh itu,
berwaspadalah dan berdoalah kepada-Nya
agar ikatan yang terbina itu akan
kekal. Hanya Allah yang tahu
pengakhirannya dan hanya Dialah yang
tahu siapa yang layak bersama kita.
Biarlah kita berteman ramai kerana
dalam ramai-ramai itu mungkin ada yang
baik untuk kita...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap