Langsung ke konten utama

islam dan globalisasi

Peradaban dan modernisasi diselimuti kekosongan jiwa, kekerasan menjadi keterampilan sedang lagu kita adalah kebohongan dan penindasan, sehingga kemesraan dan kebahagiaan hidup menjadi benda mahal yang sulit didapatkan.begitu sulitkah........?
Apakah kita harus hidup didunia yang gelap gulita kita hanya bisa meraba tanpa mampu melihat realita, tidak merasakan sentuhan kasih sayang, tidak melihat tatapan penuh persahabatan dan bahkan tidak menemukan denyut nurani.


Padahal, akhlak adalah nilai-nilai pemikiran yang yang telah menjadi sikap mental yang mengakar dalam jiwa, kemudian tampak dalam tindakan-tindakan dan perilaku yang bersifat tetap natural dan refleks. Kelangsungan hidup dari generasi ke generasi merupakan sebuah mata. rantai yang akan silih berganti dalam mengarungi kehidupan. Akhlak dalam skala individu tidaklah dapat dibendung ke ikut sertaannya dalam mempengaruhi majunya sebuah umat. Maka pembentukkan akhlak masing-masing individu merupakan kebutuhan yang sangat mendesak.Jika dilihat dari sudut pandang agama dan peradaban manapun, tekanan terhadap pendidikan akhlak adalah titik paling penting dalam rangka menjaga kestabilitasan hidup sesama manusia dan penduduk bumi. Akhlakadalah merupakan bagian dari identitas sebuah umat . Sudah barang tentu masing-masing mempunyai parameter serta standar khusus dalam menerapkan sistem akhlak dalam kehidupan.Dalam sebuah syair dikatakan :
Sesungguhnya yang tersisa dari sebuah umat adalah Akhlaknya


Apabila hilang akhlaknya maka umat itu telah hilang,Maka yang tersisa dari sebuah umat serta peradaban dan sejarah adalahakhlaknya. Apabila nilai-nilai akhlak tersebut hilang, maka akanhilang nilai-nilai keindahan dan kemuliaan di tubuh umat. Tidakterlihat diantara individu sebuah keharmonisan dan keindahan dalam hidup, yang ada hanya saling sikut, baku hantam, menelan yang kecil serta menjadi penguasa kala power itu lebih dari pada yang lainnya.
Dalam Islam sangatlah mendapatkan perhatian yang sungguh besar dalam masalah akhlak ini. Sebagaimana sabda nabi "Sempurnanya iman seorang mukmin adalah mempunyai akhlak yang bagus". Dalam riwayat yang lain dikatakan "Sesungguhnya yang dicintai olehku (nabi Muhammad) adalah mereka yang mempunyai akhlak yang bagus".


Sebagaimana Islam menganjurkan kepada umatnya untuk selalu menghiasi dengan akhlak yang baik. Bukan menganjurkan kepada perbuatan yang nista dan berakhlak bejat. Sungguh bukan merupakan keasingan bagi umatnya tatkala anjuran ini di junjung tinggi, tapi sayangnya masih banyak dari umatnya mengabaikannya, lagi mendustainya.


Bila melihat dari pada tujuan atau target pendidikan akhlak dari globalisasi adalah menyiapkan individu-individu untuk hidup dan berinteraksi dengan lainnya dan menikmati kehidupan di dunia saja.Adapun tujuan pendidikan akhlak dari Islam adalah lebih jauh dari itu yaitu merealisasikan individu-individu untuk hidup danberinteraksi dengan lainnya secara terhormat, sekaligusmerealisasikan keridhoan Allah untuk menggapai di akhirat dengantenang memasuki surganya.


Tidak diragukan lagi bahwa akhlak mempunyai pendukung dan penopang sebagai barometer penilaian baik dan buruk. Sudah barang tentu penopang tersebut terangkum dalam kaidah-kaidah dan ketetapan untuk mengartikan makna baik dan buruk. Sebagaimana juga dalam membatasi atas ganjaran bagi yang melakukan kebaikan dan keburukan.


Dalam Islam tidak diragukan lagi, bahwa kaidah serta batasan dalam mengerjakan baik dan buruk telah tertera dalam nash-nash syariah (quran dan hadits). Sementara di luar Islam mereka meletakkan sistem penilaian baik dan buruk berdasarkan kepada kaidah (qowaid), sistem, kebiasan-kebiasaan di sekeliling mereka yang mana kemungkinan terdapat sebuah keniscayaan antara benar dan salah. Karena dilihat keterbatasan manusia.


Di dalam kaidah akhlak ada istilah dawafi (dorongan) dan mawani (larangan). Dawafi merupakan sebuah daya dorong bagi setiap individu untuk melaksanakan ahklak dengan baik dan benar. Islam telah menekankan hal ini dalam pendidikannya dengan jelas dan gamblang, sebagaimana meminta keridhoan Allah dalam rangka menggapai surganya. Ketika nabi ditanya tentang banyaknya manusia yang masuk surga, maka nabi menjawab "Taqwa kepada Allah dan akhlak yang bagus". Mawani adalah perkara yang membuat setiap individu terlarang untuk melakukan akhlak yang buruk

Penopang berikut dari pendidikan akhlak adalah adanya contoh teladan yang ideal. Contoh tersebut sudah ada dalam Islam sebagaimana dilakukan oleh nabi Muhammad. Walaupun tidak hidup orangnya, tapi gambaran jelas tentang akhlak telah tercatat dalam quran dan hadist.Umat yang tidak mempercayai kenabian Muhammad maka mereka tidak memiliki keteladan mendunia didalam sektor ini.


Penopang selanjutnya adalah cocok dengan fitrah manusia. Globalisasi tidak dapat mewakili akan hal ini. Terlihat di dunia sekarang banyak akhlak-akhlak terjadi penyalah gunaan sehingga tidak sesuai dengan fitrah manusia. Akan tetapi tarbiyah (pendidikan) akhlak yang dibangun oleh Islam selamanya tidak akan bertentangan dengan fitrah manusia.Jadi tarbiyah akhlak Islam merupakan pendidikan yang memeliki syarat-syarat penopang yang mendunia dan tujuan yang mulia. Sudah semestinyaIslam memimpin dunia, tapi kapan?
Sehingga sebagai pejuang dakwah,kita harus mempunyai visi dalam menjunjung nilai akhlak Islami dalam realita kehidupan. Bukan mereka malah mengajak kepada perkataan tapi dalam pelaksanaan adalah nihil belaka. Muslim bukan "No Action Talking Only" (NATO) tapi "Ibda' bi nafsika wad'u ghoirok" (Mulai dari diri sendiri dan ajak yang lain).

Nuun walqalami wamaa yasthurun


Akhlak ialah bunga diri. Indah dilihat oleh mata, senang dirasa oleh hati semua orang jatuh hati…….



Akhlak ialah bunga diri. Indah dilihat oleh mata, senang dirasa oleh hati semua orang jatuh hati…….

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Elhabashy

Tahu kan ya dia siapa Maryam, Hamzah, dan Mundzir Elhabashy?. Ada yang nggak kenal?. Wah harus kenalan sama dia. Sebenarnya bukan lebay atau gimana gitu. Cuma bener terkagum-kagum mengikuti perkembangan keluarga ini. Seperti pada tulisan sebelumnya bagaimana sosok Hamzah membuat saya terharu dan terkagum-kagum sampai saya kepo mau tahu nih anak dari mana, dan bagaimana bisa menjadi hafidz di negeri minoritas muslim dan juga terkenal dengan negeri yang anti islam. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi muslim di negeri minoritas apalagi dengan suguhan kebebasan. Bagaimana tumbuh sosok remaja yang didik menjadi generasi Qur'ani. Keterkaguman saya semakin bertambah setelah tahu kakaknya ternyata juga seorang hafidzah (Maryam Elhabashy) dan adiknya (Munthir Elhabshy) pun bercita-cita sama dengan kakak-kakaknya. Aih... betapa bangganya orang tua mereka. Keterkaguman saya semakin lengkap dengan melihat bagaimana ayah mereka begitu perhatian dan telaten selalu ada untuk anak-anaknya. Aya

Hamzah Elhabashy

Who is He?. Mungkin masih banyak yang belum mengenalnya, bahkan mengetahui namanya. karena pada dasarnya memang dia bukanlah seorang aktor atau semacamnya yang membuat dia terkenal. Namun, sejak kemunculannya di depan khalayak pada kompetisi Dubai International Holy Quran Award (DIHQA) 2015, akhirnya sosoknya menyita banyak perhatian. betapa tidak, sosoknya memang akan mudah menarik perhatian, gaya yang mungkin tidak seperti ala seorang hafidz, rambut panjang, lebih pakai setelan jas padahal yang lain kebanyakan pakai jubah plus kopiah atau sorban, wajah imut, manis, dan cakep (hayo, siapa yang nolak kalau dia cakep? hehehehe....). Apalagi..? Karena dia berasal dari negara USA, Amerika Serikat. Bukankah Amerika serikat sudah lazim dianggap sebagai negara yang selalu anti islam, sepakat menyebut islam sebagai teroris, dan negara yang selalu saja rasis dengan islam. Disana, islam adalah agama minoritas, agama yang hanya dianut oleh segelintir orang saja. Dengan kebudayaan yang ala bar

Adab Bertamu

Momen lebaran adalah adalah waktu yang sudah menjadi tradisi untuk dijadikan ajang silaturrahim baik ke keluarga, kerbat, teman, ataupun kenalan. Bukan hanya sekedar datang bertamu, tetapi motivasi dasarnya adalah melekatkan kembali silaturrahim yang mungkin sebelumnya lama tidak terhubung, renggang, ataupun retak. Atau singkatnya disebut sebagai ajang maaf memaafkan. Meski sebenarnya meminta maaf dan memaafkan tidak harus menunggu lebaran. Acapkali berbuat salah selayaknya harus meminta maaf.  Dengan adanya moment silaturrahim tersebut, lalulintas pengunjung dari dan ke rumah seseorang akan meningkat. Maka tiap keluarga mesti bersiap menerima tamu yang tidak seperti biasanya. Hanya saja, masih ada tamu yang datang tidak menunjukkan etika yang baik saat bertamu. Bukannya membuat simpatik nyatanya membuat toxic. Kayaknya kita masih perlu belajar adab bertamu. Berikut beberapa hal yang perlu dihindari saat bertamu ataupun bersilaturrahim: 1. Tim penanya. Selalu bertanya status. "Kap